Oase
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Selamat Datang Di Blog Seuntai Kenangan

Senin, 16 April 2007

Sifat shalat Rasululah SAW (10)

Dan dalam hadiest lain dikatakan:
Mereka pernah membaca qiro'at di belakang Nabi s.a.w., lalu mereka
mengeraskan qiro'at itu, maka Nabi s.a.w. bersabda : Kamu telah
mencampurkan Al-Qur'an kepada qiro'atku. (Bukhori, Ahmad dan As-Siroj
dengan sanadya yang hasan).


Rosulullooh Muhammad s.a.w. bersabda: Sesungguhnya orang yang sedang
sholat itu sedang berbisik-bisik dengan Robbnya. Oleh karena itu,
hendaklah ia memperhatikan apa yang dibisikkannya itu kepadaNya, dan
janganlah sebagian kamu mengeraskan bacaan Al-Qur'an
atas sebagian lainnya. (Malik dan Bukhori).
Imam Syafi'i, Muhammad (seorang murid Abu Hanifah), Imam Al-Zuhri,
Malik, Ibnu Al-Mubarok dan Ahmad bin Hanbal, telah berpendapat bahwa
qiro'at dalam sholat yang sirriyyah disyari'atkan (tentunya dengan
batasan hadiest di atas yaitu tidak saling mengganggu).

Beliau s.a.w. berabda :
Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia telah
mendapatkan satu kebaikan dengannya. Dan kebaikan itu di balas
dengansepuluh yang semisalnya. Aku tifdak mengatakan bahwa Alif Lam Mim
itu satu huruf, tetapi aku mengatakan bahwa Alif itu
satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (Turmidzi dan Ibnu Majah
---> sahih).

UCAPAN AMIN DAN IMAM MENGERASKANNYA
Nabi s.a.w. apabila selesai membaca Al-Fatihah, maka beliau mengucapkan
AMIN. Beliau s.a.w. mengeraskannya dan memanjangkannya dengan suaranya.
(Bukhori dan Abu Dawud).

Dan beliau s.a.w., memerintahkan kepada orang-orang yang ma'mum untuk
mengucapkan AMIN. beliau s.a.w. bersabda :
Apabila Imam mengucapkan Ghoiril-maghdhuubi'alaihim waladh-dhooolliiin
(bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang
sesat), MAKA UCAPKANLAH AMIN. Karena sesungguhnya para malaikat
mengucapkan AMIN dan imam mengucapkan AMIN.
[dan dalam lafzh lain dikatakan "Apabila imam mengucapkan AMIN maka
ucapkanlah AMIN"]. Dan barangsiapa yang aminnya itu sesuai dengan amin para
malaikat [dalam lafazh lain dikatakan "Apabila salah seorang di antara
kamu mengucapkan AMIN dalam sholat dan para
malaikat di langit mengucapkan AMIN, lalu ucapan yang satu sesuai dengan
ucapan yang lainnya"], maka diampuni dosa-dosanya yang lalu. (Syaikhoni
dan Nasa'i). Dan beliau s.a.w. bersabda :
Ucapkanlah AMIN, niscaya Allah mencintai kamu. (Muslim dan Abu 'Uwanah).

BACAAN SETELAH AL-FATIHAH
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, Rosulullooh membaca surat lainnya.
Kadangkala beliau memanjangkan bacaan surat itu, dan kadangkala beliau
s.a.w. memendekkan, karena berbagai alasan seperti perjalanan, batuk,
sakit atau mendengar tangis bayi. Anas bin Malik r.a. mengatakan bahwa :
Suatu hari, di dalam sholat fajar, Nabi s.a.w. telah meringankan
(memendekkan) qiro'at [dalam hadiest lain dikatakan, "Beliau s.a.w.
melaksanakan sholat subuh, lalu membaca dua surat yang paling pendek di
dalam Al-Qur'an"). kemudian selesai sholat beliau
s.a.w. ditanya,"Wahai Rosulullooh, mengapa anda meringankan
(memendekkan) (sholat)?]. Beliau s.a.w. bersabda, Aku mendengan tangis
seorang bayi, dan aku mengira bahwa ibunya ikut sholat bersama kita,
maka aku ingin memberikan kesempatan kepada ibunya
untuknya. (Ahmad --->sahih). Hadiest lain tsb (di dalam [...] ) ,
diriwayatkan Abu Dawud).

Rosulullooh s.a.w. bersabda: sungguh aku akan memasuki sholat dan aku
ingin memanjangkannya, namun aku mendengar tangis bayi, maka aku
meringankan sholatku, karena aku mengetahui betapa cintanya (gelisahnya)
ibunya terhadap tangis (anak)nya itu. (Bukhori dan Muslim).

Dari keterangan ini jelas bahwa ANAK-ANAK BAYI boleh di masukkan ke
masjid-masjid. Sedangkan ucapan yang seperti ini "Jauhkanlah
masjid-masjid dari bayi-bayi kamu......" yang dikatakan sebagai hadiest
adalah dho'if tidak bisa dijadikan hujjah.

Kebiasaan beliau s.a.w. yang paling sering adalah membaca muali awal
surat dan menyempurnakannya.

Kadangkala, beliau s.a.w. membagi surat itu kedalam dua rak'at (Ahmad
dan Abu Ya'la) dan kadangkala mengulangi kembali seluruhnya di dalam
rak'at kedua, dan kadangkala beliau menyatukan antara dua surat atau
lebih di dalam satu rak'at.

Dan pernah seorang laki-laki di antara kaum anshor mengimami mereka di
masjid quba'. setiap kali ia membuka surat yang dibacanya untuk mereka
di dalam sholat, di antara surat-surat yang dibacanya (setelah
al-fatihah), maka ia membukanya dengan Qul huwalloohu ahad
hingga selesai, kemudian membaca surat surat lain bersamanya.
Demikianlah ia melakukan hal iatu dalam setiap rak'at. Kemudian, para
sahabatnya berkata kepadanya "Sesungguhnya engkau membuka dengan surat
ini, lalu engkau menganggap bahwa ia tidak mencukupimu,
sehingga engkau membaca surat yang lain. Maka, (pilihlah) apakah engkau
membacanya atau engkau meninggalkannya dan membaca yang lain".
Laki-laki itu berkata, "Aku tidak akan meninggalkan. Jika kamu sekalian
menyukai aku untuk mengimami kamu dengan itu,
maka aku lakukan, tapi jika kamu benci, niscaya aku meninggalkan kamu".
Mereka telah menganggapnya sebagai orang paling utama di antara mereka,
dan mereka tidak tidak menyukai apabila orang lain selain dia mengimami
mereka. Kemudian tatkala Nabi s.a.w. datang kepada mereka, mereka
mengabarkan kabar itu kepada beliau s.a.w.. Beliau s.a.w. bersabda, "Hai
fulan, apa yang melarangmu untuk tidak melaksanakan apa yang diperintahkan
oleh sahabat-sahabatmu? Dan apa yang membawamu untuk membiasakan
membaca surat ini di dalam setiap rak'at? Laki-laki itu berkata,
Sesungguhnya aku menyukainya. Beliau s.a.w. bersabda, Kesukaanmu
kepadanya (Al-Ikhlas), akan memasukkan engkau kedalam surga. (Bukhori
secara mu'allaq, Turmudzi secara maushul, dan disahihkan oleh Turmudzi).

angka S...(..) adalah jumlah ayat.

Beliau s.a.w. menghubungkan An-Nazho'ir (berdekatan dalam arti spt.
ajaran dan kisah-kisah) dan Al-Mufash-shol (mulai dari Qof - An-Naas),
maka beliau s.a.w. membaca Ar-Rohma n S.55(78) dan S.53 (62) dalam satu
rak'at, S.54 (55) an S.69(52) dalam satu
rak'at, S.52 (49) dan S.51 (60) dalam satu rak'at, S.56 (96) dan S.68 (52)
dalam satu rak'at, S.70 (44) dan S.79 (46) dalam satu rak'at, S.83 (36)
dan S.80 (42) dalam satu rak'at, S.74 (56) dan S.73 (20) dalam satu
rak'at, S.76 (31) dan S.75 (40) dalam satu
rak'at, S.78 (40) dan S.77 (50) dalam satu rak'at, S.44 (59) dan S.81
(29) dalam satu rak'at. (Bukhori dan Muslim).

Pada prinsipnya Rosulullooh s.a.w. ada membaca surat yang panjang dan
ada kalanya juga membaca surat yang pendek.

Contoh beliau s.a.w. membaca surat yang pendek misalnya,
Dan sesekali beliau s.a.w. (di dalam sholat fajar/shubuh) membaca surat
pendek seperti S.99 (8) di dalam dua rak'at seluruhnya. Sehingga rawi
(yang meriwayatkan) berkata: Aku tidak tahu apakah Rosulullooh s.a.w.
lupa ataumembacanya dengan sengaja.
(Abu Dawud dan Baihaqi --->sahih).
Dikatakan oleh Al-Albani bahwa yang
jelas Rosulullooh s.a.w. sengaja melakukan hal itu untuk pensyari'atan.

Dan sesekali di dalam perjalanan beliau membaca S.114 (5) dan S.114
(6). (Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah; Ibnu Basyron; Ibnu Abi Syaibah;
disahihkan oleh Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi). Atau hadiest :
Dan beliau s.a.w. bersabda kepada 'Uqbah bin Amir r.a., Baca di dalam
sholatmu dua surat yang memakai A'udzu (S.113 dan S.114). (Abu Dawud dan
Ahmad --->sahih).

Secara umum beliau s.a.w. bersabda bahwa :
Seutama-utama sholat adalah lamanya berdiri. (Muslim dan Ath-Thohawi).
Dan beliau s.a.w. memperpanjang di dalam rak'at pertama dan memperpendek
di dalam rak'at kedua. (Bukhori dan Muslim).

Kadangkala dalam sholat malam beliau s.a.w. menyatukan surat-surat dari
As-Sab'uth-thiwal (tujuh surat yang panjang), seperti S.2, S.4 dan S.3
dalam satu rak'at.
Dan bilamana beliau s.a.w. membaca Alaisa dzaalika biqoodirin 'alaa
ay-yuh-yiyal-mautaa (bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa
pula menghidupkan orang mati? maka beliau s.a.w. membaca:
Sub-haanaka fabalaa (Maha Suci Engkau , ya memang benar). Dan bila
beliau membaca Sabbihisma robbikal-a'laa (Sucikanlah nama Robbmu yang
paling tinggi) maka beliau s.a.w. mengucapkan Subhaana robbiyal-a'laa
(Maha suci Robbku yang Maha Tinggi). (Abu Dawud dan Baihaqi --->sahih).

Walloohu a'lamu bish-showaab.*Komite Tarbiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar