Oase
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Selamat Datang Di Blog Seuntai Kenangan

Senin, 16 April 2007

Sifat shalat Rasululah SAW (1)

Mukadimah

Saudara/iku Muslimin/ah Rahimakumullooh,
tidak saya tidak juga anda, pastilah melihat berbagai macam sholat
yang berbeda di sekitar kita. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga
di sini di tempat multi-budaya ini. Dan anehnya semua mengatakan
taat kepada Allah SWT dan Rasulullooh Muhammad s.a.w.,
dan masing-masing berkeyakinan bahwa sholat yang dilakukannya telah
menurut cara yang benar sesuai tuntunan syari'ah Islam.
Kalau perbedaan yang ada benar-benar didasarkan atas hadits/sunnah
yang sahih tidaklah mengapa. Tetapi kalau hanya berdasarkan
cerita burung yang bersambung, maka telitilah kembali sunnah Rasulullooh
Muhammad s.a.w. yangberhubungan dengan shifat sholat beliau s.a.w..

Di antara mereka, yaitu orang-orang yang senantiasa melakukan
sholat kepada Allah SWT, ada yang ingin mempelajari dan senantiasa
berusaha untuk menyempurnakan sholatnya baik dengan membaca, bertanya,
berdiskusi serta berbagai cara lainnya. Disamping itu
mereka tetap menjaga kontinuitas sholatnya dengan penuh harap-cemas
mudah-mudahan Allah SWT menerima sholat yang telah didirikannya.
Sebab sabda Rasulullooh Muhammad s.a.w. :

Sesungguhnya hamba itu akan melakukan sholat. Namun mereka tidak
akan mendapatkan pahala, kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya,
seperdelapannya, seperenamnya, seperempatnya, sepertiganya atau separohnya.
(Ibnul-Mubarok, Abu Dawud dan Nasa'i- sahih).

Hadits ini senantiasa mengingatkan mereka agar tetap dan
terus-menerus berusaha menyempurnakan sholatnya dari waktu-kewaktu,
dan mereka selalu bermohon penuh harap kepada Allah SWT mudah-mudahan
Dia (Al-Mujieb) Yang Maha Mengabulkan Permohonan hambanya,
menerima amal ibadah yang telah dilakukan, memaafkan kesalahan-kesalahan
yang ada dan memberikan tuntunan kepada kesempurnaan beribadah.

Sabda Rasulullooh Muhammad s.a.w. :
Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang
hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang sholatnya.
Apabila sholatnya baik maka dia beruntung dan sukses, dan apabila sholatnya
buruk maka dia (akan) kecewa dan merugi.
(An-Nasa'i & At-Tirmidzi).;

Ucapan Rasulullooh Muhammad s.a.w. di atas, selalu bergaung dalam
pendengarannya dan menimbulkan kegairahan yang kuat agar senantiasa berada
dekat dengan Robbnya sebagaimana disabdakan oleh Rasulullooh Muhammad s.a.w. :

Paling dekat seorang hamba kepada Robbnya ialah ketika ia bersujud,
maka perbanyaklah do'a (saat bersujud). (Muslim).;

menjadikan mereka merasa sesuatu yang kurang bilamana waktu sholat telah
masuk dan kewajiban belum ditunaikan. Kenikmatan ketika berbicara, berbisik
dan memohon ampunan kepada Al-Ghofuur (Yang Mahan Mengampuni) adalah kerinduan
yang dirindukan di atas segala.

Tuntunan para Imam, yaitu kewajiban untuk berpegang teguh kepada
Hadits Rasulullooh Muhammad s.a.w. adalah menjadi acuan utama mereka yang
mudah-mudahan dapat menghindarkan dirinya dari taqlid yang salah.

Perkataan para Imam yang baik agamanya dan tindakannya dipelajari
sehingga diketahui bahwa :

Imam Abu Hanifah berkata :
Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzabku
(Al-Hasyiyah 1/63); apabila hadits itu shahih dan bertentangan dengan madzab,
maka haditslah yang dikerjakan. Jika aku mengatakan suatu perkataan yang
bertentangan dengan kitab Allah dan kabar
Rasulullooh Muhammad s.a.w., maka tinggalkanlah perkataanku (Al-Iqazh.p.50).

Imam Malik berkata:
Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang salah dan benar.
Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan
Kitab (Qur'an) dan Sunnah, ambilah dan setiap yang tidak sesuai dengan
Al-Kitab dan Sunnah, tinggalkanlah.

Imam Asy-Syafi'i berkata :

Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang
baginya Sunnah Rasulullooh s.a.w., maka tidak halal baginya untuk
meninggalkannya karena untuk mengikuti perkataan seseorang. Apabila
kamu mendapatkan didalam kitabku apa yang bertentangan
dengan Sunnah Rasulullooh Muhammad s.a.w., maka berkatalah dengan
Sunnah Rasulullooh Muhammad s.a.w. dan tinggalkanlah apa yang aku
katakan. Setiap masalah yang ada di dalam khabar dari Rasulullooh
Muhammad s.a.w. adalah shahih bagi ahli naqli dan
bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku meralatnya di dalam
hidupku dan setelah aku mati. (Al-Fulani, p.68 ; p.100 &p.104).


Imam Ahmad berkata :

Janganlah engkau mengikuti aku, dan jangan pula engkau mengikuti (Imam)
Malik, Syafi'i, Auza'i dan Tsauri; tetapi ambilah darimana mereka
mengambil (Qur'an-Sunnah). Barangsiapa yang menolak Hadits Rasulullooh
Muhammad s.a.w., maka sesungguhnya ia telah
berada di tepi kehancuran. (Al-Manaqib, p.192 & p.182).


Mereka para Imam, semuanya teguh dalam pendirian, sesuai benar dengan
firman Allah SWT:

Dan Kami mengutus seorang Rasul, hanyalah supaya diturut dengan izin
Allah. Kalau mereka itu ketika menganiaya dirinya sendiri datang kepada
engkau, lalu mereka memohonkan ampun kepada Allah dan Rasul memohonkan
ampunan pula untuk mereka, tentulah mereka
akan mendapati Allah itu Maha Penerima tobat dan Maha Penyayang.
(S.4.(An-Nisaa'): 64)

Tetapi, tidak !!!! Demi Robbmu, mereka belum sebenarnya beriman,
sebelum mereka meminta keputusan kepada engkau dalam perkara-perkara
yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak menaruh keberatan dalam
hatinya terhadap putusan yang engkau adakan,
dan mereka menerima dengan senang hati. (S.4(An-Nisaa'): 65).

.......Sebab itu, hendaklah orang-orang yang melanggar perintah Rasul
itu menjaga supaya (jangan) ditimpa ujian atau ditimpa siksa yang pedih.
(S.24 : 63).


Allah SWT berfirman :
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu". Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (S. 3:31)

Setiap hamba yang beriman senantiasa ingin agar dirinya dicintai
oleh Al-Kholiq (Maha Pencipta), ingin agar setiap tindakannya senantiasa
berada dalam jalan yang benar karena dia selalu berusaha 'ntuk menyadari
bahwa Al-Aliim (Yang Maha Mengetahui) pasti tahu akan amalnya.

Yastakhfuuna minannaasi walaa yas-takhfuuna minalloohi wa huwa ma'ahum.
Mereka dapat bersembunyi dari manusia , tetapi mereka tidak bersembunyi
dari ALLAH, pada hal ALLAH bersama mereka. (S.4: 108).

Peringatan Allah ini senantiasa menghiasi qolbunya dengan menyadari
akan kehadiran Al-Muhaimin (Yang Maha Memperhatikan, Menjaga dan
Menaungi dalam segala keadaan) membuat kewaspadaan dirinya dalam
bertindak-beramal, mudah-mudahan ia dapat tetap berada
dalam jalur taqwallooh (bertaqwa hanya kepada Allah). Sehingga dengan
demikian harapan dirinya adalah sebagaimana Allah berfirman :

.....dan percaya kepada ALLAH, sesungguhnya dia telah berpegang kepada
tali yang teguh dan tidak akan putus. Dan Allah itu Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui. (S.2:256)

Allah itu Al-Waali (Yang Mengendalikan dan Mengusai segala urusan)
orang-orang beriman mereka dikeluarkannya dari kegelapan (kesesatan)
kepada cahaya Kebenaran yang terang-jelas. Dan orang-orang yang tidak
beriman itu pengendali yang menguasai mereka
itu adalah syaitan, dikeluarkannya mereka dari cahaya yang terang-jelas
kepada kegelapan (yang menyesatkan). Orang-orang itu isi neraka;
mereka tetap (abadi) di dalamnya. (S.2: 257).

Sehingga ketika Rasulullooh Muhammad s.a.w. (pbuh) mengatakan kepada
mereka :

Dari Malik bin Huwairits. Ia berkata: telah bersabda
Rosulullooh s.a.w. (pbuh):
Sholluu kamaa ro-aitumuunii ushollii
Sholatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat aku sholat. (Bukhori).

Sedemikian pentingnya perintah sholat ini, sehingga sesekali beliau
s.a.w. melakukan sholat di atas mimbar. Dalam keadaan ini, beliau naik
keatas mimbar lalu bertakbir dan ma'mum (dibelakangnya) juga bertakbir,
sampai kepada ruku' (tetap di atas mimbar)
, kemudian bangun i'tidal beliau turun dari mimbar hingga
sujud.........kemudian memulai rak'at kedua, beliau kembali lagi ke atas
mimbar.......begitu hingga selesai sholatnya. Kemudian beliau menghadap
kepada manusia, seraya bersabda :
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku melakukan hal ini agar kamu
mengikuti aku dan agar KAMU MEMPELAJARI SHOLATKU ini.
(Bukhori dan Muslim; Muslim dan Ibnu Sa'ad).

Billaahi taufiq wal hidayah
Wassalamu 'alaikum wr.wb..

Reference dalam rangkaian tulisan ini sumber utamanya dari :

1. Al-Qur'an dan terjemahan Al-Qur'an.
2. Hadits-hadits pilihan dari kitab sahih musnad dan sunan "Qobasun
Min-Nuri Muhammad s.a.w." yang aslinya mengandung 2134 hadits dan
terjemahannya "1100 Hadits terpilih".
3. Bulughul Maram/Sabulus salam.
4. Terjemahan dari SHIFATU SHOLATI 'inNabiyyi Shollalloohu 'alaihi wa
sallam (Minat-takbir ilat- taslim kaannaka taroha)-M.Nashiruddin
Al-Albani ----->SIFAT SHOLAT NABI. 5. Tafsir Ibnu Katsir.
6. Sedikit sekali dari sumber lain-lain. *Komite Tarbiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar