Oase
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Selamat Datang Di Blog Seuntai Kenangan

Senin, 16 April 2007

Lima Resep Penawar Stres

Stress adalah persoalan yang paling sering menimpa manusia. Entah itu karena pekerjaan, masalah pribadi dan seribu satu persoalan yang lain. Bagi kita yang hidup di negeri orang, yang jauh dari keluarga, yang tidak ada teman bercanda, maka kemungkinan terserang stress jauh lebih besar dari pada yang tinggal di negeri sendiri. Sering untuk mengurangi stress, orang lantas mengambil jalan pintas, minum
obat-obat penenang, dilarikan pada alkhohol, ganja dan lain-lainnya. Bahkan,
yang konyol, ada yang berpendapat, bahwa stress adalah persoalan hidup yang
nggak pernah selesai selama manusia hidup, sehingga akhirnya ditempuh jalan
pintas yang lain, bunuh diri ..

Para jamaah sekalian, Islam sebagai agama, sebagai Ad Deen, tidaklah
melulu hanya mengatur bagaimana cara seorang hamba mengabdikan diri kepada
Khaliknya saja. Islam sebagai cara hidup, juga memberikan pedoman, bagaimana
seharusnya seorang Muslim berperilaku terhadap sesamanya, bagaimana bila
seorang muslim menghadapi persoalan yang rumit, yang tak terselesaikan,
yang menimbulkan stress. Tulisan kami kali ini, adalah ingin memberikan solusi
bagaimana seharusnya jalan yang kita tempuh, pada saat-saat kita dihadapkan
padapersoalan yang membelit pikiran, berdasarkan cara-cara yang Islami, yang
dikembangkan menjadi tradisi bagi kebanyakan orang yang hidup dalam linkungan
pesantren.

Kalau kita ada kesempatan untuk berjalan-jalan
dipelosok desa di Jawa Timur, kemudian menyempatkan diri untuk ikut sholat
magrib berjamaah, maka sebelum sholat dimulai, biasanya dialunkan puji-pujian,
entah itu berupa sholawat, doa, dalam bahasa Arab ataupun dalam bahasa Jawa.
Salah satu puji-pujian yang terkenal, adalah yang bejudul " Tombo Ati"
Yang artinya kurang lebih " Obat hati". Syair tersebut kurang lebih
demikian bunyinya.

" Tombo ati iku limo wernane,
ingkang dihin moco Al Qur'an sak maknane'
kaping pindo dzikir ingkang suwe,
kaping telu ngempet weteng kroso luwe,
kaping papat sholat wengi lakonono,
kaping limo sedulur muslim sambangono,
sapa bisa ngelakoni salah siji,
Insya Allah huta' a'la nyembadani "


Baiklah para jamaah, kita kupas satu persatu, bagaimanakah "obat hati"
yang Islami itu.

1. Yang pertama adalah membaca Al Qur'an dengan disertai pemahaman maknanya.
Al Qur'an adalah bacaan yang paling cocok dalam segala suasana. Pada saat
kita gembira, maka peringatan-peringatan yang ada dalam Al Qur'an akan
mampu menjadi pengerem agar kita tak lupa diri. Demikian pula halnya pada
saat kita sedih, maka dengan membaca Al Qur'an terasa sekali dalam lubuk
hati kita sentuhan kesejukan dari Firman Allah SWT. Kala kita gagal dalam
mencapai sesuatu, maka pesan-pesan dalam Al Qur'an akan mampu menawarkan
kesedihan yang ada dalam hati kita. Dengan membaca Al Qur'an, semangat
yang hampir pudar karena kegagalan insya Allah akan berangsur pulih kembali.

Firman Allah dalam surat Al Israa' ayat 82
" Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman ...."

2. Yang kedua adalah dengan berdzikir yang lama.
Allah SWT berfirman
" ..ingatlah, hanya dengan mengingat Allah.lah hati menjadi tenang "
QS. Ar Rad 28

Kenapa dengan berdzikir ?
Sebab dengan mengingat Allah, maka timbulah tawakkal dan penyerahan diri
kita kepada Allah. Dan kalau toh apa yang hendak kita raih tersebut luput
terpegang tangan, maka dengan kembali mengingat Allah, sadarlah kita,
mungkin apabila keinginan kita tersebut terkabul, justru mudharotlah yang
datang. Dengan demikian yang muncul bukanlah rasa kecewa dan penyesalan,
akan tetapi justru syukur yang dalam pada Allah. Bukankah Allah yang
paling mengetahui keadaan dan kemampuan kita ?

3. Yang ketiga adalah dengan puasa.
Salah satu hikmah puasa, disamping dapat menimbulkan perasaan sosial terha-
dap sesama, adalah untuk kesehatan. Bukti-bukti cukup banyak, bahwa orang
orang yang mengidap mag, malah sembuh bila berpuasa, padahal menurut ilmu
kedokteran seharusnya orang yang mengidap mag menjaga makannya agar teratur
dan tidak telat.
Penulis sendiri juga mengalami, gangguan pencernaan yang tak kunjung
reda, malah sembuh dengan membiasakan puasa sunah.
Ditinjau dari segi kejiwaanpun puasa ternyata mempunyai efek yang baik seka-
li. sebab dengan puasa, secara tidak langsung seseorang dilatih untuk dapat
mengendalikan tuntutan hawa nafsu yang cenderung untuk melakukan hal-hal
yang sesat.
Dilain pihak, dengan berpuasa, seseorang akan jadi merasa lebih dekat dengan
Allah, sehingga merasa lebih aman dan tenteram.

4. Yang ke empat ialah shalat malam.
Shalat tahajut, meskipun tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk melaku-
kannya. Banyak ayat dalam Al Qur'an yang menujukkan betapa penghargaan Tuhan
terhadap hamba-hambaNya yang datang menemuiNya, pada saat hamba-hamba yang
lain lelap dalam tidur. Allah menjajikan, terhadap orang-orang yang berse-
gera menuju keridhaanNya, suatu derajat yang tinggi.
" Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajutlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat
yang terpuji "
QS Al Israa' 79
5. Yang kelima ialah mengunjungi saudara sesama muslim. Banyak sekali hikmah
yang dapat dikaji dari silaturahmi terhadap sesama saudara muslim ini.
Dengan bersilaturami, maka ukhuwah yang hampir retak akan kembali utuh.
Dengan bersilaturami, maka berbagai persoalan yang membelit kepala insya
Allah akan dapat dicarikan penyelesaiannya. Dengan bersilaturahmi, kita
dapat saling berbagi suka dan duka, berbagi kesedihan, mencurahkan pera-
saan, sehingga beban berat yang menghimpit, akan terasa lebih ringan,
karena kita tidak sendiri. Disamping itu, saling pesan dalam kebenaran dan
kesabaran hanya mungkin terlaksana apabila tali ukhuwah tetap terjalin.
Tersebut dalam Hadist riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda

" Diantara hamba-hamba Allah ada sekelompok orang yang bukan nabi dan
syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa tergiur dengan keadaan mere
ka,karena kedudukannya yang mulia di sisi Allah. Para sahabat bertanya,
" Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu ?". Jawab beliau : "Mereka adalah
sekelompok orang yang memadu cinta kasih dalam mencari keridhaan Allah,
yang diantara mereka tidak ada hubungan kerabat dan tidak ada tujuan
duniawi. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, sedangkan mereka tidak
merasa khawatir dan takut ketika orang lain dilanda perasaan khawatir dan
takut. Mereka tidak berduka cita ketika orang lain menderita "

Demikianlah para jamaah, lima macam resep pengusir kegundahan hati.
Insya Allah bila kita dapat melaksanakan salah satu dari ke lima diatas, Allah
akan menghapus segala kesedihan dan kegundahan dari hati kita.
Akhirnya, marilah kita berdoa agar Allah senantiasa memberi kita kekuatan,
memberi kita kelapangan, sehingga kita dapat meniti kehidupan ini dengan
segala perasaan damai, dengan tenteram dan dijauhkan dari persoalan-persoalan
yang membelit jiwa.
Marilah saudaraku, kita datangi apa yang disunahkan Allah setelah kita melaksa-
nakan apa yang diwajibkanNya. Insya Allah, dengan memperbanyak melakukan yang
sunnah akanlah dapat kita rasakan, bagaimana sejuk dan manisnya buah iman,
sehingga
agama yang kita peluk ini, tidak tampak sebagai rentetan kewajiban dan
larangan, saja, akan tetapi penyejuk hati yang amat dibutuhkan setiap insan.

Wassalam,
Muhammad Nurhuda
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (24) Habis

PENUTUP

Rosulullooh s.a.w. bersabda:
SHOLATLAH!!!!
SEBAGAIMANA KAMU SEKALIAN MELIHAT AKU SHOLAT.
(Bukhori).

Didalam sholat, WANITA melakukan seperti yang dilakukan LAKI-LAKI.
(Ibnu Abi Syaibah --->sahih).

Adapun hadiest yang menerangkan bahwa:

wanita menghimpitkan tangannya pada waktu sujud, yakni tidak seperti apa
yang dilakukan laki-laki, adalah hadiest MURSAL (sanadnya tidak melalui
sahabat langsung kepada nabi). Sehingga dikatakan Al-Albani: tidak benar.
Dan pendapat ini sesuai dengan yan g diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam
Al-Marasil dari Yazid bin Abi Habib.

tammat

ALHAMDULILLAAHI ROBBIL 'AALAMIIN


SUB-HAANALLOOHI WABIHAMDIH
(Maha Suci Allah dan aku memujiNYA)

SUB-HAANAKAL-LOOHUMMA WABIHAMDIK
(Maha Suci Engkau Ya Allah dan aku memujiMU)

ASY-HADU ALLAA ILAAHA ILLAA ANG-TA ASTAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK
(Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah melainkan ENGKAU, aku memohonampunanMu
dan aku bertaubat kepadaMU)

Ya Allah, berilah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad.
Dan Berilah berkat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad
Sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan dan berkat kepada Ibrohim
dan kepada keluarga Ibrohim Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia.

Alloohumma a'innii 'alaa dzikrika wasyuk-rika wahusni 'ibaadatik

Ya Allah, tolonglah akan daku untuk mengingatMU dan bersyukur kepadaMU
serta BER IBADAH YANG BAIK kepadaMU.

Billaahi taufiq wal hidayah

Wassalamu 'alaikum wr.wb.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (23)

MACAM-MACAM DO'A SEBELUM SALAM (lanjutan)

8. Diriwiyatkan bahwa beliau s.a..w. mendengar bahwa seorang laki-laki
mengucapkan di dalam tasyahhudnya : Alloohumma innii as-aluka yaa-Alloohu
[:yallooh], al-waahidul-ahadush-shomadul-ladzii lamyalid walam yuulad
walam yakullahu kufuwan ahad, ang-tagh-firolii dzunuubii innaka
ang-tal-ghofuurur-rohiim.

=Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMU ya Allah, [dalam riwayat lain
: dengan Allah] Yang Maha Esa, Yang Maha Esa Tuhan Yang bergantung
kepadaNya segala sesuatu, Yang tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
dan tiada seoran[un yang setara dengan DIA, agar Engkau mengampuni
dosa-dosaku. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Maka Rosulullooh s.a.w. bersabda: Ia telah diampuni, Ia telah
diampuni. (Abu Dawud, Nasa'i, Ahmad dan Ibnu Khuzaimah --->sahih).

9. Diriwayatkan bahwa beliau s.a.w. mendengar orang lain lagi
mengucapkannya di dalam tasyahhudnya: Alloohumma innii as-aluka bi-annaka
lakal-hamdu laa ilaaha illaa ang-ta, wah-daka laa syariikalakal-mannaan.
Yaa badii'as-samaawaati wal-ardh, Yaa dzal-jalaali wal-akroom, Yaa hayyu
Yaa qoyyuumu innii as-alukal-jannata wa-a-'uudzu-bika minan-narr.

= Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMUbahwa sesungguhnya Engkau
memiliki segala puji. Tidak ilah selain Engkau semata-mata, tidak ada
sekutu bagiMU, Pemberi Karunia. Wahai Pencipta langit dan bumi, wahai
Dzat Yang memiliki keagungan dan kemuliaan , wahai Yang Hidup dan Yang
Berdiri sendiri, sesungguhnya aku memohon kepadaMU surga dan aku
berlindung kepadaMU dari neraka. Maka Rosulullooh Muhammad s.a.w. bersabda
kepada sahabat-sahabatnya: TAHUKAN KALIAN, DENGAN APA IA MEMOHON ? Mereka
(para sahabat) menjawab :ALLOOHU WAROSUULUHU A'LAM (Allah dan RosulNya
yang lebih tahu). Nabi s.a.w. bersabda: Demi Dzat yan jiwaku berada dalam
kekuasaanNYA, sesungguhnya dia (orang ini) telah memohon kepada Allah
dengan namanNYA Yang Maha Agung (bismihil'azhiim) [dalam riwayat lain:
yang paling Agung] yang apabila DIA dipanggil dengannya, maka DIA
mengijabah, da n apabila DIA dimohon dengannya, maka DIA memberi. (Abu
Dawud, Nasa'i, Ahmad dan Bukhori; Thobroni dan Ibnu Mandah --->sahih).

* Hanya milik Allah ASMA-UL HUSNA, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
MENYEBUT ASMA-UL HUSNA itu dan TINGGALKANLAH ORANG-ORANG YANG MENYIMPANG
dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan. (QS. 7:180)

*Rosulullooh s.a.w. ditanya: Pada waktu apa do'a (manusia) lebih didengar
(oleh Allah)? Rosulullooh s.a.w. menjawab: Pada tengah malam dan PADA
AKHIR TIAP SHOLAT FARDHU (sebelum salam). (Mashobih As-Sunnah).

10. Di antara kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Rosulullooh Muhammad
s.a.w. di antara tasyahhud dan salam adalah : Alloohummagh-firlii maa
qoddamtu wamaa akh-khortu wamaa asrortu wamaa a'lang-tu wamaa as-roftu
wamaa ang-ta a'lamu bihii minnii, Ang-tal- muqoddimu wa ang-tal-
mu-akh-khiru laa ilaaha illaa ang-ta.

= Ya Allah, ampunilah aku dari apa-apa yang telah aku lakukan dan apa-apa
yang belum aku lakukan, dari apa-apa yang aku sembunyikan dan apa-apa yang
aku nyatakan serta apa-apa yang aku lebih-lebihkan, dan dari apa-apa yang
Engkau lebih mengetahui tentangn ya daripada aku. Engkaulah Yang
Mendahului dan Engkaulah Yang Mengakhiri, tidak ada ilah selain Engkau.
(Muslim dan Abu 'Uwanah).

SALAM

Diriwiyatkan bahwa :
Rosulullooh s.a.w. mengucapkan salam ke sebelah kanannya,
ASSALAAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI [WABAROKAATUH]

= mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta
rahmat Allah (dalam riwayat lain: kadangkala ditambahkan: dan berkatNYA)
sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan kesebelah kiri beliau
s.a.w. mengucapkan:

ASSALAAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOH

= mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta
rahmat Allah. sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kiri. (Abu Dawud,
Nasa'i dan Tirmidzi --->sahih). (Tambahan tersebut diriwayatkan (Abu Dawud
dan Ibnu Khuzaimah --->sahih).

Diriwayatkan bahwa :
Apabila beliau s.a.w. berpaling kesebelah kanan mengucapkan:
ASSALAAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOH

= mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta
rahmat Allah. maka kadang-kadang beliau s.a.w. memperpendek ucapannya
ketika berpaling ke sebelah kiri:

ASSALAAMU 'ALAIKUM

= mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian. (Nasa'i,
Ahamd dan As-Siraj --->sahih).

Dan kadangkala, beliau mengucapkan salam satu kali salam, yaitu:
ASSALAAMU 'ALAIKUM

= mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian dengan
mengarahkan wajahnya miring kesebelah kanan sedikit. (Ibnu Khuzaimah,
Baihaqi dan Adh-Dhiya'; Al-Ghoni Al-Maqdisi; Ahmad, Thobroni dan
Baihaqi---.sahih).

Mereka (para sahabat) memberikan isyarat dengan tangan-tangan mereka
apabila mereka mengucapkan salam ke sebelah kanan dan kiri. Kemudian
Rosulullooh s.a.w. melihat mereka, maka beliau s.a.w. bersabda:

Mengapa kamu sekalian memberikan isyarat dengan tangan-tangan kamu,
seakan-akan tangan-tangan kamu itu buntut-buntut kuda yang tidak pernah
diam?! Apabila salah seorang di antara kamu mengucapkan salam, maka
hendaklah ia berpaling kepada kawannya dan jang anlah memberikan isyarat
dengan tangannya. (Sehingga) Tatkala mereka sholat bersama beliau lagi,
mereka tidak melakukan hal itu lagi. (Dalam riwayat lain dikatakan:
Sesungguhnya cukup bagi salah seorang di antara kamu untuk meletakkan
tangannya di atas pa hanya, kemudian memberi salam kepada saudaranya yang
berada di sebelah kanannya dan disebelah kirinya. (Muslim, Abu 'Uwanah,
As-Siraj, Ibnu Khuzaimah dan Ath-Thobroni).

Walloohu a'lamu bish-showaab.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (22)

MEMOHON PERLINDUNGAN DARI EMPAT PERKARA SEBELUM BERDO'A

Rosulullooh s.a.w. bersabda:

Apabila salah seorang di antara kamu selesai dari (membaca) tasyahhud
akhir, maka hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari empat
perkara, yaitu : Alloohumma innii a'uu-dzubika min 'a-dzaabi jahannam,
wamin 'a-dzaabil-qobri, waming-fitnatil- mahyaa wal-mamaati ming-syarri
fitnatil-masiihid-dajjaal.

=Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMU dari siksaan jahannam,
dari siksaan kubur, dan dari cobaan hidup serta cobaan mati, dan dari
kejahatan cobaan Al-Masih yag menjadi Dajjal. Kemudian ia berdo'a untuk
dirinya sekehendaknya. (Muslim, Abu 'Uwan ah, Nasa'i dan Ibnul-Jarud).

Rosulullooh s.a.w. berdo'a dengan do'a tersebut di dalam tasyahhudnya.
(Abu Dawud dan Ahmad --->sahih).

Beliau s.a.w. mengajarkan (do'a itu) kepada para sahabat ra. sebagaimana
beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada mereka. (Muslim dan Abu
'Uwanah).

MACAM-MACAM DO'A SEBELUM SALAM

Beliau s.a.w. memerintahkan kepada orang yang SHOLAT untuk memilih
do'a-do'a itu sekehendaknya. (Bukhori dan Muslim).
*perlu diingat bahwa tempat yang utama untuk berdo'a di dalam sholat
adalah sujud dan tasyahhud, sebagaimana penjelasan terdahulu.

Macam-macam do'a sebelum salam:

1. Alloohumma innii a'uu-dzubika min 'a-dzaabil-qobri, wa a'uu-dzubika
ming- fitnatil-masiihid-dajjaal, wa a'uu-dzubika ming- fitnatil-mahyaa
wal-mamaat, Alloohumma innii a'uu-dzubika minal-ma'tsami wal-magh-rom.

=Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMU dari siksa kubur, dan aku
berlindung kepadaMU dari kejahatan cobaan Al-Masih yang menjadi Dajjal,
aku berlindung kepadaMU dari cobaan hidup dan mati. Ya Allah sesungguhnya
aku berlindung kepadaMU dari dosa dan hutang. (Bukhori dan Muslim).

2. Alloohumma innii a'uu-dzubika ming-syarrimaa 'amiltu wa ming-syarri
maalam a'mal [ba'd(u)].

=Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMU dari kejahatan apa yang
telah aku perbuat dan dari kejahatan apa yang belum aku perbuat
[kemudian]. (Nasa'i --->sahih).

3. Alloohumma haasibnii hisaabay-yasiiroo.

=Ya Allah perhitungkan (semua amalanku) dengan perhitungan yang mudah. .
(Ahmad dan Hakim --->sahih).

4. Alloohumma bi'ilmikal-ghoibi wa qud-ratika 'alal-kholq, ah-yinii maa
'ilmatil-hayaatu khoirollii, watawaf-fanii i-dzaa kaanatil-wafaatu
khoirollii. Alloohumma wa as-aluka khosy-yataka fil-ghoibi wasy-syahaadah,
wa as-aluka kalimatal-haqq, [: 'l-hukmi] wal'ad-li fil-gho-dhobi war-ridho
wa as-alukal-qash-da fil-faq-ri wal-ghinaa, wa as-aluka na'iiman laa
yubiid, wa as-aluka qurrota'ainin laa tang-fud, walaa tang-qo-thi' wa
as-alukar-ridhoo ba'dal-qo-dhoo-i wa as-aluka bardal'aisyi ba'dal-maut, wa
as-aluk a ladz-dzatan-nazh-ri ilaa waj-hik, wa as-alukasy- syawqo ilaa
liqoo-ika fiighoiri dhorroo-im-mu-dhirroh, walaa fit-natim-mudh-dhillah.
Alloohumma zay-yinnaa biziinatil-iimaani waj'alnaa hudaatam-muhtadiin..

=Ya Allah, dengan pengetahuanMU tentang alam ghoib dan kekuasaanMU atas
makhluk-makhluk, hidupkanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa kehidupan
itu baik bagiku dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku. Ya
Allah, dan aku memohon kepadaMU untuk tak ut kepadaMU di alam ghoib dan
alam nyata, dan aku memohon kepadaMU kebenaran [dalam riwayat lain:
keputusan] dan keadilan di dalam marah serta keridho-an, dan aku memohon
kepadaMU kesederhanaan di dalam kefakiran dan kekayaan, dan aku memohon
kepadaMU ni' mat yang tidak punah, dan aku memohon kepadaMU kesenangan
yang tidak habis dan tidak terputus, dan aku memohon kepadaMU untuk ridho
menerima ketentuan, dan aku memohon kepadaMU untuk dihidupkan kembali
setelah mati, dan aku memohon kepadaMU ni'matnya mema ndang wajahMU dan
aku memohon kepadaMU agar aku merasa untuk rindu bertemu denganMU, bukan
di dalam kesengsaraan yang membahayakan dan bukan pula pada waktu
menghadapi kejahatan yang menyesatkan. Ya Allah hiasilah kami dengan
hiasan keimanan dan jadikanl ah kami orang-orang yang memberikan petunjuk
dan mendapatkan petunjuk. (Nasa'i dan Hakim --->sahih).

5. Rosulullooh s.a.w. mengajar Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk mengucapkan:

Alloohumma innii zholamtu nafsii zhulmang-ka-tsiiroo, walaa
yagh-firuudz-dzunuuba illaa ant-ta fagh-firlii magh-firootam-min'ing-dika
warhamnii, innaka ang-tal-ghofuurur-rohiim.

= Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak menganiaya diriku sendiri. Dan
tidak ada yang mengampuni dosa-dosa, selain daripada Engkau, maka berilah
aku ampunan dari hadhiratMU dan kasihanilah aku, sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun lagi Maha Pengasih. (Buk hori dan Muslim).

6. Beliau s.a.w. memerintahkan kepada Aisyah ra. untuk mengucapkan :

Alloohumma innii as-aluka minal-khoiri kullihii 'aajilihi waaa-jilihi
maa'alimtu minhu wamaa lam'alam, wa a'uu-dzubika minasy-syarri kullihi
'aajilihi waaa-jilihi maa'alimtu minhu wamaa lam'alam, wa as-alukal- [:
Alloohumma innii as-alukal-] jannata wamaa qorroba ilaihaa ming-qowlin
au'amal, wa a'uu-dzubika minan-naari wamaa qorrobaa ilaihaa ming-qowlin
au'amal, , wa as-aluka [: Alloohumma innii as-aluka] minal-khoiri maa
sa-alaka 'ab-duka warosuuluka muhammad, wa a'uu-dzubika ming-syarri
mas-ta'aadzaka minhu 'ab-duka warosuuluka muhammad, shollolloohu 'alaihi
wasallam, wa as-aluka maa qodhoitalii min amri-ang-taj-'ala 'aaqibatahulii
rusy-daa.

=Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMU kebaikan seluruhnya di dunia
dan di akhirat, baik yang telah aku ketahui maupun yang belum aku ketahui.
Dan aku berlindung kepadaMU dari kejahatan seluruhnya di dunia dan di
akhirat, baik yang telah aku ketahu i maupun yang belum aku ketahui. Dan
aku memohon kepadaMU [dalam riwayat lain: Ya Allah, sesungguhnya aku
memohon kepadaMU] surga, dan apa-apa yang mendekatkan aku kepadanya,
berupa perkataan dan perbuatan. Dan aku berlindung kepadaMU dari neraka
dan ap a-apa yang mendekatkan aku kepadanya, berupa perkataan dan
perbuatan. Dan aku memohon kepadaMU [dalam riwayat lain: Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kepadaMU] dari kebaikan yang dimohonkan kepadaMU
oleh hambaMU dan RosulMU Muhammad. Dan aku berlindung kepdaMU dari
kejahatan yang dimohonkan perlindungannya dariMU oleh hambaMU dan RosulMU
Muhammad s.a.w.. Dan aku memohon kepadaMU agar Engkau menjadikan akibat
suatu perkara yang telah Engkau putuskan bagiku itu baik bagiku.

7. Diriwayatkan bahwa :

Beliau s.a.w. berkata kepada seorang laki-laki: Apa yang engkau ucapkan di
dalam sholat?. Laki-laki itu menjawab: Aku mengucapkan syahadat,
kemudian aku memohon surga kepada Allah dan berlindung kepadaNYA dari
neraka. Demi Allah, alangkah baiknya apa yang engkau bisikkan itu dan
bukannya yang dibisikkan oleh Mu'adz. Rosulullooh s.a.w. bersabda, Kami
membisikkan di antara bisikan-bisikan itu. (Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu
Khuzaimah --->sahih).

Walloohu a'lamu bish-showaab.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (21)

MACAM-MACAM SHOLAWAT ATAS NABI S.A.W.

1. Alloohumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa aali bai-tihii, wa 'alaa
az-waajihii wa-dzurriy-yatihii, Kamaa shollaita 'alaa aali ib-roohiim,
innaka hamiidum-majiid. Wabaarik 'alaa muhammad wa 'alaa aali bai-tihii,
wa 'alaa az-waajihii wa-dzurriy-yatihii, kamaa-baarokta 'alaa aali
ib-roohiim, innaka hamiidum-majiid. =Ya Allah berilah kebahagiaan kepada
Nabi Muhammad, kepada ahli baitnya, kepada istri-istrinya dan
keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada
keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan
berikanlah ber kah kepada Muhammad, kepada ahli baitnya, kepada
istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan
berkah kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi
Maha Mulia. Doa ini beliau s.a.w. ucapkan atas dirinya sendiri. (Ahmad
dan Ath-Thohawi --->sahih).

2. Alloohumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad. Kamaa
shollaita 'alaa ib-roohiim wa 'alaa aali ib-roohiim, innaka
hamiidum-majiid. Alloohumma baarik 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad,
kamaa-baarokta 'alaa ib-roohiim wa 'alaa aali ib-roohi im, innaka
hamiidum-majiid. =Ya Allah berilah kebahagiaan dan kepada Muhammad dan
kepada Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan
kepada Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah berilah berkah kepada M uhammad dan
kepada Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah
kepada Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. (Bukhori, Ath-Thohawi , Baihaqi dan
Ahmad;Nasa'i; Bukhori, Muslim dan Al-Humai di dan Ibnu Mandah).

3. Alloohumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad. Kamaa
shollaita 'alaa aali ib-roohiim wa aali ib-roohiim, innaka
hamiidum-majiid. Wabaarik 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad,
kamaa-baarokta 'alaa aali ib-roohim wa aali ib-roohiim, innaka ha
miidum-majiid. =Ya Allah berilah kebahagiaan dan kepada Muhammad dan
kepada Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan
kepada Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berikanlah berkah kepada Muh ammad dan kepada
Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada
Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji
lagi Maha Mulia. (Ahmad, Nasa'i dan Abu Ya'la --->sahih).

4. Alloohumma sholli 'alaa muhammadin-nabiyyil-ummiyyi wa 'alaa aali
muhammad. Kamaa shollaita 'alaa aali muhammad, kamaa shollaita 'alaa aali
ib-roohiim. Wa baarik 'alaa muhammadin-nabiyyil-ummiyyi wa 'alaa aali
muhammad, kamaa-baarokta 'alaa aali ib-roo hiima fil'aalamiina innaka
hamiidum-majiid. =Ya Allah berilah kebahagiaan dan kepada Muhammad Nabi
yang ummiy dan kepada Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah
memberikan kebahagiaan kepada Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Dan
berikanlah berkah kepada Muhammad Nabi yang ummiy dan kepada Ke luarga
Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada Ibrohim dan
kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia. (Muslim, Abu 'Uwanah dan Ibnu Syaibah; Abu Dawud).

5. Alloohumma sholli 'alaa muhammadin 'ab-dika warosuulik, Kamaa shollaita
'alaa aali ib-roohiim, wa baarik 'alaa muhammadin 'ab-dika warosuulika wa
'alaa aali muhammad, kamaa-baarokta 'alaa ib-roohiima wa 'alaa aali
ib-roohiim. =Ya Allah berilah kebahagiaan dan kepada Muhammad hambaMU dan
RosulMU, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga
Ibrohim. Dan berikanlah berkah kepada Muhammad hambaMU dan RosulMU dan
kepada Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau tela h memberikan berkah
kepada Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. ((Bukhori, Nasa'i, Ath-Thohawi, Ahmad dan Isma'il
Al-Qodli).

6. Alloohumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa az-waajihii
wa-dzurriy-yatihii. Kamaa shollaita 'alaa aali ib-roohiim. Wabaarik 'alaa
muhammadiw- wa 'alaa az-waajihii wa-dzurriy-yatihii. Kamaa-baarokta 'alaa
aali ib-roohiim, innaka hamiidum-majiid. =Ya Allah berikanlah kebahagiaan
kepada Muhammad dan kepada istri-istrinya serta keturunannya, sebagaimana
Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga Ibrohim. Dan
berikanlah berkah kepada Muhammad dan kepada istri-istrinya serta
keturunannya, seb agaimana Engkau telah memberikan berkah kepada keluarga
Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (Bukhori dan
Muslim).

7. Alloohumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad, Wabaarik 'alaa
muhammad, wa 'alaa aali muhammad. Kamaa shollaita Wabaarokta 'alaa
ib-roohiima wa aali ib-roohiim, innaka hamiidum-majiid. =Ya Allah berilah
kebahagiaan dan kepada Muhammad dan kepada Keluarga Muhammad, dan
berikanlah berkah kepada Muhammad dan kepada Keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan dan berkah kepada Ibrohim
dan kepada keluarga Ibrohim. Sesu ngguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia. (Ath-Thohawi dan Abu Sa'id bin Al-A'rabi --->sahih).

BANGKIT PADA RAKA'AT KETIGA

Kemudian Rosulullooh s.a.w. bangkit pada raka'at ketiga sambil bertakbir
(Bukhori dan Muslim) [lalu berdiri. (Abu Ya'la)]

Rosulullooh s.a.w. mengangkat kedua tangannya. (Bukhori dan Muslim).

Yang lainnya sama dengan penjelasan pada raka'at pertama dengan
perbedaan-perbedaan yang dijelaskan pada awal serial tulisan ini.

BANGKIT PADA RAKA'AT KEEMPAT

Apabila beliau s.a.w. hendak berdiri pada raka'at ke-empat, maka beliau
mengucapkan "Alloohu Akbar". (Bukhori dan Abu Dawud).

Rosulullooh s.a.w. mengangkat kedua tangannya. (Abu 'Uwanah dan Nasa'i
--->sahih).

Duduk istirahat tetap ada sebagaimana dalam serial no.18. yaitu: Beliau
s.a.w. duduk lurus di atas kaki kirinya sambil beri'tidal, sehingga setiap
tulang kembali ke tempatnya. Kemudian beliau berdiri sambil
bersandar(bertelekan) kepada tanah dengan kedua tangannya. (Bukhori dan
Abu Dawud).

Selanjutnya sama dengan raka'at lainnya.

Kemudian, setelah beliau s.a.w. menyempurnakan raka'at keempat, maka
beliau duduk untuk melakukan TASYAHHUD AKHIR.

Bacaannya serupa dengan penjelasan pada tasyahhud pertama kecuali cara
duduk.

Didalam tasyahhud akhir ini beliau s.a.w. duduk dengan tawarruk.
(Bukhori), yakni: Beliau s.a.w. melapangkan pangkal pahanya yang sebelah
kiri ketanah dan mengeluarkan kedua kakinya ke satu arah. (Abu Dawud dan
Baihaqi --->sahih), yakni:
Beliau s.a.w. meletakkan kaki kirinya di bawah
paha dan betisnya (yang kanan). (Muslim dan Abu 'Uwanah), sambil:
Beliaus.a.w. menegakkan kaki kanannya. (Bukhori), dan kadangkala:
Beliau s.a.w.membentangkannya. (Muslim dan Abu 'Uwanah), sambil:
Beliau s.a.w.menekankan telapak tangannya yang sebelah kiri kepada
lututnyasambil menekannya. (Muslim dan Abu 'Uwanah).
Hal-hal lainnya serupa dengan kedudukan tasyahhud pertama.

MEMOHON PERLINDUNGAN DARI EMPAT PERKARA SEBELUM BERDO'A

Rosulullooh s.a.w. bersabda: Apabila salah seorang di antara kamu selesai
dari (membaca) tasyahhud akhir, maka hendaklah ia memohon perlindungan
kepada Allah dari empat perkara, yaitu :
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMU dari siksaan jahannam,
dari siksaan kubur, dan dari cobaan hidup serta cobaan mati, dan dari
kejahatan cobaan Al-Masih yang menjadi Dajjal.
Kemudian ia berdo'a untuk dirinya sekehendaknya. (Muslim,
Abu 'Uwanah, Nasa'i dan Ibnul-Jarud).

Walloohu a'lamu bish-showaab.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (19)

TASYAHHUD PERTAMA

Setelah selesai dari raka'at kedua, lalu beliau duduk untuk tasyahhud.
Kepada orang yang sholatnya belum betul, beliau s.a.w. bersabda: Apabila
kamu duduk di TENGAH-TENGAH sholat (tasyahhud awal), maka
ber-thuma'ninah-lah dan bentangkan paha kirimu, lalu bertasyahhud-lah.
(Abu Dawud dan Baihaqi).

Dari Abi Humaid Assa'idi. Ia berkata : Saya lihat Rosulullooh s.a.w.
apabila bertakbir,...............,dan apabila duduk di akhir raka'at yang
kedua, ia duduk atas kakinya yang kiri dan ia dirikan yang kanan; dan
apabila duduk di raka'at yang akhir, ia kedepankan kaki kirinya dan
dirikan yang lain, dan ia duduk atas pinggulnya. (Bukhori).

Abu Huroiroh ra. berkata: Kekasihku, Rosulullooh s.a.w. telah melarangku
untuk duduk seperti duduknya anjing. (Ath-Thoyalisi, Ahmad dan Ibnu
Syaibah).

Diriwayatkan bahwa : Apabila beliau s.a.w. duduk di dalam tasyahhud, maka
beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas pahanya [dalam riwayat
lain: lututnya] yang sebelah kanan dan meletakkan telapak tangan kirinya
di atas pahanya [dalam riwayat lain: lututnya] yang seb elah kiri. (Muslim
dan Abu 'Uwanah).

Rosulullooh s.a.w. meletakkan ujung sikunya yang sebelah kanan di atas
pahanya yang sebelah kanan. (Abu Dawud dan Nasa'i --->sahih).

Beliau s.a.w. melarang seorang laki-laki yang duduk bersandar kepada
tangannya yang sebelah kiri di dalam sholat. Beliau s.a.w. bersabda,
"Sesungguhnya sholatnya itu adalah sholat orang yahudi. (Baihaqi dan Hakim
--->sahih). Dalam lafzh lain beliau s.a.w. bersabda : Janganlah engkau
duduk seperti ini. Sesungguhnya duduk yang seperti itu adalah duduknya
orang-orang yang disiksa. (Ahamd dan Abu Dawud). Dalam riwayat lain beliau
s.a.w. bersabda : Duduk seperti itu adalah duduknya orang-orang yang
dimurkai. (Abdurrazaq disahihkan oleh Abdul-Haq).

Dari Ibnu Umar: bahwasanya Rosulullooh s.a.w. apabila duduk tasyahhud, ia
letak tangannya yang kiri atas lututnya yang kiri dan yang kanan atas yang
kanan, dan ia genggam lima puluh tiga (53)* dan ia isayarat dengan jari
telunjuknya [dalam riwayat lain: dan ia genggam se mua jarinya dan ia
isyarat dengan (jari) yang mengiringi ibu jari]. (Muslim). * genggam lima
puluh tiga (53) itu satu cara menghitung di sisi orang arab dengan
menggenggam jari yang hasilnya ialah tergenggam semua jari, kecuali
telunjuk untuk isyarat.

Isyarat telunjuk yang dimaksud menurut riwayat Wa'il bin Hujr bahwa
Rosulullooh menggoyang-goyangka dia dan menurut riwayat Ibnu Zubair bahwa
Rosulullooh s.a.w. isyarat (menunjukkan jari) tetapi tidak
menggoyang-goyangnya. Jadi menurut penulis Bulughul M arom, Wa'il melihat
sewaktu Rosulullooh s.a.w. menggoyang dan Zubair melihat waktu Rosulullooh
s.aw. tidak menggoyangnya. Sehingga bilamana ada yang menggoyang dan ada
yang tidak, biarkan saja. Kata Al-Albani, hadits yang menerangkan bahwa
beliau s.a.w. tidak menggerak-gerakkan jarinya, isnadnya tidak tetap (Lih.
dho'if Abi Dawud 175). Selanjutnya dikatakan bahwa jelaslah bahwa
menggerak-gerakkan jari di dalam tasyahhud itu adalah sunnah yang t etap
dari Rosulullooh s.a.w.

Apabila beliau s.a.w. menunjuk dengan jarinya (telunjuknya), maka beliau
meletakkan ibu jarinya di atas jari tengahnya. (Muslim dan Abu 'Uwanah).

Kadangkala beliau s.a.w. membuat lingkaran dengan keduanya (ibu jari dan
jari tengahnya). (Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah; Ibnu Hibban
--->sahih).

Beliau menggerak-gerakkan jarinya (telunjuknya) sambil berdo'a dengannya.
(Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah; Ibnu Hibban --->sahih). Kata Imam
Thohawi kata YAD'U BIHAA =BERDOA DENGANNYA menunjukkan bahwa hal itu
dilakukan adalah di akhir sholat. Kata Al-Albani, bahwa di dalamya justru
terdapat sebuah dalil yang menunjukkan bahwa adalah sunnah untuk
meneruskan memberi isyarat dan mengge rak-gerakkan telunjuknya sampai
salam. Ini adalah Imam Ahmad.

Rosulullooh Muhammad s.a.w. melebarkan telapak tangannya yang sebelah kiri
di atas lututnya yang sebelah kiri dan menggenggam jari jemari telapak
tangannya yang sebelah kanan semuanya, lalu menunjuk kearah kiblat dengan
jarinya yang berada setelah ibu jar i (telunjuk) sambil mengarahkan
pandangannya kepadanya. (Muslim, Abu 'Uwanah dan Ibnu Khuzaimah).

Sesungguhnya ia lebih keras bagi setan daripada besi, yakni telunjuk.
(Ahmad, Al-Bazzar, Abu Ja'far Al-Bukhtari dan Abul Ghoni Al-Maqdisi
--->hasan; Ar-Rubani dan Baihaqi).

Para sahabat Nabi s.a.w., sebagian mereka mengambil atas sebagian yang
lain, yakni isayarat dengan jari di dalam berdo'a. (Ibnu Abi Syaibah
--->hasan).

Rosulullooh s.a.w. melakukan hal itu di dalam dua tasyhhud semuanya.
(Nasa'i dan Baihaqi --->sahih).

Beliau s.a.w. melihat seorang laki-laki berdo'a dengan dua jarinya.
Kemudian beliau s.a.w. bersabda: Satu-satu, lalu ia menunjuk dengan
telunjuknya. (Ibnu Abi Syaibah dan An-Nasa'i disahihkan Hakim dan
disepakati Adz-Dzahabi).

KEWAJIBAN TASYAHHUD PERTAMA DAN PENSYARI'ATAN BERDO'A DI DALAMNYA

Rosulullooh s.a.w. membaca At-Tahiyyah didalam SETIAP DUA RAKA'AT. (Muslim
dan Abu 'Uwanah).

Rosulullooh s.a.w. bersabda: Apabila kamu duduk di dalam setiap dua
raka'at, maka ucapkanlah attahhiyaatu...,dan hendaklah salah seorang di
antara kamu memilih do'a yang paling dikaguminya. Kemudian, berdo'alah
kepada Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Agung dengan do'a-do'a itu.
(Nasa'i, Ahmad dan Thobroni --->sahih).

Ucapkanlah attahhiyaat di dalam setiap duduk. (Nasa'i --->sahih).

Rosulullooh Muhammad s.a.w. mengajarkan at-tasyahhud kepada mereka
(sahabat) sebagaimana beliau s.a.w. mengajarkan surat dari Al-Qur'an
kepada mereka. (Bukhori dan Muslim).

Apabila beliau s.a.w. lupa membacanya di dalam dua raka'at pertama, maka
beliau melakukan sujud sahwi. (Bukhori dan Muslim).
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (20)

MACAM-MACAM BACAAN AT-TASYAHHUD

1. Ibnu Mas'ud berkata: Rosulullooh s.a.w. telah mengajarkan at-tasyahhud
kepadaku dan beliau telah mencukupkan antara kedua telapak tangannya,
sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepadaku:

Attahiyaatu lillaahi wash-sholawaatu wath-thoyyibaatu, assalaamu 'alaika
ay-yuhan-nabiyyu waroh-matulloohi wabarokaatuh, assalaamu 'alainaa wa'alaa
'ibaadillaahish- shoolihiin. =Segala ucapan selamat, kebahagiaan dan
kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan
kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkatNYA. Mudah-mudahan
kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula dan kepada sekalian hamba-hamba
Allah yang sholeh.
Sesungguhnya apabila beliau mengucapkan ucapan itu, maka akan
terkenalah seluruh hamba yang sholeh yang berada di langit dan bumi.
Kemudian hadiest ini berlanjut dengan: Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wa
asy-hadu anna muhammadan 'abduhu warosuuluh. =Aku bersaksi bahwa tidak
Robb melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hambaNYA
dan RosulNYA.
Hal ini ketika beliau hidup di antara kita. Kemudian setelah
beliau meninggal dunia, maka kami mengucapkan: Assalaamu 'alan-nabiii.
=Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi. (Bukhori, Muslim dan
Ibnu Syaibah, As-Siraj dan Abu Ya'la).

2. Ibnu Abbas berkata: Rosulullooh s.a.w. telah mengajarkan at-tasyahhud
kepada kami sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada
kami. Beliau s.a.w. mengucapkan:

Attahhiyaatul-mubaarokaatush-sholawaatuth-thoyyibaatu lillaah, assalaamu
'alaika ayyuhannabiyyu warohmatulloohi wabarokaatuh, assalamu 'alainaa
wa'alaa 'ibaadillaahish-shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wa
asy-hadu anna muhammadar-rosuulullooh. [dalam riwayat lain: Asyhadu allaa
ilaaha illalloohu wa asy-hadu anna muhammadan 'abduhu warosuuluh].
=Segala ucapan selamat, kebahagiaan dan kebaikan adalah bagi Allah.
Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat
Allah dan berkatNYA. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada
kami dan kepada sekalian hamba-hamba A llah yang sholeh. Aku bersaksi
bahwa tidak ada Robb melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu
adalah Rosul Allah. [Dalam riwayat lain: hambaNYA dan RosulNYA]. (Muslim,
Abu 'Uwanah, Asy-Syafi'i dan Nasa'i).

3. Ibnu Umar mengucapkan tasyahhud. Dari Rosulullooh s.a.w. bahwasanya
beliau mengucapkan di dalam tasyahhud :

Attahiyaatu lillaahi wash-sholawaatu wath-thoyyibaatus-salaamu 'alaika
ay-yuhan-nabiyyu waroh-matulloohi (Ibnu Umar berkata ia tambahkan:
wabarokaatuh), assalaamu 'alainaa wa'alaa 'ibaadillaahish- shoolihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illalloohu (Ibnu Umar berkata ia tambahkan: wahdahuu
laa syariikalah), wa asy-hadu anna muhammadan 'abduhu warosuuluh. =Segala
ucapan selamat, kebahagiaan dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan
kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah. (Ibnu
Umar berkata: Aku menambahkan: " dan berkatNYA". Mudah-mudahan
kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada sekalian hamba-hamba
Allah yang sholeh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Robb melainkan Allah,
(Ibnu Umar berkata: Aku menambahkan: "semata-mata, tidak ada sekutu
bagiNYA) Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan Rosul Allah.
(Abu Dawud dan Daroquthni --->sahih). *dua tambahan yang dilakukan oleh
Ibnu Umar dalam hadiest ini bukanlah ditambahkan atas pendapat pribadinya,
tetapi adalah tambahan yang tetap dari Nabi s.a.w. yang diambilnya dari
para sahabat lainnya yang meriwayatkan dari Rosulullooh s.a.w.. Sehingga
Ibnu Umar r.a. langsung menambahkan kepada bacaannya yang didengarnya
langsung dari Rosulullooh s.a.w.. (Demikian pendapat Al-Abani). Ternyata
apa yang dikatakan Al-Albani ini benar, karena hadiest yang serupa dengan
hadiest nomor 3 ini (termasuk tambahan dari Ibnu Umar di atas) adalah
sesuai dengan hadiest dari Abdullah bin Mas'ud: Rosulullooh s.a.w
berpaling kepada kami lalu beliau s.a.w. bersabda : apabila seseorang
daripada kamu sholat, hendaklah ia ucapkan : Attahiyaatu lillaah,
wash-sholawaatu wath-thoyyibaatu assalaamu 'alaika ay-yuhan-nabiyyu
waroh-matulloohi wabarokaatuh, assalaamu 'alainaa wa'alaa 'ibaadillaahish-
shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariikalah, wa
asy-hadu anna muhammadan 'abduhu warosuuluh. Kemudian boleh ia memilih
do'a yang disukai lalu berdo'a dengannya. (Bukhori danMuslim: muttafaq
alaih; lafazh dari Bukhori). Hadiest nomor:333 Bulughul Marom.

4. Tasyahhud Abi Musa Al-Asy'ari. Ia berkata bahwa Rosulullooh s.a.w.
bersabda : ....dan apabila sedang dalam keadaan duduk, maka hendaklah
kata-kata yang pertama diucapkan oleh salah seorang di antara kamu adalah :

Attahiyaatuth-thoyyibaatush-sholawaatu lillaah, assalaamu 'alaika
ay-yuhan-nabiyyu waroh-matulloohi wabarokaatuh, assalaamu 'alainaa wa'alaa
'ibaadillaahish- shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahuu laa
syariikalah, wa asy-hadu anna muhammadan 'abduhu warosuuluh. =Segala
ucapan selamat, kebahagiaan dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan
kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan
berkatNYA". Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan
kepada sekalian hamba-hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi bahwa tidak
ada Robb melainkan Allah semata-mata, tidak ada sekutu bagiNYA. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hambaNYA dan RosulNYA. Tujuh kalimat
itu adalah tahiyat sholat. (Muslim, Abu 'Uwanah, Abu Dawud dan Ibnu
Majah).

5. Tasyahhud Umar bin Khottab. Ia mengajar manusia tentang tasyahhud.
Sambil berdiri di atas mimbar ia memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan :

Attahiyaatu lillaahiz-zaakiyaatu lillaah, ath-thoyyibaatu lillaah,
ash-sholawaatu lillaah. Assalaamu 'alaika .......(seterusnya serupa dengan
hadiest nomor 1). Segala ucapan selamat bagi Allah, segala kesucian bagi
Allah, segala kebaikan bagi Allah dan segala kebahagiaan bagi Allah.
Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi .....(Malik
dan Baihaqi --->sahih).

SALAWAT ATAS NABI

Rosulullooh s.a.w. mengucapkan salawat atas dirinya sendiri di dalam
tasyahhud pertama dan lainnya. (Abu 'Uwanah dan Nasa'i di dalam shahih Abu
'Uwanah).

Dari Abi Mas'ud, ia berkata: telah berkata: Basyir bin sa'd: Ya
Rosulullooh! Allah perintahkan kami bersholawat atas paduka tuan, maka
bagaimanakah (cara)[dalam riwayat lain: maka bagaimanakah (cara kami
bersholawat atas paduka tuan, apabila kami akan bersholawat atas paduka
tuan di dalam SHOLAT kami] kami bersholawat atas paduka tuan? Maka beliau
s.a.w. diam kemudian ia bersabda: ucapkanlah: Alloohumma sholli 'alaa
muhammad wa 'alaa aali muhammad. Kamaa shollaita 'alaa ib-roohim, wabaarik
'alaa muhammad wa'alaa aali muhammad, kamaa-baarokta 'alaa ib-roohim,
fil'aalamiina innaka hamiidum-majiid. Kemudian salam sebagaimana kamu
telah tahu. =Ya Allooh. Berilah Rohmat atas Muhammad dan atas keluarga
Muhammad, sebagaimana Engkau telah beri rahmat atas keluarga Ibrohim, dan
berilah kurnia atas Muhammad dan atas keluarga Muhammad, sebagaimana
Engkau telah beri kurnia atas Ibrohim di (lidah-lidah ) makhluk yang
berakal, karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Terpuji, Maha Mulia.
Kemudian salam sebagaimana kamu telah tahu. (Muslim). Tambahan di atas[..]
(Ibnu Khuzaimah--->sahih)

Dari Fadholah bin 'Ubaid. Ia berkata: Rosulullooh s.a.w. mendengar seorang
mendo'a didalam sholatnya (tasyahhud), orang itu tidak memuji Allah dan
tidak bersholawat atas Nabi s.a.w. maka beliau s.a.w. bersabda: Orang ini
terburu-buru. Kemudian ia memanggil orang tersebut, lalu bersabda:
Apabila seseorang daripada kamu bersholat (tasyahhud), hendaklah ia
memulai dengan memuji Allah dan menyanjungNya, kemudian ia bersholawat
atas Nabi s.a.w., kemudian ia berdo'a dengan apa yang ia sukai. (Ahmad,
Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah --->sahih).

Pada kali lain beliau s.a.w. mendengar seorang laki-laki yang membaca
sholawat. Kemudian laki-laki itu memuliakan Allah dan memujiNYA serta
membaca sholawat atas Nabi s.a.w. Maka Rosulullooh s.a.w. bersabda:
"Berdo'alah, niscaya kamu dijabah (dikabulka n) dan mintalah, niscaya kamu
diberi. (Nasa'i --->sahih).

Dari hadiest-hadiest ini jelaslah bagi saya, bahwa bersholawat atas Nabi
s.a.w. ada pada kedua tasyahhud, baik tasyahhud pertama maupun kedua.

Walloohu a'lamu bish-showaab.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (18)

BANGKIT DARI SUJUD

Rosulullooh s.a.w. mengangkat kepalanya dari sujud sambil mengucapkan
takbir. (Bukhori dan Muslim).

Kepada orang yang sholatnya belum betul beliau s.a.w. memerintahkan:
Tidaklah sempurna sholat salah seorang manusia, sehingga ia BERSUJUD
sampai tulang-tulang persendiannya merasa tenang, lalu mengucapkan
ALLOOHU AKBAR dan mengangkat kepalanya hingga ia duduk lurus. (Abu Dawud
dan Hakim --->sahih).

Dan adakalanya :
Beliau s.a.w. mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan takbir ini.
(Ahmad dan Abu Dawud --->sahih).

Kemudian dikatakan bahwa :
Beliau s.a.w. membentangkan kaki kirinya (duduk iftirasy), lalu duduk di
atasnya dengan tenang. (Bukhori, Abu Dawud, Muslim dan Abu 'Uwanah).
Apabila kamu sujud, maka tetapkanlah sujudmu, dan apabila kamu bangkit,
maka duduklah di atas paha kirimu. (Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad
yang jayyid).

Kemudian dikatakan bahwa :
Beliau s.a.w. mendirikan kaki kanannya. (Bukhori dan Baihaqi).

Kemudian dikatakan bahwa :
Beliau s.a.w. menghadapkan jari-jemari kakinya ke arah kiblat.
(An-Nasa'i --->sahih).

Diriwiyatkan bahwa : Rosulullooh s.a.w. adakalanya duduk tegak di atas
kedua tumit dan dada kedua kakinya. (Muslim, Abu 'Uwanah dan
Abu'sy-Syaikh; Baihaqi).

KEWAJIBAN THUMA'NINAH DI ANTARA DUA SUJUD

Diriwiyatkan bahwa :
Rosulullooh s.a.w. ber-thuma'ninah sehingga setiap tulang kembali kepada
tempatnya. (Abu Dawud dan Baihaqi --->sahih).
Hal ini beliau perintahkan kepada orang yang sholatnya belum betul
dengan sabdanya:
Tidaklah sempurna sholat salah seorang dari pada kamu sampai ia
melakukan hal itu. (Abu Dawud dan Hakim --->sahih).

Kadangkala:
Beliau s.a.w. berdiam sehingga orang mengatakan bahwa beliau telah lupa.
(Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim --->sahih).

Diriwayatkan bahwa :
ROSULULLOOH S.A.W. menjadikan RUKU'NYA dan BANGKITNYA DARI RUKU',
SUJUDNYA dan DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD hampir sama lamanya. (Bukhori
dan Muslim).

DZIKIR DAN DO'A PADA WAKTU DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD

1. Alloohumma [Robbi]-ghfirlii warhamnii waj-burnii war-fa'nii wah-dinii
wa'aafinii war-zuqnii.
=Ya Allah (dalam riwayat lain: Ya Robbku), ampunilah aku,
kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku
petunjuk, sehatkanlah aku dan maafkanlah aku. (Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Hakim --->sahih).

2. Kadangkala beliau s.a.w. mengucapkan: Robbighfirlii Robbighfirlii.
=Ya Robbku, ampunilah aku, Ya Robbku, ampunilah aku. (Ibnu Majah -->hasan.
Kata Imam Ahmad kalau ia mau, maka ia mengucapkan do'a ini 3x, dan jika ia
mau ia ucapkan do'a nomor 1.

Setelah itu diriwayatkan bahwa:
Beliau s.a.w. mengucapkan takbir, lalu sujud untuk sujud yang kedua.
(Bukhori dan Muslim).

Kepada orang yang sholatnya belum betul beliau s.a.w. perintahkan :
Kemudian ucapkanlah Alloohu Akbar, lalu bersujudlah hingga tulang-tulang
persendianmu menjadi tenang. Kemudian lakukanlah semua hal itu
di seluruh sholatmu. (Abu Dawud dan Hakim: Bukhori dan Muslim).

Adakalanya:
Beliau s.a.w. mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan takbir ini.
(Abu 'Uwanah dan Abu Dawud --->sahih).

Sujud ini sama dengan sujud yang pertama.>

Kemudian diriwayatkan bahwa :
Beliau s.a.w. mengangkat kepalanya sambil bertakbir. (Muslim dan Bukhori).
Kemudian beliau s.a.w. mengangkat kepalanya, lalu bertakbir. (Abu Dawud
dan Hakim --->sahih).

Beliau s.a.w. bersabda kepada orang yang sholatnya belum betul :
-Kemudian lakukanlah hal itu di dalam setiap raka'at dan sujud. Apabila
kamu melakukan hal itu, maka telah sempurnalah sholatmu, dan apabila
kamu menguranginya sedikit saja, maka kamu telah mengurangi sholatmu.
(Ahamd dan Tirmidzi --->sahih).

DUDUK ISTIRAHAT

Kemudian:
Beliau s.a.w. duduk lurus di atas kakinya yang kiri sambil beri'tidal,
sehingga setiap tulang kebali jepada tempatnya. (Bukhori dan Abu Dawud).

Dari Malik bin Huwairits:
bahwasanya ia lihat Nabi s.a.w. sholat, yaitu apabila ada di raka'at
yang ganjil dari pada sholatnya, tidak ia bangun (berdiri) hingga ia
duduk dengan tetap. (Bukhori).

BERTELEKAN KEPADA KEDUA TANGAN
PADA WAKTU BANGKIT UNTUK RAKA'AT BERIKUTNYA

Kemudian:
Rosulullooh s.a.w. bangkit kepada raka'at kedua sambil bertelekan kepada
tanah. (Bukhori dan Asy-Syafi'i).

Diriwayatkan bahwa:
Beliau s.a.w. menekan di dalam sholat: yakni bersandar kepada kedua
tangannya apabila beliau berdiri. (Abu Ishaq Al-Harbi; Baihaqi --->sahih).

Apabila Rosulullooh s.a.w. bangkit di dalam raka'at kedua, maka beliau
memulai dengan bacaan Al-hamdu lillaahi, dan tidak diam. (Muslim dan Abu
'Uwanah).
Dikatakan bahwa yang dimaksud tidak diam disini adalah tidak membaca
do'a iftitah lagi.

Dalam raka'at kedua inibeliau kerjakan sama dengan pada raka'at pertama,
hanya saja beliau menjadikan raka'at kedua ini lebih pendek daripada
raka'at pertama.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (15)

KEWAJIBAN THUMA'NINAH DI DALAM I'TIDAL

Dari Ibnu Umar, bahwasanya Nabi s.a.w. mengangkat kedua tangannya
berbetulan dengan dua bahunya apabila memulai sholat dan
apabila bertakbir buat keruku' dan apabila
mengangkat kepalanya dari ruku'. (Bukhori dan Muslim).

Rosulullooh s.a.w. menjadikan lama berdirinya disini hampir
mendekati lama ruku'nya, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Adakalanya beliau s.a.w. berdiri hingga seseorang mengatakan,
beliau telah lupa, disebabkan lamanya beliau berdiri.
(Bukhori, Muslim dan Ahmad).

Rosulullooh s.a.w. memerintahkan untuk ber-thuma'ninah
di dalam i'tidal itu.
Beliau s.a.w. berkata kepada orang yang sholatnya belum betul :
Kemudian angkatlah kepalamu hingga engkau berdiri lurus,
dan setiap tulang (ruas) dapat mengambil tempatnya.
[Dan didalam riwayat lain dikatakan: Dan apabila engkau
melakukan i'tidal, maka luruskanlah punggungmu dan
angkatlah kepalamu hingga tulang-tulang
kembali kepada sendi-sendinya].
(Bukhori, Muslim, Darimi, Hakim, Syafi'i dan Ahmad).
[dalam riwayat lain lagi:...maka tegakkanlah tulang belakangmu
hingga kembali tulang-tulang= Ahmad];
[dalam riwayat lain lagi:...kemudian bangkitlah hingga tetap engkau
berdiri= Ahmad dan Ibnu Hibban].

Kemudian Rosulullooh s.a.w. mengingatkan kepada orang itu:
Sesungguhnya tidaklah sempurna sholat seseorang di antara manusia,
apabila ia belum mengerjakan hal itu.

Dalam hadiest lain Rosulullooh s.a.w. bersabda:
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung tidak akan memperhatikan
sholat seorang hamba yang TIDAK MENEGAKKAN (MELURUSKAN)
PUNGGUNGNYA DI ANTARA RUKU' DAN SUJUDNYA. (Ahmad dan Thobroni ---> sahih).

Hadiest-hadiest ini tidak ada yang menerangkan dimana
posisi tangan berada ketika i'tidal. Sehingga setahu SAYA posisi
tangan ketika i'tidal semuanya adalah pendapat yang
tidak perlu dipertentangkan satu sama lainnya,
sampai ada hadiest yang menerangkan
tentang hal itu.

Toh hadiest-hadiest di atas jelas mengatakan bahwa yang penting
sudah berdiri tegak/lurus sampai posisi tulang-tulang
(belakang) kembali ketempatnya, dengan thuma'ninah.
Walloohu a'lamu bish-showaab.

Contoh pendapat (posisi tangan) tersebut adalah yang
diterangkan Al-Albani mengenai tulisan Asy-Syaikh At-Tuwajiri,
bahwasanya Imam Ahmad mengatakan: Jika mau, maka ia meluruskan
kedua tangannya setelah berdiri dari ruku',
dan jika mau maka ia meletakkan
keduanya (di atas dada).

SUJUD

Rosulullooh s.a.w. mengucapkan takbir,
[kadangkala beliau s.a.w. mengangkat kedua tangannya apabila
hendak sujud (Nasa'i. Daruquthni dan Mukhlish--->sahih)],
lalu turun untuk sujud (Bukhori dan Muslim).


Kepada orang yang sholatnya belum betul, beliau s.a.w. bersabda :

Tidaklah sempurna sholat salah seorang di antara manusia,
sehingga ia mengucapkan, sami'alloohuliman hamidah,
sampai ia berdiri tegak lurus,
kemudian mengucapkan Alloohu akbar, lalu sujud,
sehingga tulang sendi-sendinya menjadi tenang. (Abu Dawud
Hakim disahihkan dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Dilain riwayat dikatakan apabila beliau s.a.w. hendak sujud,
maka beliau mengucapkan takbir, dan MERENGGANGKAN KEDUA TANGANNYA
dari KEDUA SISI TUBUHNYA, kemudian sujud.
(Abu Ya'la; Ibnu Khuzaimah --->sahih).

Apakah hadiest ini bisa digunakan untuk menunjukkan posisi tangan
ketika i'tidal ???
yakni beliau s.a.w. meRENGGANGkan kedua tangannya dari
KEDUA SISI TUBUHNYA kemudian sujud???
Walloohu a'lamu bish-showaab.

SUJUD DENGAN BERTELEKAN PADA KEDUA TANGAN

Beliau s.a.w. meletakkan kedua tangannya di atas tanah
sebelum kedua lututnya. (Ibnu Khuzaimah; Daruquthni dan Hakim,
disahihkan dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Nabi s.a.w. bersabda:
Apabila seorang di antara kamu sujud,
maka janganlah ia berlutut seperti berlututnya unta [yang berlari],
dan hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya.
(Abu Dawud dan Ahmad dengan sanad yang sahih).

Sesungguhnya kedua tangan itu bersujud sebagaimana bersujudnya wajah.
Oleh karena itu apabila salah seorang di antara kamu meletakkan wajahnya,
maka hendaklah ia meletakkan kedua tangannya (juga),
dan apabila ia mengangkatnya, maka hendaklah iapun mengangkatnya
keduanya. (Ibnu Khuzaimah, Ahmad dan As-Siraj disahihkan
oleh Hakim dan disepakati oleh Adz-dzahabi).

Dari Baro' bin 'Azib, ia berkata: telah bersabda Rosulullooh s.a.w.:
Apabila engkau sujud maka letakkanlah dua tapak tanganmu dan
angkatlah kedua sikumu. (Muslim).

Beliau bertelekan kepada kedua tangannya sambil melebarkannya
(Abu Dawud dan Hakim -->sahih),
merapatkan jari-jari kedua telapak tangannya. (Ibnu Khuzaimah, Baihaqi
dan Hakim --->sahih) dan mengarahkannya kehadapan kiblat. (Baihaqi
--->sahih).

Beliau s.a.w. meletakkan (kedua telapak tangannya)
setentang (sejajar) dengan kedua bahunya.
(Abu Dawud dan Tirmidzi --->sahih).
Beliau s.a.w. meletakkannya setentang dengan kedua telinganya.
(Abu Dawud dan An-Nasa'i --->sahih).

Dari Ibnu Abbas, ia berkata: telah bersabda Rosulullooh s.a.w.:
Aku diperintah bersujud atas tujuh tulang, atas dahi;
dan ia isyarat dengan tangannya kepada hidung,
dua telapak tangan, dua lutut dan ujung-ujung kedua tapak kaki.
(Bukhori dan Muslim).

Rosulullooh s.a.w. berkata kepada orang yang sholatnya belum betul:
Apabila kamu sujud, maka tetaplah pada sujudmu itu.
(Abu Dawud dan Ahmad --->sahih)[tetapkanlah wajah dan
kedua tanganmu, sehingga setiap tulangmu menjadi tenang
pada tempatnya. (Daruquthni dan Thobroni; Abu Na'im)].

Nabi s.a.w. menetapkan juga kedua lututnya dan
ujung-ujung jari kedua kakinya. (Baihaqi --->sahih);
menghadapkan ujung-ujung jari-jemarinya kearah kiblat
(Bukhori dan Abu Dawud),
dengan menegakkannya (Baihaqi --->sahih)
dan merapatkan kedua tumitnya (Thohawi
dan Ibnu Khuzaimah;Hakim --->sahih).
Beliau memerintahkan untuk melakukan pekerjaan itu.
(Tirmidzi dan As-Siraj --->sahih).

Kepada orang (berambut gondrong) yang sujud lalu tangannya
digunakan untuk menahan rambutnya (sehingga tidak ikut
menempel di lantai), Rosulullooh s.a.w. bersabda :
Sesungguhnya, perumpamaan orang ini seperti orang yang sholat,
sedangkan kedua tangannya diikat ke belakang. (Muslim,
Abu 'Uwanah dan Ibnu Hiban).

Nabi s.a.w. mengangkat kedua (siku)nya dari lantai
dan menjauhkannya dari kedua sisi tubuhnya,
sehingga putih kedua ketiaknya terlihat dari belakangnya.
(Bukhori dan Muslim).

Luruslah kamu sekalian di dalam bersujud dan
janganlah salah seorang di antara kamu menghamparkan kedua sikunya
seperti anjing menghamparkannya. (Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad).

Janganlah engkau bentangkan kedua sikumu seperti binatang buas,
dan bertelekanlah kepada kedua telapak tanganmu
serta renggangkanlah kedua tanganmu (tangan dari siku kebahu).
Karena sesungguhnya apabila engkau melakukannya, maka seluruh
anggota tubuhmu ikut bersujud bersamamu. (Ibnu Khuzaimah dan Al-Maqdisi
--->sahih).
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (17)

Diriwayatkan bahwa :
ROSULULLOOH S.A.W. menjadikan RUKU'NYA dan BANGKITNYA DARI RUKU',
SUJUDNYA dan DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD hampir sama lamanya.
(Bukhori dan Muslim).

LARANGAN MEMBACA AL-QUR'AN DI DALAM SUJUD

Rosulullooh Muhammad s.a.w. melarang untuk membaca Al-Qur'an
di dalam ruku' dan sujud. Beliau memerintahkan untuk bersungguh-
sungguh dan memperbanyak do'a di dalam sujud.

Diriwiyatkan bahwa Rosulullooh Muhammad s.a.w. melarang membaca
Al-Qur'an di dalam ruku' dan sujud. (Muslim dan Abu 'Uwanah).

Rosulullooh s.a.w. bersabda:
Hamba yang paling dekat kepada Robbnya adalah hamba yang bersujud.
Oleh karena itu perbanyaklah do'a di dalam sujud.
(Muslim, Abu 'Uwanah dan Al-Baihaqi).

MEMPERPANJANG SUJUD

Rosulullooh Muhammad s.a.w. menjadikan lama sejudnya hampir
sama lamanya dengan ruku'nya. Dikarenakan sesuatu hal beliau s.a.w.
dapat lama sekali dalam ruku sebagaimana yang dikatakan oleh
sebagian sahabat:

Rosulullooh s.a.w. telah keluar kepada kami di dalam
salah satu sholat 'Isya'-Zhuhur atau 'Ashr- sambil
membawa Hasan atau Husain. Kemudian Nabi s.a.w. tampil ke depan
dan meletakkannya di sisi kaki kanannya, lalu bertakbir untuk
sholat dan sholatlah beliau s.a.w.
Beliau memperpanjang sujudnya di antara dua punggung sholatnya.
(Rawi berkata), kemudian aku mengangkat kepalaku di antara manusia,
tiba-tiba anak kecil berada di atas punggung Rosulullooh s.a.w.,
sedangkan beliau tetap bersujud. Maka aku kembali bersujud.
Setelah Rosulullooh s.a.w. sholat, maka manusia berkata,
Wahai Rosulullooh, sesungguhnya engkau telah memperpanjang
sujudmu di antara dua punggung sholatmu ini,
sehingga kami menduga bahwa telah terjadi sesuatu perkara atau engkau
menerima wahyu.
Maka beliau s.a.w. bersabda: "Semua itu tidak terjadi,
tetapi anakku telah menjadikan aku sebagai kendaraan,
maka aku tidak mau untuk mempercepatnya sebelum ia selesai
memenuhi hajatnya. (An-Nasa'i dan Ibnu Asakir; Hakim --->sahih).

KEUTAMAAN SUJUD

Rosulullooh Muhammad s.a.w. bersabda :
Tidak ada satu orangpun di antara umatku yang tidak aku
ketahui pada hari kiamat. Mereka (sahabat) bertanya,
"Bagaimana engkau dapat mengetahuinya wahai Rosulullooh,
sedangkan engkau berada di tengah-tengah banyaknya makhluk?
Beliau s.a.w. bersabda: Apakah engkau dapat mengetahui
sekiranya engkau memasuki tumpukan makanan yang di dalamnya
terdapat sekumpulan kuda berwarna hitam pekat yang
tidak dapat tertutup oleh warna lain,
dan di dalamnya terdapat pula kuda putih bersih,
dapatkah engkau melihatnya? Mereka berkata: "Tentu"!!!.
Beliau s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya umatku pada hari itu
berWAJAH PUTIH BERSIH karena SUJUD dan karena WUDHU'.
(Ahmad dengan sanad yang sahih; Tirmidzi --->sahih).

Dan Rosulullooh s.a.w. bersabda:
Apabila Allah hendak memberikan rahmatNYA kepada
seseorang di antara penghuni neraka, maka Allah memerintahkan
kepada malaikat untuk mengeluarkan orang-orang yang
beribadah kepada Allah. Maka malaikat mengeluarkan mereka
dan mereka diketahui dengan bekas
-bekas sujud. Dan Allah telah mengharamkan kepada
neraka untuk memakan bekas sujud. Mereka akan keluar dari neraka.
Sesungguhnya, setiap bani Adam (dalam neraka) itu akan
dimakan oleh neraka, kecuali bekas sujud. (Bukhori dan Muslim).

SUJUD BISA LANGSUNG DI TANAH ATAU MENGGUNAKAN ALAS (TIKAR DLL).

Diriwayatkan bahwa:
Para sahabat Rosulullooh s.a.w. sholat bersama
beliau pada saat yang sangat panas. Kemudian,
apabila salah seorang di antara mereka tidak dapat
menetapkan keningnya ke atas tanah, maka ia
menghamparkan bajunya, lalu bersujud di atasnya.
(Muslim dan Abu 'Uwanah).

Dan diriwayatkan bahwa beliau s.a.w. berabda :
...dan aku menjadikan seluruh tanah bagiku dan
ummatku sebagai masjid (tempat sujud) dan suci.
Oleh karena itu, dimana saja salah seorang di antara
ummatku menemui (waktu) sholat, maka ia mempunyai masjid yang suci.
Dan orang-orang sebelum aku telah mengagungkan hal itu.
Sesungguhnya mereka telah melakukan sholat di dalam
gereja-gereja mereka. (Ahmad, As-Siraj dan Baihaqi --->sahih).

Pernah Rosulullooh s.a.w. bersujud di atas tanah berair.
Peristiwa ini telah terjadi pada waktu shubuh pada
malam kedua puluh satu dari bulan Romadhon,
ketika turun hujan dari langit dan atap masjid yang
terbuat dari pelepah kurma itu bocor, sehingga Nabi s.a.w.
bersujud di atas tanah berair. Abu Sa'id Al-Khudri berkata:
Kedua mataku telah melihat Rosulullooh Muhammad s.a.w.,
sedangkan pada kening dan hidungnya terdapat bekas air
dan debu (tanah). (Bukhori dan Muslim).

Diriwayatkan bahwa:
Beliau s.a.w. sholat di atas khumroh (tikar kecil yang
menutup wajah dari tanah). (Bukhori dan Muslim).

Diriwayatkan pula :
Beliau s.a.w. sholat di atas tikar. (Muslim dan Abu 'Uwanah).

Diriwayatkan pula :
Beliau s.a.w. sholat di atas tikar itu dan tikar tersebut
telah menghitam karena banyak dipakai. (Bukhori dan Muslim)
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (16)

DOA-DOA DAN DZIKIR DALAM SUJUD

1. SUBHAANA ROBBIYAL-A'LAA 3x.
= Maha Sci Robbku Yang Maha Tinggi/Luhur 3x.
(Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Daroquthni, Thohawi,
Bazzar dan Thobroni --->sahih). Kadangkala beliau s.a.w.
mengulangnya lebih dari pada itu. (lihat bab ruku').

2. SUBHAANA ROBBIYAL-A'LAA WABIHAMDIH 3x.
= Maha Sci Robbku Yang Maha Tinggi/Luhur dan aku memujiNYA. 3x
(Abu Dawud, Daruquthni, Ahmad, Thobroni dan Baihaqi).

3. Subbuuhung-qudduusur-Robbul-malaa-ikati warruuh.
=Maha Suci dan Pemberi Berkat, Tuhan Malaikat dan Ruh
(Muslim dan Abu 'Uwanah).

4. Sub-haanakalloohumma wabihamdika alloohummagh-firlii.
=Maha Suci Engkau ya Allah, dan Aku memujiMU, Ya Allah ampunilah aku.
Beliau s.a.w. banyak membaca dzikir dan do'a ini di dalam ruku'
dan sujudnya. Di sini, beliau menta'wilkan Al-Qur'an. (Bukhori dan Muslim).
Yang dimaksudkan dengan menta'wilkan Al-Qur'an dalam hadist ini adalah :
Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS. 110:3)

5. Alloohumma-laka sajad-tu, wa bika aamang-tu, walaka aslamtu,
wa-ang-ta robbii, sajada waj-hii lilladzii kholaqohu
wa-show-warohu fa-ahsana shuwarohu, wasyaqqo sam'ahu
wabashoruhu fatabarokalloohu ahsanul-khooliqiin.
=Ya Allah, kepadaMU-lah aku bersujud,
kepadaMU aku beriman dan kepadaMU-lah aku menyerahkan diriku.
Dan Engkaulah Robbku. Wajahku bersujud kepada Dzat
yang telah menciptakan dan membentuknya, maka baikkanlah bentuknya;
dan Yang telah menjadikan diriku mendengar dan melihat.
Maka Maha Suci Allah sebaik-baiknya pencipta.
(Muslim, Abu 'Uwanah, Thohawi dan Daroquthni).

6. Alloohummagh-firlii dzambii kullahu wadiq-hu wajalluhu,
wa aw-waluhu wa-aakhiruhu, wa'alaa-niyatih.
=Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku, yang sekecil-kecilnya
dan yang sebesar-besarnya, yang pertama dan yang terakhir,
yang terang-terangan dan yang tersembunyi. (Muslim dan Abu 'Uwanah).

7. Sajadalaka sawaadii wakhiyaalii, wa-aamana-bika fa-aadii,
abuu-u bini'matika 'alayya hadzii-yadayya wamaa janaita 'alaa nafsihii.
=Hitam wujudku dan khayalanku bersujud kepadaMU,
hatiku beriman kepadaMU, dengan ni'mat yang Engkau berikan kepadaku
aku kembali. Inilah tanganku menengadah kepadaMU,
memohon ampunan atas dosa yang aku lakukan.
(Ibnu Nashr, Bazzar dan Hakim --->sahih).

8. Sub-haanakal-loohumma Dzil-jabaruuti wal-malakuuti,
wal-kibri-yaa-i wal'azhomah. (Abu Dawud dan Nasa'i --->sahih).
=Maha Suci Engkau ya Allah, Dzat yang memiliki kekuasaan,
kerajaan, kebesaran dan keagungan.
Dzikir ini diucapkan oleh Rosulullooh s.a.w. pada waktu sholat lail (malam).

9. Sub-haanakal-loohumma wabihamdika, laa ilaaha illaa ang-ta.
=Maha Suci Engkau ya Allah, dan aku memujiMU.
Tidak ada Robb selain Engkau. (Muslim, Abu 'Uwanah, Nasa'i dan Nashr).

10. Alloohummagh-firlii maa as-rortu, wamaa a'lang-tu.
=Ya Allah, ampunilah aku dari apa-apa yang aku sembunyikan
dan yang aku nyatakan. (Ibnu Abi Syaibah dan Nasa'i --->sahih).

11. Alloohummaj'al fiiqolbii nuurow-wafii lisaanii nuurow-
waj'al fiisam'ii nuurow- waj'al fiibashorii nuurow-
waj'al ming-tahtii nuurow- waj'al ming-fawqii nuurow-
wa'ay-yamiinii nuurow- wa'ay-yasaarii nuurow-
waj'al amaamii nuurow-waj'al khol-fii nuurow-
waj'al fiinafsii nuurow- wa-a'zhimlii nuuroo.
=Ya Allah, berilah cahaya ke dalam hatiku,
dan cahaya kedalam lisanku, berilah cahaya kedalam pendengaranku,
berilah cahaya kedalam penglihatanku, berilah cahaya dari bawahku,
berilah cahaya dari atasku, cahaya dari samping kananku,
cahaya dari samping kiriku, dan , berilah cahaya dari depanku,
berilah cahaya dari belakangku, dan berilah cahaya kedalam jiwaku dan
perbanyaklah cahaya bagiku. (Muslim dan Abu 'Uwanah dan Ibnu Abi Syaibah).

12. Alloohumma innii a'uu-dzu biri-dhooka ming-sukh-tika
wa-a'uu-dzu bimu'aafaatika min'uquubatika
wa-a'uu-dzu bika ming-ka laa-uhshii-tsanaa-an'alaika
ang-ta kamaa ats-naita 'alaa nafsik.
=Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan ridhoMU
dari kemurkaanMU, dan aku berlindung dengan perlindunganMU
dari siksaMU, dan aku berlindung denganMU dariMU.
Aku tidak menghitung-hitung pujian kepadaMU,
Engkau sebagaimana yang Engkau pujikan kepadaMU.
(Muslim dan Abu 'Uwanah dan Ibnu Abi Syaibah).


Diriwayatkan bahwa :
ROSULULLOOH S.A.W. menjadikan RUKU'NYA dan
BANGKITNYA DARI RUKU', SUJUDNYA
dan DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD hampir sama lamanya.
(Bukhori dan Muslim).
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (14)

LARANGAN MEMBACA AL-QUR'AN DI DALAM RUKU'

Diriwiyatkan bahwa Rosulullooh Muhammad s.a.w. melarang
membaca Al-Qur'an di dalam ruku' dan sujud. (Muslim dan Abu 'Uwanah).

Rosulullooh s.a.w. bersabda:
Ketahuilah bahwa aku telah dilarang untuk membaca Al-Qur'an
pada waktu ruku'dan sujud. Adapun di dalam ruku',
maka AGUNGKANLAH Robb yang Maha Perkasa lagi Maha Agung.
Dan adapun di dalam sujud, maka bersungguh-sungguhlah
di dalam BERDO'A. Karena, patut bagi kamu untuk dijabah
(dikabulkan). (Muslim dan Abu 'Uwanah).

I'TIDAL DARI RUKU'

Rosulullooh s.a.w. mengangkat punggungnya dari ruku' sambil
mengucapkan: SAMI'ALLOOHU LIMAN HAMIDAH
(mudah-mudahan Allah mendengarkan/memperhatikan orang yang
memujiNYA). (Bukhori dan Muslim).

Dari Ibnu Umar, bahwasanya Nabi s.a.w. mengangkat kedua
tangannya berbetulan dengan dua bahunya apabila memulai
sholat dan apabila bertakbir buat keruku' dan apabila
mengangkat kepalanya dari ruku'. (Bukhori dan Muslim).

Hal ini juga beliau s.a.w. memerintahkan kepada orang yang
sholatnya belum betul, dengan sabdanya:

Tidaklah sempurna sholat seseorang, sehingga ia ......bertakbir
...kemudian ruku', lalu mengucapkan:
: SAMI'ALLOOHU LIMAN HAMIDAH (mudah-mudahan Allah
mendengarkan/memperhatikan orang yang memujiNYA).
Sehingga ia berdiri tegak lurus. (Abu Dawud dan Hakim dan
--->sahih).

Sambil berdiri beliau s.a.w. mengucapkan:
ROBBANAA WALAKAL-HAMD
Wahai Robb kami dan kepadaMu-lah segala puji. (Bukhori dan Ahmad).

Secara umum bacaan-bacaan ini Rosulullooh s.a.w. perintahkan
kepada setiap orang yang sholat baik sebagai ma'mum maupun
sebagai imam untuk membacanya.

Sebab beliau s.a.w. bersabda :
Sholatlah, sebagaimana kamu sekalian melihat aku sholat.
(Bukhori dan Ahmad).

Dan beliau s.a.w. bersabda:
Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti.
Oleh karena itu, apabila ia mengucapkan:
SAMI'ALLLOOHU LIMAN HAMIDAH, maka ucapkanlah:
ROBBANAA WALAKALHAMD, niscaya Allah memperhatikan kamu.
Karena Allah Yang bertambah-tambah berkahNYA dan bertambah-
tambah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan
nabiNYA s.a.w., Mudah-mudahan Allah mendengarkan
(memperhatikan) orang yang memujiNYA. (Muslim, Abu 'Uwanah,
Ahmad dan Abu Dawud).

Dari hadiest-hadiest di atas ini mudah-mudahan jelas bagi
kita bersama bahwa baik imam maupun ma'mum keduanya membaca
sami'alloohuliman hamidah dan robbanaa walakalhamd.

Di dalam hadiest lain dikatakan bahwa Rosulullooh s.a.w. bersabda:
Maka barangsiapa yang ucapannya bertepatan dengan ucapannya
para malaikat, maka ia diampuni dari segala dosanya yang
telah lalu. (Bukhori dan Muslim serta disahihkan oleh Tirmidzi).

Beliau s.a.w. mengangkat kedua tangannya pada waktu
i'tidal (Bukhori dan Muslim) dengan cara-cara yang telah
diterangkan dalam takbir pembukaan. Dalam keadaan berdiri
(i'tidal) beliau s.a.w. membaca bermacam dzikir.

DZIKIR KETIKA I'TIDAL

1. Robbanaa walakalhamd
= Wahai Robb kami, dan kepunyaanMU-lah segala puji.
(Bukhori dan Muslim).

2. Dan kadangkala beliau s.a.w. membaca:
Robbanaa lakalhamd
= Wahai Robb kami, kepunyaanMU-lah segala puji. (Bukhori dan Muslim).

3. Apabila imam mengucapkan :
mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNYA,
maka ucapkanlah :
Alloohumma Robbanaa lakalhamd
= Ya Allah Ya Robb kami, kepunyaanMU-lah segala puji.
Karena, barang siapa yang ucapannya sesuai dengan ucapan
para malaikat, maka ia diampuni dari segala dosanya yang
telah lalu. (Bukhori dan Muslim dan Tirmidzi).

4. Kadangkala lafazh di atas (1,2 dan 3)
beliau s.a.w. tambahkan dengan:
(1 atau 2 atau 3) + mil-assamaawaati wamil-al-ardhi
wamil-amaa syi'ta ming-syai-immba'd
= sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang
Engkau kehendaki sesudah itu. (Muslim dan Abu 'Uwanah).

atau dengan :

5.(1 atau 2 atau 3) + mil-assamaawaati wamil-al-ardhi
WAMAA BAINA-HUMAA wamil-amaa syi'ta ming-syai-immba'd
= sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan apa yang ada di antara
keduanya, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu.
(Muslim dan Abu 'Uwanah).

6. Kadangkala beliau s.a.w. menambahkan lafazh di atas dengan :
Ahlats-tsanaa-i wal-maj-di, laa maani'a limaa a'thoita
walaa mu'thiya limaa mana'ta walaa yang-fa'u-dzal-jaddi
ming-kal-jad.
= Yang memiliki pujian dan pujaan. Tidak ada yang melarang
terhadap apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi terhadap
apa yang Engkau larang. Dan tidaklah bagian orang yang memiliki bagian
di dunia akan dapat menyelamatkannya. (Muslim dan Abu 'Uwanah).

7. Dan kadangkala tambahannya adalah:
mil-assamaawaati wamil-al-ardhi wamil-amaa syi'ta ming-syai-immba'd.
Ahlats-tsanaa-i wal-maj-di, ahaqqu maa qoolal'abdu
wakullunaa laka'abdu. Alloohumma laa maani'a limaa
a'thoita walaa mu'thiya limaa mana'ta walaa yang-fa'u-dzal-jaddi
ming-kal-jad.
=sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau
kehendaki sesudah itu. Yang memiliki pujian dan pujaan.
Lebih benar dari apa yang diucapkan oleh hamba.
Dan masing-masing dari kami adalah hambaMU.
Ya Allah, tidak ada yang melarang terhadap apa
yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi terhadap
apa yang Engkau larang.Dan tidaklah bagian orang yang
memiliki bagian di dunia akan dapat menyelamatkannya
(Muslim, Abu 'Uwanah dan Abu Dawud).

8. Dan di dalam sholat lail (malam), kadangkala beliau s.a.w.
mengucapkan :
lirobbil-hamdu, lirobbil-hamd.
= Bagi Robbku-lah segala puji, bagi Robbku-lah segala puji.
Dzikir ini beliau s.a.w. ulang-ulang, sehingga lama berdirinya
hampir menyamai berdirinya yang pertama, di mana beliau s.a.w.
membaca surat Al-Baqoroh. (Abu Dawud dan Nasa'i --->sahih).

9. Robbanaa lakalhamdu hamdang-ka-tsiirong-
thoy-yibam- mubaarokang- fiihi mubaarokan 'alaihi,
kamaa yuhibbu robbunaa wayardh.
= Wahai Robb kami, kepunyaanMU-lah segala puji.
Pujian yang banyak dan baik lagi berbarokah di dalamnya,
yang berbarokah, sebagaimana disukai dan diridhoi oleh Robb kami.
Dzikir ini diucapkan oleh seorang laki-laki yang sholat
di belakang Rosulullooh s.a.w. ketika beliau selesai membaca
SAMI'ALLOOHULIMAN HAMIDAH. Maka sesudah Rosulullooh s.a.w.
selesai mendirikan sholat, beliau s.a.w. bersabda:
Siapa yang mengucapkan (dzikir) tadi?
Laki-laki itu menjawab : Aku wahai Rosulullooh.
Maka Rosulullooh s.a.w. bersabda:
Aku benar-benar telah melihat lebih dari tiga-puluh (30)
malaikat bergegas-gegas mendapatkan dzikir itu,
siapa di antara mereka yang akan mencatatnya lebih dahulu.
(Malik, Al-Bukhori dan Abu Dawud).

Walloohu a'lamu bish-showaab.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (13)

RUKU'

Apabila Rosulullooh selesai membaca qiro'at, maka beliau s.a.w.
berhenti sejenak. Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya
(dengan cara-cara seperti diterangkan dalam takbir pembukaan),
bertakbir, kemudian ruku'. (Bukhori dan Muslim).
Diterangkan bahwa pengangkatan tangan disini adalah mutawatir
dari Rosulullooh s.a.w.. Demikian pula pengangkatan tangan ketika
i'tidal dari ruku'.

Kepada orang yang shifat sholatnya belum betul,
Rosulullooh s.a.w. bersabda:

Sesungguhnya sholat seseorang di antara kamu itu tidak sempurna,
sebelum orang itu menyempurnakan wudhu'nya sebagaimana yang telah
diperintahkan oleh Allah, lalu membesarkan Allah (takbir),
memujiNYA dan memuliakanNYA serta membaca ayat yang mudah baginya
dari ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diajarkan dan diijinkan oleh
Allah kepadanya, kemudian bertakbir dan ruku',
serta meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya-sehingga
tulang-tulang sendinya menjadi tenang dan merasa lapang
(didalam lafazh lain
-sehingga engkau tetap di dalam ruku'). (Abu Dawud dan Nasa'i
disahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Rosulullooh Muhammad s.a.w. meletakkan kedua telapak tangannya
di atas kedua lututnya (Bukhori dan Abu Dawud) dan memerintahkan
mereka (para sahabat) untuk melakukannya (Bukhori dan Muslim)
dengan menguatkan (seakan-akan mengeratkan) memegang kedua lututnya
(Bukhori dan Abu Dawud), dengan merenggangkan jari-jarinya
(Al-Hakim, disahihkan dan disepakati oleh Adz-Dzahabi
dan Ath-Thoyalisi --->sahih Abu Dawud 809).

Beliau s.a.w. juga bersabda:
Apabila kamu ruku', maka letakkanlah kedua telapak tanganmu
di atas kedua lututmu. Kemudian, renggangkanlah jari-jemarimu.
Lalu diamlah, sehingga setiapanggota badan mengambil bagiannya. (Ibnu
Khuzaimah dan Ibnu Hibban --->sahih).

Beliau s.a.w. menjauhkan dan membengkokkan kedua sikunya dari
kedua samping badannya. (At-Tirmudzi, disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

Apabila beliau s.a.w. ruku', maka beliau melapangkan punggungnya dan
meratakannya (Al-Baihaqi dan Bukhori). Sehingga (digambarkan),
apabila punggungnya itu disiram air, maka air itu akan tetap
di atasnya. (Ath-Thobroni, Abdullah bin Ahmad dan Ibnu Majah).


Beliau s.a.w. tidak menundukkan kepalanya dan tidak pula
mengangkatnya (sehingga kepalanya lebih tinggi dari punggungnya).
Tapi pertengahan antara menundukkan dan mengangkatnya.
(Muslim dan Abu 'Uwanah).

Rosulullooh s.a.w. melakukan thuma'ninah (berhenti dengan
kedudukan tetap yang sempurna) di dalam ruku'nya.

Beliau s.a.w. berabda :
Sempurnakanlah ruku' dan sujud. Maka demi Dzat yang jiwaku
berada dalam kekuasaanNYa, sesungguhnya aku benar-benar melihat
kamu sekalian di belakangku ketika kamu ruku' dan ketika kamu sujud.
(Bukhori dan Muslim).
Ini adalah salah satu mu'jizat Rosulullooh yang khusus dalam sholat.

Diriwiyatkan bahwa: beliau s.a.w. melihat seorang laki-laki
yang tidak menyempurnakan ruku'nya dan mencotok di dalam sujudnya
ketika ia sholat. Kemudian beliau bersabda, "Sekiranya orang ini
mati dalam keadaan seperti ini, niscaya ia mati bukan pada millah
(agama) Muhammad.-Karena dia mencotok dalam sholatnya sebagaimana
burung gagak mencotok darah.. Perumpamaan orang yang tidak
menyempurnakan ruku'nya dan mencotok dalam sujudnya seperti
orang lapar yang makan satu buah kurma dan dua buah kurma yang
tidak memberikan manfaat apa-apa kepadanya. (abu Ya'la; Al-Ajiri;
Al-Baihaqi dan Ath-Thobroni; Adh-Dhiya; dan Ibnu 'Asakir dengan
sanad yang hasan dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

Abu Huroiroh ra. berkata:
Kekasihku, Rosulullooh s.a.w. telah melarangku untuk mencotok
dalam sholatku seperti mencotoknya ayam jantan, untuk berpaling
seperti berpalingnya srigala dan untuk duduk seperti duduknya kera.
(Ath-Thoyalisi, Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah --->hasan).

Seburuk-buruk orang yang mencuri adalah orang yang mencuri
dalam sholatnya. Mereka berkata, Wahai Rosulullooh, bagaimana
ia mencuri dari sholatnya? Rosulullooh s.a.w. bersabda, (yaitu)
tidak menyempurnakan ruku'nya dan sujudnya. (Abu Syaibah, Thobroni
dan Hakim disahihkan dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).

DO'A-DO'A RUKU'

Di dalam rukun ini beliau s.a.w. mengucapkan bermacam-macam
dzikir dan do'a.

1. Sub-haana robbiyal'azhiim. (3x).
(Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Daroqutni, Thohawi, Al-Bazzar
dan Ath-Thobroni dari tujuh sahabat).
= Maha Suci Robbku Yang Maha Agung.

Kadangkala beliau s.a.w. mengulangnya lebih banyak dari pada (3x) itu.
Dan sesekali beliau s.a.w. banyak sekali mengulang-ulangnya
pada waktu melakukan sholat lail (malam), sehingga lama
ruku'nya hampir mendekati lama berdirinya, dimana beliau membaca
tiga surat yang panjang, yaitu Al-Baqoroh, An-Nisa' dan Ali Imran yang
diselang-selangi dengan do'a dan istighfar.

2. Subhaana robbiyal'azhiimi wabihamdih. (3x).
(Abu Dawud, Daroqutni, Ahmad Thobroni dan Baihaqi --->sahih).
= Maha Suci Robbku Yang Maha Agung, dan aku memujiNYA.

3. Subbuuhung-qudduusur-Robbul-malaa-ikati warruuh.
=Maha Suci dan Pemberi Berkat, Tuhan Malaikat dan Ruh
(Muslim dan Abu 'Uwanah).

4. Sub-haanakalloohumma wabihamdika alloohummagh-firlii.
=Maha Suci Engkau ya Allah, dan Aku memujiMU,
Ya Allah ampunilah aku.
Beliau s.a.w. banyak membaca dzikir dan do'a ini di dalam ruku'
dan sujudnya. Di sini, beliau menta'wilkan Al-Qur'an. (Bukhori dan Muslim).
Yang dimaksudkan dengan menta'wilkan Al-Qur'an dalam hadist ini adalah :
Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS. 110:3)

5. Alloohumma-laka roka'tu, wa aamang-tu, walaka aslamtu,
ang-ta robbii, khosya'a laka syam'ii wabashorii wamukh-khii
wa'azhomii, wafii-riwayatiw-wa'azhomii wa'ashobii wamas-taqollat-
bihi qodamii lillaahi robbil'aalamiin. (Muslim, Abu 'Uwanah, Thohawi
dan Daroquthni).
=Ya Allah, kepadaMU kuserahkan ruku'ku, kepadaMU aku beriman
dan kepadaMU aku menyerahkan diriku. Engkaulah Robbku.
KepadaMU-lah pendengaran, penglihatan, otak, tulang dan syarafku tunduk.
Dan apa yang dibawa oleh kakiku kuserahkan kepada Robb semesta alam.

6. Alloohumma-laka roka'tu, wa aamang-tu, walaka aslamtu,
wa'alaika tawakkaltu, ang-ta robbii, khosya'a laka syam'ii
wabashorii wadamii walahmii wa'azhomii wa'ashobii, lillaahi
robbil'aalamiin. (An-Nasa'i --->sahih).
=Ya Allah, kepadaMU kuserahkan ruku'ku, kepadaMU aku beriman
dan kepadaMU aku menyerahkan diriku, serta kepadaMU aku bertawakkal.
Engkaulah Robbku. Pendengaranku, penglihatanku, darahku, dagingku,
tulangku dan syarafku tunduk kepada Robb semesta alam.

7. Sub-haana Dzil-jabaruuti wal-malakuuti, wal-kibri-yaa-i
wal'azhomah. (Abu Dawud dan Nasa'i --->sahih).
=Maha Suci Dzat yang memiliki kekuasaan, kerajaan,
kebenaran dan keagungan.
Dzikir ini diucapkan oleh Rosulullooh s.a.w. pada waktu sholat lail (malam).

Diriwayatkan bahwa :
ROSULULLOOH S.A.W. menjadikan RUKU'NYA dan BANGKITNYA DARI RUKU',
SUJUDNYA dan DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD hampir sama lamanya.
(Bukhori dan Muslim).

Walloohu a'lamu bish-showaab.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (12)

MENTARTILKAN QIRO'AT DAN MEMBAIKKAN SUARA

Rosulullooh Muhammad s.a.w. membaca Al-Qur'an dengan tartil,
bukan dengan cepat-cepat dan bukan pula dengan tergesa-gesa,
bahkan dengan dengan bacaan yang menafsirkan satu huruf satu huruf.
(Abu Dawud dan Ahmad --->sahih).

Beliau s.a.w. membaca surat dengan tartil hingga menjadi
lebih panjang dari surat yang terpanjang darinya. (Muslim dan Malik).
Dikatakan kepada orang yang membaca Al-Qur'an, bacalah, keraskanlah dan
baguskanlah (hiasilah) sebagaimana engkau berhias di dalam dunia.
Karena sesungguhnya kedudukan engkau itu ada pada akhir ayat yang
engkau baca. (Abu Dawud dan Turmudzi serta disahihkan olehnya).

Beliau s.a.w. memanjangkan bacaan pada huruf-huruf mad.
Beliau s.a.w. memanjangkan Bismillaah, memanjangkan Ar-Rohmaan,
memanjangkan Ar-Rohiim. (Bukhori dan Abu Dawud).

Beliau s.a.w. juga memerintahkan untuk membaguskan suara ketika
membaca Al-Qur'an. Beliau s.a.w. bersabda: "Hiasilah Al-Qur'an dengan
suara-suara kamu. Karena sesungguhnya suara yang bagus itu menambah
kebaikan Al-Qur'an. (Bukhori; Abu Dawud, Darimi, Hakim dan
Tamam Ar-Rozi ---sahih).

Sesungguhnya orang yang paling baik suaranya ketika membaca Al-Qur'an
adalah orang yang apabila kamu mendengarnya membaca,
kamu mengira ia takut kepada Allah. (Ibnu Mubarok; Ad-Darimi,
Ibnu Nashr, Thobroni dan Abu Na'im; Adh-Dhiya' --->sahih).

Rosulullooh Muhammad s.a.w. bersabda :

PELAJARILAH KITAB ALLAH, PELIHARALAH IA DAN SIMPANLAH IA,
serta BERLAGUlah dengannya. Demi Dzat yang jiwaku berada pada
kekuasaanNYA, sesungguhnya ia (Al-QUR'AN itu) lebih mudah lepas
daripada unta (Makhadh) di dalam ikatannya. (Ad-Darimi dan Ahmad
--->sahih).

Dan beliau s.a.w. bersabda:
Tidaklah termasuk ummat kami, orang yang tidak melagukan Al-Qur'an.
(Abu Dawud dan Al-Hakim dan disahihkan olehnya serta disepakati
oleh Adz-dzahabi).
Tidak pernah Allah mengizinkan kepada sesuatu sebagaimana Allah
mengijinkan (dalam lafzh lain dikatakan: seperti ijinNYA) kepada Nabi,
bagusnya (dalam lafazh lain: merdunya) suara untuk berlagu dengan
Al-Qur'an dan mengeraskannya. (Bukhori, Muslim, Ath-Thohawi
dan Ibnu Mandah).

Rosulullooh s.a.w. bersabda kepada Abu Musa Al-Asy'ari r.a.:
Sekiranya engkau melihatku ketika aku mendengarkan bacaanmu tadi malam,
maka sesungguhnya engkau telah diberi satu mizwar (suara yang bagus
-> pendapat ulama) di antara mazamir keluarga Dawud (Nabi a.s.).
Maka berkatalah Abu Musa seandainya aku mengetahui
tempatmu, maka niscaya aku akan mengelokkan suaraku untukmu.
(Abdur-Rozzaq; Bukhori, Muslim Ibnu Nashr dan Al-Hakim).

MEMBETULKAN IMAM

Rosulullooh Muhammad s.a.w. telah mensyari'atkan untuk
membetulkan imam apabila ia keliru membaca. Diriwiyatkan bahwa:
Beliau s.a.w. melaksanakan suatu sholat, lalu membaca dan
beliau keliru. Tatkala beliau selesai sholat, beliau s.a.w.
bersabda kepada Ubay, "Apakah enkau telah sholat bersama kami?"
Ubay berkata: benar. Beliau s.a.w. bersabda, "Apa yang telah melarangmu
untuk membetulkan aku?" (Abu Dawud, Ibnu Hibban, Thobroni
dan Ibnu 'Asakir; Adh-Dhiya' --->sahih).

Dari Sahal bin Sa'ad ra. berkata: Rosulullooh s.a.w. bersabda :
"Bila nampak sesuatu (yang salah) kepada seseorang dalam sholatnya, maka
hendaklah ia memberi peringatan, yaitu dengan membaca tasbih
(Subhanallooh) bagi laki-laki dan dengan bertepuk tangan
bagi perempuan". (Bukhori dan Muslim).

Usman bin Abi'l-'Ash ra. berkata kepada Rosulullooh Muhammad s.a.w.:
Wahai Rosulullooh s.a.w., sesungguhnya setan telah berada di antara
aku dan sholatku, serta bacaanku dikelirukan olehnya.
Kemudian Rosulullooh s.a.w. bersabda, "Itulah setan yang disebut Khinzab,
apabila engkau merasakannya, maka memohonlah perlindungan
kepada Allah daripadanya dan meludahlah (At-Taflu = meniup dengan
sedikit ludah) kesebelah kirimu tiga kali". Ustman berkata,
"Kemudian aku melakukannya, maka Allah menjauhkannya dari sisiku. (Muslim
dan Ahmad).

* hadist ini mengajak untuk senantiasa memohon perlindungan kepada
Allah dari godaan setan yang terkutuk.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (11)

(Lafal arabic ditulis berdasarkan CARA MEMBACA/BUNYI BACAAN
mengikuti aturan /Tajwid dalam METODA IQRO-Indonesia:
MOHON DIKOREKSI KESALAHAN-KESALAHANNYA)

tanda ini menunjukkan bahwa [...] dibaca dalam riwayat yang lain.

Rosulullooh s.a.w. membaca jahriyyah (bersuara) di dalam sholat SHUBUH,
dan di dalam dua rak'at pertama dari sholat MAGHRIB dan 'ISYA. Dan
beliau s.a.w. membaca dengan sirriyah (tidak bersuara) di dalam sholat
ZHUHUR dan ASHOR dan di dalam rak'at KETIGA
dari sholat Maghrib dan DUA RAK'AT terakhir dari sholat 'isya.

Dan beliau mengeraskan suara Qiara'atnya pula pada shalat Jum'ah dan dua
shalat 'Ied dan shalat istisqa (Bukhari dan Abu Dawud), dan shalat
Kusuf (shalat gerhana) (Buhari dan Muslim).

Rosulullooh s.a.w. menjadikan dua rak'at terakhir (rak'at ketiga dan ke
empat) lebih pendek dari dua rak'at pertama sekitar setengahnya, yaitu
lima belas ayat. (Ahmad dan Muslim). Dan barangkali, di dalamnya,
beliau s.a.w.mempersingkat (hanya dengan) bacaan Al-Fatihah.
(Bukhori dan Muslim). Dan beliau s.a.w. pernah hanya membaca Al-Fatihah
saja dalam dua rak'at terakhir (ashar). (Bukhori dan Muslim).

Dengan dasar kedua hadiest ini maka tambahan membaca ayat-ayat setelah
Al-Fatihah di dalam dua rak'at terakhir adalah sunnat.

Dari hadiest-hadiest tentang panjang-pendeknya dan macam-macamnya surat
yang dibaca oleh Rosulullooh s.a.w. di dalam sholat wajib (Shubuh,
dzuhur, ashar, maghrib dan 'isya), saya tidak bisa menyimpulkan yang mana
yang panjang dan yang mana yang pendek.
Karena pada semuanya ada yang panjang ada yang pendek. Kadang panjang
pendeknya berdasarkan situasi dan kondisi tertentu dan kadangkala tidak
berdasarkan sesuatu keadaan yang tertentu.
Jadi kalau sholat berjama'ah dan menjadi imam maka perhatikanlah keadaan
ma'mumnya, sesuaikan panjang bacaan dengan kemampuan ma'mumnya,
sedangkan kalau sholat sendirian silahkan saja.


MENYUARAKAN DAN TIDAK MENYUARAKAN BACAAN DI DALAM SHALAT LAIL

Adapun di dalam shalat Lail, maka kadangkala beliau menyuarakan (Muslim
dan Bukhari). Dan diriwayatkan bahwa:

Apabila belaiu membaca Qira'at di rumah, maka orang yang berada di dalam
kamar dapat mendengar qira'atnya itu (Abu Dawud dan Turmudzi---> hasan).

Dan diriwayatkan pula:

Bahkan barangkali beliau mengangkat mengangkat suaranya lebih dari pada
itu, sehingga orang yang berada di luar kamar dapat mendengarnya (Nasai
dan Turmudzi dan Baihaqi---> hasan)

Hal ini telah diperintahkan kepada Abu Bakar dan Umar ra., yaitu ketika:

Pada suatu malam beliau s.a.w. keluar, tiba-tiba beliau mendapatkan
Abu-Bakar tengah shalat dengan merendahkan suaranya. Dan beliau
melewati Umar bin Khattab ra. tengah melakukan shalat dengan mengangkat
suaranya. Kemudian tatkala mereka berdua berkumpul
pada Nabi saw., bersabdalah beliau, "Wahai Abu Bakar, aku telah melewati
engkau ketika engkau shalat (mengapa) engkau merendahkan suaramu ?".
(Abu-Bakar) berkata, "Aku telah memperdengarkan kepada Yang aku
bisikkan, wahai Rasulullah". Kemudian beliau
bersabda kepada Umar, "Aku telah melewati engkau ketika engkau sedang
shalat , (mengapa) engkau mengeraskan suaramu ?". (Umar) berkata,
"Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang mengantuk dan mengusir
setan". Kemudian Nabi saw. bersabda, "Wahai Abu-Bakar
angkat suaramu sedikit". Kemudian bersabda kepada Umar,
"Rendahkan sedikit suaramu". (Abu Daud dan Hakim, dishahihkan dan
disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Dan diriwayatkan bahwa beliau s.a.w.bersabda:

Orang yang terang-terangan di dalam membaca Al-Qur'an seperti orang yang
terang-terangan di dalam bersedekah, sedangkan orang yang bersembunyi di
dalam membaca Al-Qur'an seperti orang yang bersembunyi dengan sedekah
(Abu Dawud dan Hakim, dishahihkan dan d isepakati oleh Adz-Dzahabi).

Di dalam sholat lail (sholat malam), kadangkala Rosulullooh s.a.w.
mempersingkat qiro'at, kadangkala memanjangkan (membaca surat yang
panjang) dan kadangkala membaca yang sangat panjang. Yang saya maksud
dengan sangat panjang ini adalah:

Pada suatu malam beliau s.a.w. membaca As-Sab'ath-thiwal (Al-Baqoroh,
Ali Imron, An-Nisa, Al-Maidah, Al-A'rof dan At-Taubah) sedangkan beliau
s.a.w. berada dalam keadaan sakit. (Abu Ya'la dan Hakim disahihkan
Adz-Dzahabi). Kadangkala dalam tiap rak'at sholat
lail beliau s.a.w. membaca satu surat antara tujuh surat yang terpanjang
(Abu Dawud dan Nasa'i --->sahih).
Belum pernah diketahui beliau s.a.w. menghatamkan Al-Qur'an di dalam
satu malam. (Muslim dan Abu Dawud).

Beliau s.a.w. bersabda kepada Abdillah bin Amr r.a.
Bacalah (sampai tamat) Al-Qur'an di dalam setiap bulan. Ibnu Amr
berkata, Aku mengatakan bahwa aku mempunyai kekuatan (kemampuan).
Beliau s.a.w. bersabda: Bacalah ia di dalam dua puluh malam. Ibnu Amr
berkata, Aku mengatakan bahwa aku mempunyai kekuatan
Beliau bersabda, Bacalah ia (Al-Qur'an) di dalam tujuh malam dan jangan
lebih dari pada itu. (Bukhori dan Muslim).

Setelah itu beliau s.a.w. memberi keringanan kepadanya untuk membacanya
dalam lima malam (Hasa'i dan Turmudzi --->sahih). Kemudian beliau
s.a.w. memberi keringanan kepadanya untuk membacanya di dalam 3 (tiga)
malam. (Bukhori dan Ahmad).

Beliau s.a.w. melarang untuk membaca Al-Qur'an (menamatkannya) kurang
dari tiga malam dengan sabdanya :

Barangsiapa yang membaca (seluruh) Al-Qur'an kurang dari tiga malam,
maka ia belum memahaminya. (Ahmad --->sahih).
Didalam lafazh lain dikatakan :
Tidaklah akan memahami (Al-Qur'an) orang yang membaca Al-Qur'an lebih
sedikit daripada tiga malam. (Darimi dan Turmidzi --->sahih).

Dalam sebuah hadiest diriwayatkan bahwa seorang laki-laki telah berkata
kepada Rosulullooh s.a.w.: Wahai Rosulullooh s.a.w., sesungguhnya aku
mempunyai tetangga yang bangun sholat malam dan tidak membaca selain
daripada Al-Ikhlas S.112 (4). Ia mengulang-
ulanginya tidak lebih daripada itu seakan-akan ia mengurangi
(makna)nya. Maka Nabi s.a.w. bersabda: Demi Dzat Yang jiwaku ada pada
tanganNYA, sesungguhnya ia (S.112) sebanding dengan sepertiga Al-Qur'an.
(Ahmad dan Bukhori).

MENTARTILKAN QIRO'AT DAN MEMBAIKKAN SUARA

Walloohu a'lamu bish-showaab.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (10)

Dan dalam hadiest lain dikatakan:
Mereka pernah membaca qiro'at di belakang Nabi s.a.w., lalu mereka
mengeraskan qiro'at itu, maka Nabi s.a.w. bersabda : Kamu telah
mencampurkan Al-Qur'an kepada qiro'atku. (Bukhori, Ahmad dan As-Siroj
dengan sanadya yang hasan).


Rosulullooh Muhammad s.a.w. bersabda: Sesungguhnya orang yang sedang
sholat itu sedang berbisik-bisik dengan Robbnya. Oleh karena itu,
hendaklah ia memperhatikan apa yang dibisikkannya itu kepadaNya, dan
janganlah sebagian kamu mengeraskan bacaan Al-Qur'an
atas sebagian lainnya. (Malik dan Bukhori).
Imam Syafi'i, Muhammad (seorang murid Abu Hanifah), Imam Al-Zuhri,
Malik, Ibnu Al-Mubarok dan Ahmad bin Hanbal, telah berpendapat bahwa
qiro'at dalam sholat yang sirriyyah disyari'atkan (tentunya dengan
batasan hadiest di atas yaitu tidak saling mengganggu).

Beliau s.a.w. berabda :
Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia telah
mendapatkan satu kebaikan dengannya. Dan kebaikan itu di balas
dengansepuluh yang semisalnya. Aku tifdak mengatakan bahwa Alif Lam Mim
itu satu huruf, tetapi aku mengatakan bahwa Alif itu
satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (Turmidzi dan Ibnu Majah
---> sahih).

UCAPAN AMIN DAN IMAM MENGERASKANNYA
Nabi s.a.w. apabila selesai membaca Al-Fatihah, maka beliau mengucapkan
AMIN. Beliau s.a.w. mengeraskannya dan memanjangkannya dengan suaranya.
(Bukhori dan Abu Dawud).

Dan beliau s.a.w., memerintahkan kepada orang-orang yang ma'mum untuk
mengucapkan AMIN. beliau s.a.w. bersabda :
Apabila Imam mengucapkan Ghoiril-maghdhuubi'alaihim waladh-dhooolliiin
(bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang
sesat), MAKA UCAPKANLAH AMIN. Karena sesungguhnya para malaikat
mengucapkan AMIN dan imam mengucapkan AMIN.
[dan dalam lafzh lain dikatakan "Apabila imam mengucapkan AMIN maka
ucapkanlah AMIN"]. Dan barangsiapa yang aminnya itu sesuai dengan amin para
malaikat [dalam lafazh lain dikatakan "Apabila salah seorang di antara
kamu mengucapkan AMIN dalam sholat dan para
malaikat di langit mengucapkan AMIN, lalu ucapan yang satu sesuai dengan
ucapan yang lainnya"], maka diampuni dosa-dosanya yang lalu. (Syaikhoni
dan Nasa'i). Dan beliau s.a.w. bersabda :
Ucapkanlah AMIN, niscaya Allah mencintai kamu. (Muslim dan Abu 'Uwanah).

BACAAN SETELAH AL-FATIHAH
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, Rosulullooh membaca surat lainnya.
Kadangkala beliau memanjangkan bacaan surat itu, dan kadangkala beliau
s.a.w. memendekkan, karena berbagai alasan seperti perjalanan, batuk,
sakit atau mendengar tangis bayi. Anas bin Malik r.a. mengatakan bahwa :
Suatu hari, di dalam sholat fajar, Nabi s.a.w. telah meringankan
(memendekkan) qiro'at [dalam hadiest lain dikatakan, "Beliau s.a.w.
melaksanakan sholat subuh, lalu membaca dua surat yang paling pendek di
dalam Al-Qur'an"). kemudian selesai sholat beliau
s.a.w. ditanya,"Wahai Rosulullooh, mengapa anda meringankan
(memendekkan) (sholat)?]. Beliau s.a.w. bersabda, Aku mendengan tangis
seorang bayi, dan aku mengira bahwa ibunya ikut sholat bersama kita,
maka aku ingin memberikan kesempatan kepada ibunya
untuknya. (Ahmad --->sahih). Hadiest lain tsb (di dalam [...] ) ,
diriwayatkan Abu Dawud).

Rosulullooh s.a.w. bersabda: sungguh aku akan memasuki sholat dan aku
ingin memanjangkannya, namun aku mendengar tangis bayi, maka aku
meringankan sholatku, karena aku mengetahui betapa cintanya (gelisahnya)
ibunya terhadap tangis (anak)nya itu. (Bukhori dan Muslim).

Dari keterangan ini jelas bahwa ANAK-ANAK BAYI boleh di masukkan ke
masjid-masjid. Sedangkan ucapan yang seperti ini "Jauhkanlah
masjid-masjid dari bayi-bayi kamu......" yang dikatakan sebagai hadiest
adalah dho'if tidak bisa dijadikan hujjah.

Kebiasaan beliau s.a.w. yang paling sering adalah membaca muali awal
surat dan menyempurnakannya.

Kadangkala, beliau s.a.w. membagi surat itu kedalam dua rak'at (Ahmad
dan Abu Ya'la) dan kadangkala mengulangi kembali seluruhnya di dalam
rak'at kedua, dan kadangkala beliau menyatukan antara dua surat atau
lebih di dalam satu rak'at.

Dan pernah seorang laki-laki di antara kaum anshor mengimami mereka di
masjid quba'. setiap kali ia membuka surat yang dibacanya untuk mereka
di dalam sholat, di antara surat-surat yang dibacanya (setelah
al-fatihah), maka ia membukanya dengan Qul huwalloohu ahad
hingga selesai, kemudian membaca surat surat lain bersamanya.
Demikianlah ia melakukan hal iatu dalam setiap rak'at. Kemudian, para
sahabatnya berkata kepadanya "Sesungguhnya engkau membuka dengan surat
ini, lalu engkau menganggap bahwa ia tidak mencukupimu,
sehingga engkau membaca surat yang lain. Maka, (pilihlah) apakah engkau
membacanya atau engkau meninggalkannya dan membaca yang lain".
Laki-laki itu berkata, "Aku tidak akan meninggalkan. Jika kamu sekalian
menyukai aku untuk mengimami kamu dengan itu,
maka aku lakukan, tapi jika kamu benci, niscaya aku meninggalkan kamu".
Mereka telah menganggapnya sebagai orang paling utama di antara mereka,
dan mereka tidak tidak menyukai apabila orang lain selain dia mengimami
mereka. Kemudian tatkala Nabi s.a.w. datang kepada mereka, mereka
mengabarkan kabar itu kepada beliau s.a.w.. Beliau s.a.w. bersabda, "Hai
fulan, apa yang melarangmu untuk tidak melaksanakan apa yang diperintahkan
oleh sahabat-sahabatmu? Dan apa yang membawamu untuk membiasakan
membaca surat ini di dalam setiap rak'at? Laki-laki itu berkata,
Sesungguhnya aku menyukainya. Beliau s.a.w. bersabda, Kesukaanmu
kepadanya (Al-Ikhlas), akan memasukkan engkau kedalam surga. (Bukhori
secara mu'allaq, Turmudzi secara maushul, dan disahihkan oleh Turmudzi).

angka S...(..) adalah jumlah ayat.

Beliau s.a.w. menghubungkan An-Nazho'ir (berdekatan dalam arti spt.
ajaran dan kisah-kisah) dan Al-Mufash-shol (mulai dari Qof - An-Naas),
maka beliau s.a.w. membaca Ar-Rohma n S.55(78) dan S.53 (62) dalam satu
rak'at, S.54 (55) an S.69(52) dalam satu
rak'at, S.52 (49) dan S.51 (60) dalam satu rak'at, S.56 (96) dan S.68 (52)
dalam satu rak'at, S.70 (44) dan S.79 (46) dalam satu rak'at, S.83 (36)
dan S.80 (42) dalam satu rak'at, S.74 (56) dan S.73 (20) dalam satu
rak'at, S.76 (31) dan S.75 (40) dalam satu
rak'at, S.78 (40) dan S.77 (50) dalam satu rak'at, S.44 (59) dan S.81
(29) dalam satu rak'at. (Bukhori dan Muslim).

Pada prinsipnya Rosulullooh s.a.w. ada membaca surat yang panjang dan
ada kalanya juga membaca surat yang pendek.

Contoh beliau s.a.w. membaca surat yang pendek misalnya,
Dan sesekali beliau s.a.w. (di dalam sholat fajar/shubuh) membaca surat
pendek seperti S.99 (8) di dalam dua rak'at seluruhnya. Sehingga rawi
(yang meriwayatkan) berkata: Aku tidak tahu apakah Rosulullooh s.a.w.
lupa ataumembacanya dengan sengaja.
(Abu Dawud dan Baihaqi --->sahih).
Dikatakan oleh Al-Albani bahwa yang
jelas Rosulullooh s.a.w. sengaja melakukan hal itu untuk pensyari'atan.

Dan sesekali di dalam perjalanan beliau membaca S.114 (5) dan S.114
(6). (Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah; Ibnu Basyron; Ibnu Abi Syaibah;
disahihkan oleh Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi). Atau hadiest :
Dan beliau s.a.w. bersabda kepada 'Uqbah bin Amir r.a., Baca di dalam
sholatmu dua surat yang memakai A'udzu (S.113 dan S.114). (Abu Dawud dan
Ahmad --->sahih).

Secara umum beliau s.a.w. bersabda bahwa :
Seutama-utama sholat adalah lamanya berdiri. (Muslim dan Ath-Thohawi).
Dan beliau s.a.w. memperpanjang di dalam rak'at pertama dan memperpendek
di dalam rak'at kedua. (Bukhori dan Muslim).

Kadangkala dalam sholat malam beliau s.a.w. menyatukan surat-surat dari
As-Sab'uth-thiwal (tujuh surat yang panjang), seperti S.2, S.4 dan S.3
dalam satu rak'at.
Dan bilamana beliau s.a.w. membaca Alaisa dzaalika biqoodirin 'alaa
ay-yuh-yiyal-mautaa (bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa
pula menghidupkan orang mati? maka beliau s.a.w. membaca:
Sub-haanaka fabalaa (Maha Suci Engkau , ya memang benar). Dan bila
beliau membaca Sabbihisma robbikal-a'laa (Sucikanlah nama Robbmu yang
paling tinggi) maka beliau s.a.w. mengucapkan Subhaana robbiyal-a'laa
(Maha suci Robbku yang Maha Tinggi). (Abu Dawud dan Baihaqi --->sahih).

Walloohu a'lamu bish-showaab.*Komite Tarbiyah
Baca Selengkapnya..