Oase
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Selamat Datang Di Blog Seuntai Kenangan

Senin, 28 Mei 2007

Sholat dari Perspektif kesehatan

Sholat adalah tiang agama, siapa yang melaksanakan sholat berarti ia menegakkan agama, demikian sabda Rasulullah saw. Begitulah pentingnya sholat yang menempati urutan kedua dalam rukun Islam.
Walaupun sholat itu penting dan biaya serta waktu yang dibutuhkan sangat sedikit jika dibandingkan dengan ibadah dan kegiatan yang lain, tidak sedikit orang yang kurang rajin melaksanakannya dibandingkan dengan kegiatan lain yang justru lebih melelahkan dan menyita waktu.
Informasi berikut ini, tentang manfaat sholat ditinjau dari aspek kesehatan, mudah-mudahan akan makin memotivasi dan memantapkan kita dalam melaksanakan ibadah sholat.

Kegiatan sholat
Sebelum menjelaskan manfaat sholat, ada baiknya kita sedikit mengambarkan gerakan sholat.
Untuk melakukan sholat diwajibkan dalam keadaan berwudhlu, dan dianjurkan untuk memperbaharui wudhlu-nya. Dengan air yang bersih, disunatkan untuk terlebih dulu mencuci kedua telapak tangan dan mencuci lubang hidung, baru kemudiaan membasuh muka, kemudian lengan bawah, mengusap rambut termasuk daun telinga, dan kaki. Semua dilakukan minimal sebanyak 3 kali.
Setelah berwudhu, dengan pakaian dan tempat yang bersih, sholat dimulai dengan gerakan takbir (mengucap kata “Allahu akbar” sambil mengangkat kedua telapak tangan sejajar dengan bahu), dilanjutkan dengan minimal membaca Al Fatihah. Kemudian takbir dan ruku, ketika ruku punggung diupayakan agar datar (tidak melengkung) dan membaca bacaan ruku minimal 3 kali. Selanjutnya i’tidal dalam posisi berdiri tegak kemudian takbir dan sujud, dan membaca bacaan sujud minimal 3 kali. Setelah itu duduk diantara dua sujud dengan paha berada di atas betis dan jempol kaki kanan dalam keadaan ditekuk dan membaca bacaan duduk diantara dua sujud. Kemudian sujud kembali seperti yang pertama dan dilanjutkan berdiri tegak kembali untuk rakaat kedua. Catatan penting, selama sholat berlangsung mata tidak dibenarkan melihat kemana-mana, harus tertuju ke arah sajadah. Dan minimal satu gerakan sholat satu tarikan napas.

Manfaat sholat
1. Kebersihan. Pada waktu wudhlu terjadilah pencucian permukaan tubuh yang pada umumnya terbuka dan mudah terkena debu yang sering mengandung bibit penyakit. Penelitian kimiawi membuktikan bahwa akan terjadi penurunan yang sangat besar kadar suatu zat jika dilakukan pembilasan minimal 3 kali.
2. Pendinginan. Dinginnya air wudhlu menurunkan suhu permukaan tubuh, terutama kepala (ketika mengusap air ke kepala) yang didalamnya terdapat otak, organ yang aktifitasnya sangat tinggi (walaupun ukurannya relatif kecil) jika dibandingkan organ tubuh yang lain.
3. Stretching, atau peregangan otot untuk menghilangkan kekakuan otot sehingga kita menjadi lebih rileks. Peregangan terjadi pada otot-otot :
a. Otot bahu yang tanpa disadari menjadi tegang jika kita berfikir. Peregangan terjadi ketika gerakan takbir dan ruku,
b. Otot punggung dan otot belakang tungkai, peregangan terjadi ketika ruku,
c. Otot paha depan dan otot betis, peregangan terjadi ketika duduk di antara dua sujud. Pada duduk ini selain peregangan otot betis juga dipijat, ditekan oleh paha. Catatan: istirahat yang lebih baik setelah perjalanan jauh sebenarnya adalah lakukan seperti duduk di antara dua sujud untuk beberapa saat baru kemudian berbaring.
4. Pembilasan otak. Ketika kita sujud, karena posisi jantung lebih tinggi dari kepala maka volume darah akan meningkat di dalam kepala. Hal ini berarti bertambahnya zat makanan yang masuk ke dalam otak dan bertambahnya jua sisa makanan yang keluar dari otak ketika kepala ditegakkan kembali.
5. Relaksasi. Mata yang hanya tertuju pada sajadah dan napas yang teratur serta bacaan-bacaan sholat membuat kita akan menjadi lebih relak, terlebih lagi dengan memahami makna bacaan sholat akan menambah keyakinan kita kepada Allah yang Maha Pengasih, yang Maha Penyayang, dan sebagainya serta yang mengabulkan doa orang-orang yang berdoa. Hal ini tentunya akan membuat kita menjadi lebih tenang lagi.
Singkat kata, salah satu manfaat sholat adalah membuat kita menjadi lebih bersih, lebih segar dan lebih tenang. Manfaat ini hanya didapat jika sholat dilakukan dengan tenang, alias tidak buru-buru (tuma’ninah). Sebagai perbandingan, stretching pada senam dilakukan minimal dalam 4 hitungan. Selain itu tentunya pemahaman makna bacaan-bacaan sholat.
Dan, jika kita membandingkan ritme kehidupan harian dengan waktu sholat, maka manfaat menyegarkan akan makin terasa. Kekakuan otot setelah diam dalam keadaan tidur dihilangkan dengan sholat subuh. Kelelahan setelah aktifitas menjelang siang akan berubah menjadi lebih segar setelah sholat dhuhur. Kemampuan tubuh yang semakin menurun setelah tengah hari disegarkan dengan dua sholat fardu, sholat ashar dan maghrib. Tubuh yang telah segar dan relaks setelah sholat isya akan lebih mudah tertidur.

Penutup
Pada beberapa ayat Al Qur’an serta riwayat Hadis, Allah swt dan Rasulullah saw menegaskan bahwa apapun ibadah dan kegiatan yang kita lakukan manfaatnya akan kembali kepada kita sendiri dan tidak akan menjadi penambah kemuliaan Allah. Dan Allah tidak mengalami kerugian sedikit-pun jika kita tidak melakukan yang diperintahkan Allah swt.
Demikian juga dengan sholat, manfaat kebersihan, kesegaran dan ketenangan akan kita rasakan jika kita melakukan sholat dengan tuma ninah (tenang), menjaga pandangan, serta membaca dan memahami bacaan-bacaan sholat, sholat dengan khusyu’.

Baca Selengkapnya..

Rabu, 16 Mei 2007

Kemana Arah Hidup Kita??

Ke mana arah hidup kita? Adalah sebuah pertanyaan besar yang harus kita jawab sebelum kita melakukan sebuah aktifitas agar terarah dan bertujuan jelas, yaitu harus ke mana aktifitas hidup ini akan diarahkan. Akankah jawaban kita adalah harta, tahta, dan jabatan, ataukah kecantikan wanita? Atau justru kita belum sempat untuk memikirkan apa sebenarnya yang akan kita cari dalam hidup ini.

Sungguh sangat sia-sia jika kita hidup namun tidak jelas ke mana kehidupan kita ini akan diarahkan. Sekali lagi, mari kita dudukkan permasalahan ini dengan baik dan kita fahami bersama fakta yang ada dalam kehidupan kita kesehariannya.

***

Hidup, ada Awal dan ada Akhir

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap hidup pasti akan mati, dan hal ini tidak bisa ditolak, apalagi ditunda. Kehidupan ini ada akhirnya sebagaimana ia memiliki permulaan. Berapa banyak orang kita cintai telah mendahului kita, sedang kita pasti akan menyusul mereka. Allah berfirman dalam Surat Al-Ankabut : 57, "Tiap-tiap yang berisi akan merasakan mati, kemudian kepada Kami kamu dikembalikan."

Namun, akankah kita menjadi orang-orang yang digambarkan oleh Allah SWT dalam Surat Al-Jaatsiyah : 24, "Dan mereka berkata : "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup serta tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa," dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja."

***

Kematian Tidak Pernah Kompromi

Siapapun ia, akan didatangi oleh yang namanya kematian. Kematian akan datang tanpa kenal kompromi. Tidak peduli kita sudah siap atau belum sama sekali. Kematian bisa datang saat kita sedang melaksanakan ibadah atau sedang bermaksiat. Sungguh, ia akan menjumpai kita semua di mana saja dan kapan saja dia mau. Dan itu berarti kita akan meninggalkan apa saja yang pernah kita miliki dan kita cintai.

Allah berfirman, "Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)." (QS. Yunus : 49). Oleh karena itulah kita harus bersiap-siap setiap saat sebelum ia (kematian) benar-benar datang menjemput kita dan kita tidak bias menolaknya ataupun menundanya.

***

Datangnya Hari Pembalasan

Dan dibalik itu semua, ketahuilah bahwa apa yang kita kerjakan, baik itu ibadah atau kemaksiatan dan dosa yang kita perbuat, semuanya tercatat dan tidak luput serta terlupakan olehNya. Sekecil dan seberat apapun semuanya itu, niscaya akan dibalas di kemudian hari nanti.

Mereka yang semasa hidupnya senantiasa menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya, akan hidup pada tempat yang telah dijanjikan oleh Allah SWT, yaitu Surga. Sedangkan mereka yang semasa hidupnya selalu membangkang dan selalu bermaksiat serta membuat kerusakan di tengah masyarakat, maka merekalah yang mendapat siksa Neraka. Sungguh, Mahaadil Allah SWT yang telah menyediakan semua itu.

Allah berfirman dalam Surat Ali Imran : 185, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."

Karenanya, mari kita kembali kepada rumusan hidup, "Apa sebenarnya yang kita cari dalam kehidupan ini?" Jika yang kita cari adalah amaliah dalam bingkai keimanan untuk mendapat ridhaNya, maka akan selalu mengingat firman Allah, "Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu ajal yang diyakini." (QS. Al-Hijr : 99). *kotasantri.com
Baca Selengkapnya..

Mengubah Hudup Menjadi lebih Baik

Benarkah nasib menjadi kaya atau miskin sudah ditetapkan sebelum lahir ke dunia, yaitu di Lauhul Mahfuz? Apakah takdir jadi miskin atau kaya tidak bisa diformat?

Sering kali kita mendengar pertanyaan-pertanyaan sumbang tentang hubungan antara kesuksesan dan nasib. Misalnya, apakah kesuksesan hanya dimiliki oleh mereka yang punya nasib baik sejak lahir? Benarkah nasib menjadi kaya atau miskin sudah ditetapkan sebelum lahir ke dunia, yaitu di Lauh Mahfuz? Apakah takdir jadi miskin atau kaya tidak bisa diformat melalui usaha manusia?

Masalah ini bukanlah masalah yang hanya dirasakan sebagian kecil manusia saja. Sungguh, kita semua terlibat langsung dalam masalah ini. Makanya, kita dituntut untuk memahami sejauh mana hubungan antara usaha manusia dengan takdir yang akan terjadi. Sehingga tidak gampang memberikan vonis terhadap nasib buruk yang terjadi pada diri kita dengan mengatakan, bahwa semuanya sudah ditetapkan Allah sebelum kita dijadikan khalifah di bumi.

Tulisan DR. Muhammad Ghazali ini adalah salah satu buku yang membicarakan tentang hubungan kesuksesan dan nasib manusia. Di dalamnya dibicarakan, mulai dari sifat-sifat manusia sukses, memahami hari-hari yang dimiliki, mengingatkan manusia bahwa hidup sukses dibentuk oleh pikirannya sendiri, mengatasi kecemasan-kecemasan yang sering menghinggapi kehidupan. Juga, perilaku-perilaku manusia yang harus dimiliki setelah sukses ikut juga menjadi pembahasan penulis.

Misalnya, senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan Allah. Tidak pernah lupa bahwa di dalam harta yang dimiliki masih ada hak-hak orang lain yang harus diberikan. Usaha memang kita yang lakukan, tapi tanpa orang lain usaha kita juga tidak akan pernah sampai pada ‘titik’ akhir yang diinginkan.

Selain itu, bahasa yang digunakan penulis cukup sederhana dan jelas, khas aktivis organisasi yang telah berpengalaman puluhan tahun dalam berkomunikasi dan bertemu dengan berbagai orang dengan latar belakang yang beragam, menjadikan buku ini bukan saja mudah dipahami oleh para aktivis organisasi, tetapi juga untuk masyarakat awam yang ingin meraih kesuksesan. Sungguh tepat sekali apa yang ditulis dicover belakang buku, bahwa buku ini bukan untuk semua orang. Namun hanya untuk orang-orang yang belum puas dengan hidupnya saat ini. Buku ini hanya cocok untuk orang yang ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sekarang.

Jadi, buku ini benar-benar layak untuk dimiliki karena dapat memberikan support dan menghilangkan sikap fatalis dalam memahami hasil usaha manusia dan takdir. Karena usaha dan takdir senantiasa berjalan seiring. Jika ‘komponen’ usaha yang dilakukan sempurna, tak pelak lagi takdir yang terjadi akan sesuai dengan usaha tersebut. Karena apa yang tercatat di Lauh Mahfuz bukanlah waktu kapan sukses atau waktu kapan susah, tapi yang tertulis adalah ‘modusnya’.

Karena Lauh Mahfuz adalah kitab yang berisi segala kemungkinan peristiwa yang terjadi di dunia, bukan peristiwa mutlaknya dan juga bukan panjang-pendeknya waktu kesuksesan atau waktu kesusahan. Bahkan buku ini sangat menggarisbawahi, bahwa tidak ada yang bisa mengubah hidup anda kecuali diri sendiri.

Apabila benar-benar mau mengubah hidup menjadi lebih menyenangkan, maka pelajarilah arahan-arahan yang diberikan penulis. Buku ini telah mengubah banyak hidup orang. Sekarang, giliran kita untuk berubah sesuai yang didambakan. [Rahmad Hidayat Nasution, mahasiswa universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Fakultas Syariah Islamiyah, Tingkat IV]

=========

Judul buku : Mengubah Takdir Mengubah Nasib
Pengarang : DR. Muhammad Ghazali
Penerbit : JABAL
Tahun Terbit : cet. IV, Agustus 2006
Tebal buku : 99 halaman
Baca Selengkapnya..

Kamis, 10 Mei 2007

Hari ini Dia, Esok Siapa??

Dari kejauhan Jack terus menekan kuat pedal gas kendaraannya. Ia tidak mau terlambat. Apalagi lampu merah di wilayah yang dilaluinya menyala cukup lama.

Lampu lalu lintas berganti kuning. Sekitar tiga meter menjelang garis putih horisontal di jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang. Haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tidak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya, sambil terus melaju.

PRIIIT!!! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jack menepikan kendaraan sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Hey, itu kan Bob, teman semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega.

Ia melompat keluar dari dalam mobil sambil berkata: “Hai, Bob! Senang sekali ketemu kamu lagi!”. “Hai, Jack,” sapa Bob tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah. Hari ini dia ulang tahun, jadi dia dan anak-anak sudah menyiapkan pesta di rumah. Tentu aku tidak boleh terlambat dong,” kata Jack.

Bob berkata, “Saya mengerti. Tapi sebenarnya saya sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.” Jack mulai gelisah. Ia harus ganti strategi. “Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat tadi lampu kuning masih menyala kok.” Aha.. terkadang berdusta sedikit tentu bisa memperlancar situasi.

”Jack, kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu,” ujar Bob dingin. Dengan wajah ketus, Jack menyerahkan SIM-nya ke Bob lalu masuk ke dalam mobilnya dan menutup kaca jendela. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya.

Tak lama berselang, Bob muncul dan mengetuk kaca mobil Jack. Jack yang kadung kesal dan marah hanya membuka kaca jendela sedikit. Ujarnya mengumpat di dalam hati, “Ah, masa lima senti sudah cukup untuk memasukkan surat tilang?”

Sesudah Jack menerima surat tilang itu dia langsung menekan kembali pedal gas, memacu mobilnya dan cepat berlalu dari tempat tersebut. Tanpa berkata-kata Bob pun kembali ke posnya.

Setelah agak jauh dari tempat kejadian, Jack hendak memasukkan SIM-nya ke
dompet. Saat itu ia terkaget-kaget setelah melihat selembar surat tapi bukan surat tilang. “Surat apa ini? Ini bukan surat tilang! Kenapa ia tidak memberiku surat tilang?” tanya Jack. Seketika itu juga ia langsung meminggirkan mobilnya dan membaca surat dari Bob tadi.

Begini isi surat tersebut:

Halo, Jack. Tahukah kamu aku mempunyai seorang anak perempuan. Anakku satu-satunya. Ia sangat cantik dan lincah. Aku dan istriku sangat menyayanginya. Sayang, ia sudah meninggal karena tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah, saat ia melintas bersama ibunya di zebracross.

Anakku langsung meninggal di tempat. Istriku sampai saat ini mengidap depresi hebat. Pengemudi yang sembrono tadi hanya dihukum penjara selama tiga bulan saja. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi.

Sedangkan aku? Aku kehilangan malaikat kecil kesayanganku. Aku dan istriku masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengaruniai seorang anak lagi, agar dapat kami peluk. Tapi, kondisi istriku tidak memungkinkan.

Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Oh.. betapa sulitnya! Begitu juga kali ini.

Maafkan aku, Jack. Doakan agar permohonan kami mempunyai anak terkabulkan.

Berhati-hatilah saat menyetir.


Dari temanmu,

Bob


Jack kaget sekali saat ia membaca surat Bob. Ia langsung memutar balik mobilnya dan pergi ke pos jaga Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos itu, entah ke mana.

Sepanjang jalan pulang Jack mengemudi dengan hati-hati dan ia berjanji
dalam dirinya untuk menahan diri agar tidak ngebut dan menyetir
ugal-ugalan. Kali ini Ia teringat akan anak-anaknya.



Seorang gadis kecil, di tepi jalan..
Rambut melambai, berpita merah..

Senandung kecil ..la la la.. di bibirnya..
Dalam langkah kecil, seirama kakinya..

Satu perempatan jalan, dilewat sudah..
Si gadis kecil masih berjalan riang..

Di antara roda-roda, yang berputar di jalan..
Setengah batu lagi, sampailah di rumah..

Ketika si gadis melintas di jalan..
Matanya yang manis, mendadak menyala..
Sebuah kereta mesin yang ganas..
Menerjang dan... melindasnya..

Gadis kecil terkapar di aspal panas..
Tinggal menatap ibu bapa, memungutnya..

Sebuah permata keluarga hilang sudah..
Hari ini dia, esok lagi siapa.........

Hari ini dia, esok lagi siapa.........
Hari ini dia, esok lagi siapa.........

Memang, tak selamanya orang harus mengerti kita. Bisa jadi kesukaan kita
adalah kedukaan orang lain. Hidup ini sangat berharga, karena itu jalanilah
dengan penuh hati-hati dan saling menghargai.
* My Quran.com *
Baca Selengkapnya..