LARANGAN MEMBACA AL-QUR'AN DI DALAM RUKU'
Diriwiyatkan bahwa Rosulullooh Muhammad s.a.w. melarang
membaca Al-Qur'an di dalam ruku' dan sujud. (Muslim dan Abu 'Uwanah).
Rosulullooh s.a.w. bersabda:
Ketahuilah bahwa aku telah dilarang untuk membaca Al-Qur'an
pada waktu ruku'dan sujud. Adapun di dalam ruku',
maka AGUNGKANLAH Robb yang Maha Perkasa lagi Maha Agung.
Dan adapun di dalam sujud, maka bersungguh-sungguhlah
di dalam BERDO'A. Karena, patut bagi kamu untuk dijabah
(dikabulkan). (Muslim dan Abu 'Uwanah).
I'TIDAL DARI RUKU'
Rosulullooh s.a.w. mengangkat punggungnya dari ruku' sambil
mengucapkan: SAMI'ALLOOHU LIMAN HAMIDAH
(mudah-mudahan Allah mendengarkan/memperhatikan orang yang
memujiNYA). (Bukhori dan Muslim).
Dari Ibnu Umar, bahwasanya Nabi s.a.w. mengangkat kedua
tangannya berbetulan dengan dua bahunya apabila memulai
sholat dan apabila bertakbir buat keruku' dan apabila
mengangkat kepalanya dari ruku'. (Bukhori dan Muslim).
Hal ini juga beliau s.a.w. memerintahkan kepada orang yang
sholatnya belum betul, dengan sabdanya:
Tidaklah sempurna sholat seseorang, sehingga ia ......bertakbir
...kemudian ruku', lalu mengucapkan:
: SAMI'ALLOOHU LIMAN HAMIDAH (mudah-mudahan Allah
mendengarkan/memperhatikan orang yang memujiNYA).
Sehingga ia berdiri tegak lurus. (Abu Dawud dan Hakim dan
--->sahih).
Sambil berdiri beliau s.a.w. mengucapkan:
ROBBANAA WALAKAL-HAMD
Wahai Robb kami dan kepadaMu-lah segala puji. (Bukhori dan Ahmad).
Secara umum bacaan-bacaan ini Rosulullooh s.a.w. perintahkan
kepada setiap orang yang sholat baik sebagai ma'mum maupun
sebagai imam untuk membacanya.
Sebab beliau s.a.w. bersabda :
Sholatlah, sebagaimana kamu sekalian melihat aku sholat.
(Bukhori dan Ahmad).
Dan beliau s.a.w. bersabda:
Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti.
Oleh karena itu, apabila ia mengucapkan:
SAMI'ALLLOOHU LIMAN HAMIDAH, maka ucapkanlah:
ROBBANAA WALAKALHAMD, niscaya Allah memperhatikan kamu.
Karena Allah Yang bertambah-tambah berkahNYA dan bertambah-
tambah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan
nabiNYA s.a.w., Mudah-mudahan Allah mendengarkan
(memperhatikan) orang yang memujiNYA. (Muslim, Abu 'Uwanah,
Ahmad dan Abu Dawud).
Dari hadiest-hadiest di atas ini mudah-mudahan jelas bagi
kita bersama bahwa baik imam maupun ma'mum keduanya membaca
sami'alloohuliman hamidah dan robbanaa walakalhamd.
Di dalam hadiest lain dikatakan bahwa Rosulullooh s.a.w. bersabda:
Maka barangsiapa yang ucapannya bertepatan dengan ucapannya
para malaikat, maka ia diampuni dari segala dosanya yang
telah lalu. (Bukhori dan Muslim serta disahihkan oleh Tirmidzi).
Beliau s.a.w. mengangkat kedua tangannya pada waktu
i'tidal (Bukhori dan Muslim) dengan cara-cara yang telah
diterangkan dalam takbir pembukaan. Dalam keadaan berdiri
(i'tidal) beliau s.a.w. membaca bermacam dzikir.
DZIKIR KETIKA I'TIDAL
1. Robbanaa walakalhamd
= Wahai Robb kami, dan kepunyaanMU-lah segala puji.
(Bukhori dan Muslim).
2. Dan kadangkala beliau s.a.w. membaca:
Robbanaa lakalhamd
= Wahai Robb kami, kepunyaanMU-lah segala puji. (Bukhori dan Muslim).
3. Apabila imam mengucapkan :
mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNYA,
maka ucapkanlah :
Alloohumma Robbanaa lakalhamd
= Ya Allah Ya Robb kami, kepunyaanMU-lah segala puji.
Karena, barang siapa yang ucapannya sesuai dengan ucapan
para malaikat, maka ia diampuni dari segala dosanya yang
telah lalu. (Bukhori dan Muslim dan Tirmidzi).
4. Kadangkala lafazh di atas (1,2 dan 3)
beliau s.a.w. tambahkan dengan:
(1 atau 2 atau 3) + mil-assamaawaati wamil-al-ardhi
wamil-amaa syi'ta ming-syai-immba'd
= sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang
Engkau kehendaki sesudah itu. (Muslim dan Abu 'Uwanah).
atau dengan :
5.(1 atau 2 atau 3) + mil-assamaawaati wamil-al-ardhi
WAMAA BAINA-HUMAA wamil-amaa syi'ta ming-syai-immba'd
= sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan apa yang ada di antara
keduanya, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu.
(Muslim dan Abu 'Uwanah).
6. Kadangkala beliau s.a.w. menambahkan lafazh di atas dengan :
Ahlats-tsanaa-i wal-maj-di, laa maani'a limaa a'thoita
walaa mu'thiya limaa mana'ta walaa yang-fa'u-dzal-jaddi
ming-kal-jad.
= Yang memiliki pujian dan pujaan. Tidak ada yang melarang
terhadap apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi terhadap
apa yang Engkau larang. Dan tidaklah bagian orang yang memiliki bagian
di dunia akan dapat menyelamatkannya. (Muslim dan Abu 'Uwanah).
7. Dan kadangkala tambahannya adalah:
mil-assamaawaati wamil-al-ardhi wamil-amaa syi'ta ming-syai-immba'd.
Ahlats-tsanaa-i wal-maj-di, ahaqqu maa qoolal'abdu
wakullunaa laka'abdu. Alloohumma laa maani'a limaa
a'thoita walaa mu'thiya limaa mana'ta walaa yang-fa'u-dzal-jaddi
ming-kal-jad.
=sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau
kehendaki sesudah itu. Yang memiliki pujian dan pujaan.
Lebih benar dari apa yang diucapkan oleh hamba.
Dan masing-masing dari kami adalah hambaMU.
Ya Allah, tidak ada yang melarang terhadap apa
yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi terhadap
apa yang Engkau larang.Dan tidaklah bagian orang yang
memiliki bagian di dunia akan dapat menyelamatkannya
(Muslim, Abu 'Uwanah dan Abu Dawud).
8. Dan di dalam sholat lail (malam), kadangkala beliau s.a.w.
mengucapkan :
lirobbil-hamdu, lirobbil-hamd.
= Bagi Robbku-lah segala puji, bagi Robbku-lah segala puji.
Dzikir ini beliau s.a.w. ulang-ulang, sehingga lama berdirinya
hampir menyamai berdirinya yang pertama, di mana beliau s.a.w.
membaca surat Al-Baqoroh. (Abu Dawud dan Nasa'i --->sahih).
9. Robbanaa lakalhamdu hamdang-ka-tsiirong-
thoy-yibam- mubaarokang- fiihi mubaarokan 'alaihi,
kamaa yuhibbu robbunaa wayardh.
= Wahai Robb kami, kepunyaanMU-lah segala puji.
Pujian yang banyak dan baik lagi berbarokah di dalamnya,
yang berbarokah, sebagaimana disukai dan diridhoi oleh Robb kami.
Dzikir ini diucapkan oleh seorang laki-laki yang sholat
di belakang Rosulullooh s.a.w. ketika beliau selesai membaca
SAMI'ALLOOHULIMAN HAMIDAH. Maka sesudah Rosulullooh s.a.w.
selesai mendirikan sholat, beliau s.a.w. bersabda:
Siapa yang mengucapkan (dzikir) tadi?
Laki-laki itu menjawab : Aku wahai Rosulullooh.
Maka Rosulullooh s.a.w. bersabda:
Aku benar-benar telah melihat lebih dari tiga-puluh (30)
malaikat bergegas-gegas mendapatkan dzikir itu,
siapa di antara mereka yang akan mencatatnya lebih dahulu.
(Malik, Al-Bukhori dan Abu Dawud).
Walloohu a'lamu bish-showaab.
Senin, 16 April 2007
Sifat shalat Rasululah SAW (14)
Diposting Oleh Administrator Jam 13.43.00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar