DO'A-DO'A IFTITAH
Rasulullooh s.a.w. memulai bacaan sesudah takbir
dengan do'a-do'a yang BERANEKA RAGAM yang didalamnya mengandung
puja-puji kepada Allah SWT. Beliau s.a.w. bersabda:
Tidaklah sempurna sholat seseorang di antara manusia,
sehingga ia bertakbir, memuji Allah dan memujaNya serta membaca
apa yang mudah baginya dari ayat-ayat Al-Qur'an....
(Abu Dawud dan Al-Hakim dan disahihkan oleh Adz-Dzahabi).
Diantara macam-macam do'a iftitah yang dibaca
Rasulullooh s.a.w. adalah :
(Lafal arabic ditulis berdasarkan CARA MEMBACA/BUNYI BACAAN
mengikuti aturan /Tajwid dalam METODA IQRO-Indonesia:
MOHON DIKOREKSI KESALAHAN-KESALAHANNYA)
tanda ini menunjukkan bahwa [...] dibaca dalam riwayat yang lain.
10. .........
Wajjahtu waj-hiya lillaa-dzii fathoros-samaawaati
wal-ardho haniifam-muslimaw- wamaa ana minal-musy-rikiin.
Innash-sholaatii wanusukii wamah-yaaya wamamaatii lillaahi robbil'aalamiin.
Laa syarikalahuu wabi-dzaalika umirtu wa ana awwalul-muslimiin.
[minal-muslimiin*].
Alloohumma ang-tal-maliku laa ilaaha illaa ang-ta,
sub-haanaka wabihamdika ang-ta robbii, wa ana 'abduka zholamtu nafsi,
wa'taroftu bi-dzam-bii fagh-firlii dzam-bii jamii'an innaahuu
laa yagh-firudz-dzuunuba illaa ang-ta, wah-dinii li-ahsanil-akh-laaqi
laa yahdii li-ahsanihaa illaa ang-ta, wash-rif'annii say-yi-ahaa
laa yash-rifuu 'annii say-yi-ahaa illaa ang-ta labbaika wasa'daika,
wal-khoiru kulluhu fii yadaika, wal-basyaru laisa ilaika,
wal mah-diyyu man hadaita, ana bika wa ilaika, laa mang-jaa
walaa mal-ja-aming-ka illaa ilaika tabaarok-ta wata'aalaita
astagh-firuka wa-atuubu ilaik.
Wakaana yaquulu fil-fardhi wannafl.
*) hadiest no.285 Bulughul Marom.
(Kuhadapkan wajahku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi,
dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan tidaklah aku termasuk
orang-orang yang msyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku,
hidupku dan matiku, kuserahkan kepada Allah Robb semesta alam.
Tidak ada sekutu bagiNya, demikianlah yang diperintahkan kepadaku.
Dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri
[dari orang-orang yang berserah diri].
Ya Allah Engkau adalah Raja. Tidak ada Robb selain Engkau,
Maha Suci Suci Engkau dan aku
memujiMu. Engkau Robbku dan Aku hambaMu, aku telah menganiaya diriku
sendiri dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah seluruh dosaku,
karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain daripada Engkau.
Tunjukkanlah aku kepada akhlak yang terbaik, karena
tidak ada yang menunjukkan kepadanya selain daripada Engkau, dan jauhkanlah
aku dari yang buruknya, karena tidak ada yang menjauhkannya
daripadaku selain daripada Engkau. Kusambut panggilan Engkau
dan kuikuti perintahMu. Seluruh kebaikan itu ada padaMu dan
kejahatan itu tidak berasal dariMu, dan orang yang mendapatkan
hidayah adalah orang yang Engkau beri hidayah. Aku denganMu dan kepadaMu.
Tidak ada keselamatan dan perlindungan dariMu, kecuali kepadaMu.
Wahai Robb kami bertambah-tambahlah keberkahaanMu
dan bertambah-tambah pulalah keluhuranMu.
Aku memohon ampun dan bertaubat kepadaMu.
Beliau s.a.w. mengucapkan do'a ini di dalam sholat fardhu dan sholat sunat.
(Muslim, Abu 'Uwanah, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Hibba, Ahmad, Syafi'i,
Thobrani). Didalam riwayat lain dikatakan bahwa bacaan ini dilakukan
Rosulullooh s.a.w. dalam sholat malam (Muslim).
11. Wajjahtu waj-hiya lillaa-dzii fathoros-samaawaati wal-ardho
haniifam-muslimaw- wamaa ana minal-musy-rikiin. Innash-sholaatii
wanusukii wamah-yaaya wamamaatii lillaahi robbil'aalamiin.
Laa syarikalahuu wabi-dzaalika umirtu wa ana awwalul-muslimiin .
Alloohummah-dinii li-ahsanil-akhlaqi wa ahsanil-a'maali
laayahdii li-ahsanihaa illaa ang-ta waqinii say-yi-al-akhlaqi
wal-a'maali laa yaqii- sayyi-ahaa illaa ang-ta.
(Kuhadapkan wajahku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi,
dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan tidaklah aku termasuk
orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku
dan matiku, kuserahkan kepada Allah Robb semesta alam.
Tidak ada sekutu bagiNya, demikianlah yang diperintahkan kepadaku.
Dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri.
Ya Allah tunjukkan aku kepada akhlak yang paling baik dan
perbuatan yang paling baik, karena tidak ada yang menunjukkan kepadaku
selain dari pada Engkau. Dan peliharalah aku dari akhlak-akhlak dan
perbuatan-perbuatan yang buruk, karena tidak ada yang memeliharaku
daripadanya selain daripada Engkau. (Nasa'i dan Daroqutni ---> sahih).
QIRO'AT (BACAAN)
Setelah selesai membaca do'a iftitah maka Rosulullooh s.a.w.
memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan ucapannya :
A'udzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiimi min hamzihi
wanaf-khihi wanaf-tsihi.
(Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari kegilaannya,
kesombongannya dan sya'irnya*. (Abu Dawud, Ibnu Majah, Daroqutni dan Hakim,
disahihkan oleh Hakim, Ibnu Hiban dan Adz-Dzahabi).
* naf-tsun ditafsirkan oleh rawi dengan Asy-Syi'ru yaitu syi'ir. Yang
dimaksud dengan syi'ir disini yaitu syi'ir yang tercela dengan dalil
bahwa Rosulullooh s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya di antara syi'ir itu ada
hikmah. (Bukhori).
Kadangkala beliau s.a.w. menambahkan dengan sabdanya :
A'udzu billaahis-samii'il-'aliimi minasy-syaithoonir-rojiimi
min hamzihi wanaf-khihi wanaf-tsihi.
(Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
dari setan yang terkutuk, dari kegilaannya, kesombongannya
dan sya'irnya. (Abu Dawud dan Turmudzi --->hasan).
Allah berfirman dalam surat 16 (An-Nahl): 98-100:
Apabila kamu (akan) membaca al-Qur'an, hendaklah kamu (baca:
A'udzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiimi)
meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas
orang-orang yang beriman dan
bertawakkal kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan)
hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas
orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.
Sebagai catatan tambahan mengenai pengertian
"A'udzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim" yakni,
aku berlindung dengan kebesaran Allah dari setan yang terkutuk, jangan
sampai merusak , mengganggu ummatku, duniaku, jangan sampai
menghalangi atau merintangi
diriku untuk mengerjakan perintah Allah atau mendorongku
mengerjakan larangan Allah, sebab tiada sesuatu yang dapat
menghentikan gangguan syaithan kecuali Allah.
Syaithon berasal dari kata SYAITHONA yang berarti jauh,
jauh tabiatnya dari tabiat manusia,
kelakuannya jauh dari kebaikan.
Adapula yang menyatakan bahwa asal katanya adalah Syaatho yang artinya
terbakar, sebab ia diciptakan dari api yang sifatnya membakar.
Sibawaih mengatakan bahwa di arab, apabila seseorang berkelakuan buruk
maka ia digelari TASYAITHONA.
Oleh karena dapat disimpulkan bahwa syaithon berasal dari kata Syaithona.
Dan Allah SWT menyebut setiap makhluk yang menentang dan melanggar
tuntunan para NabiNya, setan, sebagaimana firmannya :
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh,
yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin,
sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau
Robmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan
mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS. 6 (Al-An'aam):112).
Dan hadiest Rosulullooh s.a.w. :
Rosulullooh s.a.w. memperingatkan Abu Dzar r.a. :
Berlindunglah kepada Allah dari setan manusia dan jin.
Abu Dzar bertanya : "Apakah ada setan manusia ?
Jawab Nabi s.a.w. YA!! (Ahmad).
Arti kata ROJIIM ialah terusir dari segala kebaikan, terkutuk.
(Demikianlah catatan tambahan ini dari Tafsir Ibnu Katsiir).*komite Tarbiyah
Senin, 16 April 2007
Sifat shalat Rasululah SAW (7)
Diposting Oleh Administrator Jam 13.19.00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar