Oase
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Selamat Datang Di Blog Seuntai Kenangan

Rabu, 05 Desember 2007

Pintu Masuknya Syaithan

Hati manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga benteng kalau tidak melindungi atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya syetan ke dalam hati. Kalau kita ingin memiliki kemampuan untuk menjaga pintu agar tidak diserbu syetan, kita harus mengetahui pintu-pintu mana saja yang dijadikan syetan sebagai jalan untuk menguasai benteng tersebut.

Melindungi hati dari gangguan syetan adalah wajib oleh karena itu mengetahui pintu masuknya syetan itu merupakan syarat untuk melindungi hati kita maka kita diwajibkan untuk mengetahui pintu-pintu mana saja yang dijadikan jalan untuk menguasi hati manusia.Pintu tempat masuknya syetan adalah semua sifat kemanusiaan manusia yang tidak baik. Berarti pintu yang akan dimasuki syetan sebenarnya sangat banyak, Namun kita akan membahas pintu-pintu utama yang dijadikan prioritas oleh syetan untuk masuk menguasai manusia. Di antara pintu-pintu besar yang akan dimasuki syetan itu adalah:

1. Marah
Marah adalah kalahnya tentara akal oleh tentara syetan. Bila manusia marah maka syetan bisa mempermainkannya seperti anak-anak mempermainkan kelereng atau bola. Orang marah adalah orang yang sangat lemah di hadapan syetan.

2. Hasad
Manusia bila hasud dan tamak menginginkan sesuatu dari orang lain maka ia akan menjadi buta. Rasulullah bersabda:” Cintamu terhadap sesuatu bisa menjadikanmu buta dan tuli” Mata yang bisa mengenali pintu masuknya syetan akan menjadi buta bila ditutupi oleh sifat hasad dan ketamakan sehingga tidak melihat. Saat itulah syetan mendapatkan kesempatan untuk masuk ke hati manusia sehingga orang itu mengejar untuk menuruti syahwatnya walaupun jahat.

3. Perut kenyang
Rasa kenyang menguatkan syahwat yang menjadi senjata syetan. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Iblis pernah menampakkan diri di hadapan Nabi Yahya bin Zakariyya a.s. Beliau melihat pada syetan beberapa belenggu dan gantungan pemberat untuk segala sesuatu seraya bertanya. Wahai iblis belenggu dan pemberat apa ini? Syetan menjawab: Ini adalah syahwat yang aku gunakan untuk menggoda anak cucu Adam.

Yahya bertanya: Apa hubungannya pemberat ini dengan manusia ? Syetan menjawab: Bila kamu kenyang maka aku beri pemberat sehingga engkau enggan untuk sholat dan dzikir. Yahya bertanya lagi: Apa lainnya? Tidak ada! Jawab syetan. Kemudian Nabi Yahya berkata: Demi Allah aku tidak akan mengenyangkan perutku dengan makanan selamanya. Iblis berkata. Demi Allah saya tidak akan memberi nasehat pada orang muslim selamanya. Kebanyakan makan mengakibatkan munculnya enam hal tercela:

· Menghilangkan rasa takut kepada Allah dari hatinya.
· Menghilangkan rasa kasih sayang kepada makhluk lain karena ia mengira bahwa semua
makhluk sama kenyangnya dengan dirinya.
· Mengganggu ketaatan kepada Allah
· Bila mendengarkan ucapan hikmah ia tidak mendapatkan kelembutan
· Bila ia bicara tentang ilmu maka pembicaraannya tidak bisa menembus hati manusia.
· Akan terkena banyak penyakit jasmani dan rohani

4. Cinta perhiasan dan perabotan rumah tangga
Bila syetan melihat hati orang yang sangat mencintai perhiasan dan perabotan rumah tangga maka iblis bertelur dan beranak dan menggodanya untuk terus berusaha melengkapi dan membaguskan semua perabotan rumahnya, menghiasi temboknya, langit-langitnya dst. Akibatnya umurnya habis disibukkan dengan perabotan rumah tangga dan melupakan dzikir kepada Allah.

5. Tergesa-gesa dan tidak melakukan Recheck
Rasulullah pernah bersabda: Tergesa-gesa termasuk perbuatan syetan dan hati-hati adalah dari Allah SWT. Allah berfirman: ”Manusia diciptakan tergesa-gesa” dalam ayat lain dditegaskan: “Sesungguhnya manusia itu sangat tergesa-gesa. Mengapa kita edilarang tergesa-gesa? Semua perbuatan harus dilakukan dengan pengetahuan dan penglihatan mata hati. Penglihatan hata hati membutuhkan perenungan dan ketenangan. Sedangkan tergesa-gesa menghalangi itu semua. Ketika manusia tergesa-gesa dalam melakukan kewajiban maka syetan menebarkan kejahatannya dalam diri manusia tanpa disadari.

6. Mencintai harta
Kecintaan terhadap uang dan semua bentuk harta akan menjadi alat hebat bagi syetan. Bila orang memiliki kecintaan kuat terhadap harta maka hatinya akan kosong. Kalau dia mendapatkan uang sebanyak satu juta di jalan maka akan muncul dari harta itu sepuluh syahwat dan setiap syahwat membutuhkan satu juta. Demikianlah orang yang punya harta akan merasa kurang dan menginginkan tambahan lebih banyak lagi.

7. Ta’assub bermadzhab dan meremehkan kelompok lain.
Orang yang ta’assub dan memiliki anggapan bahwa kelompok lain salah sangat berbahaya. Orang yang demikian akan banyak mencaci maki orang lain. Meremehkan dan mencaci maki termasuk sifat binatang buas. Bila syetan menghiasi pada manusia bahwa taassub itu seakan-akan baik dan hak dalam diri orang itu maka ia semakin senang untuk menyalahkan orang lain dan menjelekkannya.

8. Kikir dan takut miskin.
Sifat kikir ini mencegah seseorang untuk memberikan infaq atau sedekah dan selalu menyeru untuk menumpuk harta kekayaan dan siksa yang pedih adalah janji orang yang menumpuk harta kekayaan tanpa memberikan haknya kepada fakir miskin. Khaitsamah bin Abdur Rahman pernah berkata: Sesungguhnya syaitan berkata: Anak cucu Adam tidak akan mengalahkanku dalama tiga hal perintahku: Aku perintahkan untuk mengambil harta dengan tanpa hak, menginfakkannya dengan tanpa hak dan menghalanginya dar hak kewajibannya (zakat).Sufyan berkata: Syetan tidak mempunyai senjata sehebat senjata rasa takutnya manusia dari kemiskinan. Apabila ia menerima sifat ini maka ia mengambil harta tanpa hak dan menghalanginya dari kewajiban zakatnya.

9. Memikirkan Dzat Allah
Orang yang memikirkan dzat Allah tidak akan sampai kepada apa yang diinginkannya ia akan tersesat karena akal manusia tidak akan sampai kesana. Ketika memikirkan dzat Allah ia akan terpeleset pada kesyirikan.

10. Suudzon terhadap orang Islam ghibah.
Allah berfirman dalam Surat Al Hujuroot 12 sbb.:Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?

Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.Rasulullah pernah bersabda: Jauhillah tempat-tempat yang bisa memunculkan prasangka buruk.Kalau ada orang yang selalu suudzdzon dan selalu mencari cela orang lain maka sebenarnya ia adalah orang yang batinnya rusak.

Orang mukmin senantiasa mencari maaf dan ampunan tetapi orang munafik selalu mencari cela orang lain.Itulah sebagian pintu-pintu masuknya syetan untuk menguasai benteng hatinya.
Kalau kita teliti secara mendetail kita pasti tidak akan mampu menghitung semua pintu masuknya syetan ke dalam hati manusiaSekarang bagiamana solusi dari hal ini? Apakah cukup dengan zikrullah dan mengucapkan “Laa haula wa laa quwwata illa billah”? ketahuilah bahwa upaya untuk membentengi hati dari masuknya serbuan syetaan adalah dengan menutup semua pintu masuknya syetan dengan membersihkan hati kita dari sifat-sifat tercela yang disebutkan di atas.

Bila kita bisa memutuskan akar semua sifat tercela maka syetan mendapatkan berbagai halangan untuk memasukinya ia tidak bisa menembus ke dalam karena zikrullah. Namun perlu diketahui bahwa zikir tidak akan kokoh di hati selagi hati belum dipenuhi dengan ketakwaan dan dijauhkan dari sifat-sifat tercela. Bila orang yang hatinya masih diliputi oleh akhlak tercela maka zikrullah hanyalah omongan jiwa yang tidak menguasai hati dan tidak akan mampu menolak kehadiran syetan.

Oleh sebab itu Allah berfirman:Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. ( Al A’raaf 201)Perumpamaan syetan adalah bagaikan anjing lapar yang mendekati anda. Bila anda tidak memiliki roti atau daging pasti ia akan meninggalkanmu walaupun Cuma menghardiknya dengan ucapan kata. Tapi bila di tangan kita ada daging maka ia tidak akan pergi dari kita walaupun kita sudah berteriak ia ingin merebut daging dari kita. Demikian juga hati bila tidak memiliki makanan syetan akan pergi hanya dengan dzikrullah.

Syahwat bila menguasai hati maka ia akan mengusir dzikrullah dari hati ke pinggirnya saja dan tidak bisa merasuk dalam relung hati. Sedangkan orang-orang muttaqin yang terlepas dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela maka ia akan dimasuki syetan bukan karena syahwat tapi karena kelalaian dari dzikrullah apabila ia kembali berdzikir maka syetan langsung takut. Inilah yang ditegaskan firman Allah dalam ayat sebelumnya:Artinya: Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Al A’roof ayat 200) Dalam ayat lain disebutkan:Artinya: Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.

Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (An Nahl 98-100)Mengapa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Bila Umar ra. Melewati suatu lereng maka syetan mengambil lereng selain yang dilewati Umar.”? Karena Umar memiliki hati yang bersih dari sifat-sifat tercela sehingga syetan tidak bisa mendekat. Kendatipun hati berusaha menjauhkan diri dari syetan dengan dzikrullah tapi mustahil syetan akan menjauh dari kita bila kita belum membersihkan diri dari tempat yang disukai syetan yaitu syahwat, seperti orang yang meminum obat sebelum melindungi diri dari penyakit dan perut masih disibukkan dengan makanan yang akan dicerna. Taqwa adalah perlindungan hati dari syahwat dan nafsu apabila zikrullah masuk kedalam hati yang kosong dari zikir maka syetan mendesak masuk seperti masuknya penyakit bersamaan dengan dimakannya obat dalam perut yang masih kosong.

Allah SWT berfirman :Artinya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (Qoof 37).

WAllahu a’lamu bis showab.
*Dr. H. Achmad Satori

Baca Selengkapnya..

Senin, 03 Desember 2007

Allah Ridho, Meski Manusia Membenciku!

Manusia bisa berharap, namun suratan hidup Allah-lah yang menentukan. Siapa sangka, dulu penggemar vokalis ‘Ada Band’ itu kini sudah menggunakan cadar! Sungguh hidayah itu datang tidak pernah disangka, hidayah datang kepada kita tidak peduli pada saat itu kita siap atau tidak. Aku baru menyadari suatu kebesaran Allah yang melintas di hatiku walaupun itu hanya melalui 'sedetik' pertemuan.

Namanya At-Tin, mengingatkanku pada buah Tin yang sering dikutip Al-Quran. Aku mengenalnya 4 tahun yang lalu, ketika kami masih sama-sama bekerja di sebuah perusahaan batu bara di tengah belantara hutan Kalimantan.

Hidup ditengah-tengah hutan dan bekerja dengan mayoritas kaum adam, menjadikan alasan, mengapa kami berdua kemudian menjadi begitu akrab, seperti saudara sendiri. Banyak suka duka yang sering aku kerjakan bersama dia. Banyak hal membuat kami menjadi sangat dekat. Diantaranya; karena kami memiliki selera yang sama, dari pakaian, musik ataupun senang menonton film-film drama komedi. Kami sama-sama menyukai lagu-lagu glen fredly, atau sering memajang foto vokalis 'Ada Band', Donnie Cahyadi Sibarani, yang cakep dan banyak diburu cewek-cewek di dompet kami masing-masing.

Entahlah, pernah suatu hari kami bercanda, kalau diantara kami ada yang menikah, kami berdua akan mengenakan jilbab besar sebagai hadiahnya.

Seperti kata pepatah, setiap ada perjumpaan, pasti ada perpisahaan. Setelah beberapa bulan berteman begitu dekat, kami akhirnya berpisah jua. Kami bersepakat berpisah untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Aku pindah bekerja di perusahaan dekat dengan rumahku di kotaku, sementara ia pun begitu. Singkat cerita, aku sudah tak tau lagi kemana ia bekerja. Dan akupun tidak lagi menyimpan nomor hp-nya. Kami berdua benar-benar putus hubungan.

***

Hari berlalu begitu saja, dan aku menginjakkan kaki di kota Sengata, Kalimantan Timur, sebuah kota kecil nan tenang yang jauh dari keramaian kota. Aku kini sudah bekerja di dinas pemerintahan. Di sisa-sisa waktu luangku setelah bekerja aku gunakan untuk mengikuti beberapa pengajian di kota ini. Memang ini bukan kegiatan pertama kali. Semenjak mahasiswi, aku juga sering mengikuti pengajian. Namun kali ini agak lebih berbeda. Selain aku sudah tidak lagi ABG, aku sedikit lebih matang dan dewasa. Aku, kini menjali hidup baru.

Sebagai 'warga baru’ di kelompok pengajian, aku menjadi pusat perhatian para akhwat dan umahat yang telah lama menjadi jama'ah disini. Maklum, mayoritas diantara mereka adalah kaum bercadar. Diantara yang tidak memakai hanyalah aku dan beberapa akhwat saja. Umumnya, mereka yang tidak memakai adalah para pekerja, terutama pekerja di instansi pemerintahan.

Sore itu, adalah pertemuan kedua dari 2 kali kegiatan yang aku ikuti. Seorang wanita bercadar, tiba-tiba duduk mendekatiku. Aku agak menggeserkan tempat dudukku. Mungkin, dia ingin duduk di sebelahku.

Namun aku keliru, rupanya, dia sudah mengenalku. 'Rin..," sapanya. Tentusaja aku kaget. Sebab aku tak bisa mengenalinya, kecuali hanya kedua matanya. Tapi aku sangat kenal suara itu. Aku kenal dengan suara yang tak bisa menyebut fasih huruf "R", nama depanku itu. Aku juga mengenal dengan alis dan dua matanya meskipun masih tertutup cadar. Subhanalah, jeritku! Dia lantas membuka cadarnya di depanku, aku benar-benar terpenjat,..aku tak percaya,..dia tersenyum dihadapanku. Dia adalah At-Tin!

Ya Allah,..dia adalah temanku, temanku yang 4 tahun lalu sekamar denganku sewaktu kami masih bekerja di tengah hutan, temanku yang dulu 'hilang'. Dia yang sama seleranya denganku, dari cara berpakaian, sampai gaya hidupnya. Tapi siapa sangka, perubahan ini begitu cepat. Mungkin Allah memilihkan jalan lain untuknya dan juga mungkin untukku. Kini, wanita yang dulu adalah pengagum vokalis “Ada Band” Donnie Cahyadi Sibarani ini menggunakan cadar.

Kini, dia tidak lagi menggunakan make-up diwajahnya, tidak ada lagi keusilan yang dulu sering kami lakukan. Semua hilang tak berbekas. Namun karena Allah jua kami akhirnya bertemu lagi. Tapi dengan keadaan yang benar-benar berbeda. Aku masih tak percaya dan benar-benar tak menyangka.

At-Tin bercerita kepadaku, mengapa akhirnya dia sampai di sini, dikota ini. Di kota yang telah dipilihkan Allah untuk aku bertemu kembali dengannya. At-Tin, kini telah menikah dengan seorang pria yang sekarang bekerja di perusahaan batubara terbesar di sini, Dia sempat 1 tahun berada di pondok pesantren, karena orang tuanya tidak setuju dengan prinsipnya yang mengenakan cadar. 'Walaupun manusia telah menjauhiku, tapi bagiku ridha Allah itu lah yang terpenting,…," begitulah ungkapnya kepadaku.

“Kecantikan itu harus di tutupi, hanya untuk suami kita bisa berbagi. hanya untuk suami kita tampil cantik, '' tambah Tin kepadaku.

Begitulah cara Allah menunjukkan jalan dan hidayah pada hambanya. Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah mengirimnya untukku kembali.

Setelah pertemuan itu aku sering bertandang kerumahnya sepulang dari kerja. Kebetulan, suaminya baru pulang kerja jam 5 sore. Di sela-sela kesempatan itu, kami bisa bercerita apa saja kegiatan selama kami berpisah. Meski kini, sudah tidak ada lagi saling semir-menyemir rambut, tukar menukar foto artis, dan tidak ada lagi tukar-menukar baju seperti yang dulu kami lakukan di camp di tengah hutan.

Mungkin benar, ucapan adalah doa. Kami ingat kata-kata kami berdua dulu yang pernah mengatakan, “jika diantara kami berdua menikah, kami akan mengenakan jilbab besar..” Dan sekarang, semuanya terbukti.

Sepekan lalu dia berpamitan denganku, dia mengikuti suaminya pindah kerja di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. sekalian pulang ke 'kampung' halaman suaminya di Lubuk Linggau. Aku ingat dulu dia pernah bilang, “Sekali-kali tinggal di luar Kalimantan neng.” (dari dulu dia selalu memanggilku Oneng, katanya aku mirip Oneng di serial Bajuri, dan menurutnya aku ini cerewet dan agak telmi seperti Oneng).

Perpisahaan kedua ini membuat hatiku kembali sepi, karena baru saja Allah mengembalikan dia kepadaku, kini harus berpisah lagi. Namun aku sadar akan 'masa' di dunia ini. Setiap awal mesti ada akhir, setiap petemuan pasti ada perpisahaan, semua ada saatnya,..ada saatnya nanti aku akan bertemu lagi dengan dia.

"Tetap komunikasi dan berukhuwah ya neng,..tetap istiqomah ya jangan lupa selalu tawakkal apapun yang terjadi selalu ingat akan Allah," begitu pesan-pesannya via SMS. Aku selalu tersenyum jika membaca keluhan dia selama beradaptasi menjadi orang Sumatera. "Sabar, semua ada akhirnya, nanti juga kamu pasti bisa cocok dengan keadaan di sana, jalani aja," itulah jawaban yang sering aku sampaikan kepadanya.

“Suatu hari aku yakin kita pasti akan ketemu lagi, entah itu dimana di suatu tempat yang sudah dipilih Allah karena aku yakin Allah sedang mengatur pertemuan untuk kita,” tambahku.

Sungguh aku tidak pernah menyangka, saat-saat kami mencari ridho Ilahi, kami dipertemukan kembali. Walaupun aku dan dia sudah tidak menyimpan nomor hp dan tidak pernah berkomunikasi lagi, tapi dengan ijin Allah segalanya tidaklah sulit. Apalagi, kami berdua telah bertemu dalam kondisi berbeda dari sebelumnya. Kami bertemu dalam suasana baru dan dunia baru. Karena itulah, meski jauh, kami senantiasa tetap dekat. Semoga kami bisa tetap mempertahankan ukhuwah ini.

"Jangan ganti-ganti nomer lagi ya neng,.."Begitu pesan yang selalu aku baca darinya. Ya Tin, nomor ini akan aku pakai sampai akhir hayatku,” demikian kata batinku. www.hidayatullah.com

Baca Selengkapnya..

Selasa, 27 November 2007

Tips Memuji dan Dipuji dalam Islam

Oleh: Dewan Asatidz

Di antara fenomena umum yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, adalah fenomena pujian. Secara garis besar, pujian bisa diklasifikasikan dalam tiga bentuk: pujian yang diucapkan untuk menjilat, pujian yang sifatnya hanya basa-basi belaka, serta pujian yang diucapkan sebagai ekspresi kekaguman.

Bila disikapi secara sehat dan proporsional, pujian bisa menjadi élan positif yang dapat memotivasi kita agar terus meningkatkan diri. Namun, kenyataannya, pujian justru lebih sering membuat kita lupa daratan, lepas kontrol, dan seterusnya. Semakin sering orang lain memuji kita, maka semakin besar potensi kita untuk terlena, besar kepala, serta hilang kendali diri. Padahal Allah Swt. mengingatkan dalam firmanNya:

فلا تُزَكّوا أنفسكم، هو أعلم بمن اتقى.

"Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Najm; 32)

Agar dapat menyikapi pujian secara sehat, Nabi Saw. memberikan tiga kiat yang sangat menarik untuk diteladani.

Pertama, selalu mawas diri supaya tidak sampai terbuai oleh pujian yang dikatakan orang. Oleh karena itu, setiap kali ada yang memuji beliau, Nabi Saw. menanggapinya dengan doa:

اللهم لاتؤاخذني بما يقولون

“Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang-orang itu.” (HR. Al-Bukhari)
Lewat doa ini, Nabi Saw. mengajarkan bahwa pujian adalah perkataan orang lain yang potensial menjerumuskan kita. Ibaratnya, orang lain yang mengupas nangka, tapi kita yang kena getahnya. Orang lain yang melontarkan ucapan, tapi malah kita yang terjerumus menjadi besar kepala dan lepas kontrol.
Kedua, menyadari hakikat pujian sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain. Karena, sebenarnya, setiap manusia pasti memiliki sisi gelap. Dan ketika ada seseorang yang memuji kita, maka itu lebih karena faktor ketidaktahuan dia akan belang serta sisi gelap kita.
Oleh sebab itu, kiat Nabi Saw. dalam menanggapi pujian adalah dengan berdoa:

واغفرلي ما لايعلمون

“Dan ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui (dari diriku)”. (HR. Al-Bukhari)
Dan kiat yang ketiga, kalaupun sisi baik yang dikatakan orang lain tentang kita adalah benar adanya, Nabi Saw. mengajarkan kita agar memohon kepada Allah Swt. untuk dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata orang lain. Maka kalau mendengar pujian seperti ini, Nabi Saw. kemudian berdoa:

واجعلْني خيرا ممّا يظنّون

“Dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira”. (HR. Al-Bukhari)

Selain memberikan teladan kiat menyikapi pujian, Nabi Saw. dalam keseharian beliau juga memberikan contoh bagaimana mengemas pujian yang baik. Intinya, jangan sampai pujian yang terkadang secara spontan keluar dari bibir kita, malah menjerumuskan dan merusak kepribadian sahabat yang kita puji. Ada beberapa teladan yang dapat disarikan dari kehidupan Nabi Saw., yaitu di antaranya:

Pertama, Nabi Saw. tidak memuji di hadapan orang yang bersangkutan secara langsung, tapi di depan orang-orang lain dengan tujuan memotivasi mereka. Suatu hari, seorang Badui yang baru masuk Islam bertanya tentang Islam. Nabi menjawab bahwa Islam adalah shalat lima waktu, puasa, dan zakat. Maka Orang Badui itupun berjanji untuk menjalankan ketiganya dengan konsisten, tanpa menambahi atau menguranginya. Setelah Si Badui pergi, Nabi Saw. memujinya di hadapan para Sahabat, “Sungguh beruntung kalau ia benar-benar melakukan janjinya tadi.” Setelah itu beliau menambahi, “Barangsiapa yang ingin melihat penghuni surga, maka lihatlah Orang (Badui) tadi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Thalhah ra.)
Kedua, Nabi Saw. lebih sering melontarkan pujian dalan bentuk doa. Ketika melihat minat dan ketekunan Ibn Abbas ra. dalam mendalami tafsir Al-Qur’an, Nabi Saw. tidak serta merta memujinya. Beliau lebih memilih untuk mendoakan Ibn Abbas ra.:

اللهم فقّهْه في الدين وعلّمْه التأويل

“Ya Allah, jadikanlah dia ahli dalam ilmu agama dan ajarilah dia ilmu tafsir (Al-Qur’an).” (HR. Al-Hakim, dari Sa’id bin Jubair)
Begitu pula, di saat Nabi Saw. melihat ketekunan Abu Hurairah ra. dalam
mengumpulkan hadits dan menghafalnya, beliau lantas berdoa agar Abu Hurairah ra. dikaruniai kemampuan untuk tidak lupa apa yang pernah dihapalnya. Doa inilah yang kemudian dikabulkan oleh Allah Swt. dan menjadikan Abu Hurairah ra. sebagai Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits.
Pujian yang dilontarkan orang lain terhadap diri kita, merupakan salah satu tantangan berat yang dapat merusak kepribadian kita. Pujian dapat membunuh karakter seseorang, tanpa ia sadari. Oleh karena itu, ketika seorang Sahabat memuji Sahabat yang lain secara langsung, Nabi Saw. menegurnya:

قطعت عنق صاحبك

“Kamu telah memenggal leher temanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Bakar ra.)
Senada dengan hadits tersebut, Ali ra. berkata dalam ungkapan hikmahnya yang sangat populer, “Kalau ada yang memuji kamu di hadapanmu, akan lebih baik bila kamu melumuri mulutnya dengan debu, daripada kamu terbuai oleh pujiannya.”
Namun ketika pujian sudah menjadi fenomena umum ditengah-tengah masyarakat kita, maka yang paling penting adalah bagaimana menyikapi setiap pujian secara sehat agar tidak sampai lupa daratan dan lepas kontrol; mengapresiasi setiap pujian hanya sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain; serta terus berdoa kepada Allah Swt. agar dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata orang.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, kalaupun perlu memuji seseorang adalah bagaimana bisa mengemas pujian secara sehat.. Toh memuji tidak mesti dengan kata-kata, tapi akan lebih berarti bila diekspresikan lewat dukungan dan doa. Sehingga dengan demikian, kita tidak sampai menjerumuskan orang yang kita puji.
اللهم لاتؤخذنا بما يقولون، واغفرلنا ما لايعلمون، واجعلنا خيرا مما يظنون.

Utadz Abdullah Hakam Syah, Lc(Pesantren Virtual.com)

Baca Selengkapnya..

Kamis, 23 Agustus 2007

Menata Ikhlas Meraih Bahagia

Oleh K.H. Abdullah Gymnastiar

Sahabat, setiap manusia pasti menginginkan kehidupan yang bahagia, menikmati hidup ini tanpa merasa terbebani oleh berbagai masalah. dan hal ini hanya akan dirasakan orang yang sungguh-sungguh berupaya ikhlas, menjaga setiap amalnya, baik amal ibadah maupun amal shalih dalam kehidupan bermasyarakatnya, hanya bagi Allah.

Tidak terbersit keinginan untuk dipuji, dihargai, dihormati makhluk. Ringan saja ketika melakukan sesuatu, yang penting baginya adalah ridha dan berkah Allah. Ia tahu bahwa tugasnya di dunia ini hanya dua, pertama luruskan niat selalu, hanya demi meraih cinta Allah, lalu selanjutnya ia harus menyempurnakan ikhtiar agar hasil yang diharapkan betul-betul optimal, terbaik yang dapat dipersembahkannya.

Sehingga ia tidak peduli dengan penghargaan orang lain, ia tetap bersemangat beramal shalih, baginya yang terpenting, apa yang dilakukannya mendapat ridha Allah. Rezeki baginya adalah ketika ia mampu berbuat meluruskan niat dan beramal dengan amal terbaik.

Untuk mencapai tingkatan ikhlas tertinggi, yaitu meraih ridha Allah. Menurut Imam Ali RA, ada beberapa level ikhlas, antara lain; pertama, ikhlasnya seseorang untuk meraih kebahagiaan duniawi. Ketika berdoa pun, ia berharap keinginan duniawi semata. Walaupun ini tingkatan terendah, namun lebih baik karena ia hanya meminta hanya kepada Allah saja.

Lalu, kedua, ikhlasnya seorang pedagang, ia berusaha ikhlas namun dengan menghitung-hitung pahala terlebih dahulu. Jika suatu amal banyak mendatangkan pahala, pasti ia semangat mengerjakannya. Berharap amal tersebut dapat menghapuskan dosa serta menguntungkan duniawinya.

Ketiga, ikhlasnya seorang hamba sahaya, ia takut sekali dengan ancaman Allah, sehingga ia berusaha ikhlas dalam berbuat, hanya demi Allah agar Allah tidak murka kepadanya.

Keempat, ikhlasnya orang yang berharap surga, balasan baik bagi Allah, sehingga amal yang dikerjakannya betul-betul diperuntukkan sebagai bekal hidup diakhirat kelak, agar ia meraih surga; balsan tertinggi dari Allah.

Tingkat terakhir, kelima, ikhlas tingkat tertinggi, ia pasrah dengan ketentuan Allah. baginya ia berbuat terbaik hanya demi keridhaan dan berharap cinta Allah. Ia hanya berkehendak dapat berjumpa Allah kelak, selain itu terserah Allah, ia tidak begitu peduli dengan balasan Allah. Cukup baginya cinta dan persuaan dengan Allah nanti. Subhanaallah, mudah-mudahan suatu saat kita dapat meraih tingkatan ikhlas tertinggi ini. Amiin.

Untuk menjadi seorang yang ikhlas pasti memerlukan latihan (riyadhah), berat memang pada awalnya, namun jika sungguh-sungguh berupaya, pasti akan berbuah keikhlasan yang tiada bandingnya dengan kehidupan dunia ini.

Cobalah mulai berusaha melupakan setiap amal yang kita lakukan, seakan-akan kita tidak pernah melakukannya. Dan jangan membeda-bedakan amal besar atau amal kecil, semua amal sama saja, upayakan berbuat terbaik dalam amal apapun juga.

Lupakan pula penghargaan dan celaan orang lain, upayakan bersikap biasa-biasa saja dengan semua yang kita lakukan. serta jangan berharap balasan berbentuk pujian, materi atau penghargaan dari orang lain, bisa jadi balasan amal itu berupa pahala atau ridha Allah, bukankah hal itu lebih baik.

Marilah kita senantiasa menata keikhlasan hati, dengan mulai mencoba berlatih dalam setiap kesempatan amal. Dengan begitu, mudah-mudahan suatu saat bahagia teraih, dunia akhirat. Aamiin.(*)


Baca Selengkapnya..

Kamis, 16 Agustus 2007

Gadis Yatim Piatu yang Diadopsi Saudagar

Pada 30 tahun silam, seorang istri saudagar di Washington, AS, di mana pada suatu malam, tanpa sengaja kehilangan tas tangannya di sebuah rumah sakit. Saudagar itu begitu cemas, dan berusaha mencarinya sepanjang malam itu. Sebab di dalam tas tangan itu bukan saja berisi 100.000 dollar AS, tapi juga berisi sebuah informasi pasar yang sangat rahasia.

Ketika pedagang tersebut tiba di rumah sakit, ia melihat seorang gadis lemah dan kurus yang dingin gemetaran berjongkok bersandaran tembok di koridor rumah sakit yang sunyi, dan yang dipeluknya dengan erat dalam dekapannya itu adalah tas tangan istrinya yang hilang.

Gadis yang bernama Seada ini, datang ke rumah sakit itu menemani ibunya yang sedang dirawat. Kehidupan anak dan ibu yang saling bergantung hidup ini sangat miskin, barang-barang yang berharga telah habis terjual, dan uang yang terkumpul juga hanya cukup untuk membayar biaya semalam rumah sakit. Jika tidak ada uang maka besok akan diusir dari rumah sakit. Malam itu, Seada yang tak berdaya berjalan mondar-mandir di koridor rumah sakit, dengan polos ia memohon berkah dan perlindungan Tuhan, bisa bertemu dengan seorang yang baik hati menolong ibunya. Tiba-tiba, sebuah tas kulit seorang wanita yang baru turun dari loteng terjatuh di atas lantai ketika melewati koridor itu, mungkin karena tergesa-gesa, sehingga ia tidak menyadari sedikitpun kalau tas kulitnya terjatuh. Ketika itu di koridor hanya ada Seada seorang. Ia mengambil tas kulit itu, lalu bergegas mengejar wanita itu, tapi wanita itu sudah naik ke sebuah mobil dan pergi dengan angkuh.

Seada kembali ke kamar ibunya dirawat, dan ketika dia membuka tas kulit itu, ibu dan anak itu terkejut melihat segepok uang di dalamnya. Dan seketika itu, mereka pun sadar, bahwa dengan uang sebanyak itu bisa digunakan untuk mengobati penyakit ibunya. Namun ibunya menyuruh Seada mengembalikan tas kulit itu ke koridor, menunggu orang yang kehilangan tas kulit itu kembali mengambilnya. Yang harus dilakukan dalam sepanjang hidup manusia adalah membantu orang lain, membantu orang lain yang lagi kesulitan, yang tidak layak dilakukan adalah serakah dengan harta yang tidak halal, mengabaikan kebenaran begitu melihat uang orang lain.

Tas dikembalikan ke pemiliknya. Kemudian pedagang itu berusaha sekuat tenaga untuk menolong ibu Seada, namun ibunya tetap menghembuskan nafas terakhir meninggalkan gadis yang sebatang kara itu. Kedua ibu dan anak itu bukan saja telah membantu mengembalikan kerugian 100.000 dolar AS itu kepada sang pedagang, yang lebih penting adalah informasi market yang didapatkan kembali dari kehilangan itu, membuat usaha pedagang itu maju, dan tidak lama kemudian menjadi hartawan besar.

Seada yang diadopsi sang pedagang, d imana setelah menyelesaikan kuliahnya kemudian membantu sang hartawan mengelola perdagangannya. Meski sang hartawan selama itu tidak mengangkatnya memangku jabatan apapun yang sesungguhnya. Namun selama dalam tempaan yang panjang, kecerdasan dan pengalaman sang hartawan memberi pengaruh halus dan tak terasa mempengaruhinya, sehingga membuatnya menjadi seorang pebisnis yang matang. Ketika memasuki usia senja, banyak sekali visi sang hartawan mesti meminta pendapat Seada.

Ketika sang hartawan dalam masa kritis, ia meninggalkan sebuah surat wasiat yang mengejutkan: “Sebelum saya kenal dengan Seada dan ibunya saya sudah sangat kaya. Namun, ketika saya berdiri di hadapan anak dan ibu yang dirundungi kemiskinan dan penyakit tapi tidak berniat memiliki uang saya yang hilang itu, saya melihat merekalah yang paling kaya, sebab mereka mentati norma kehidupan yang mulia, dan justru inilah yang tidak ada pada diriku sebagai pedagang. Uang yang saya dapatkan adalah dari hasil tipu menipu, adalah mereka yang membuat saya menyadari bahwa modal terbesar dalam perjalanan hidup manusia adalah kepribadian. Saya mengadopsi Seada bukan karena balas budi, juga bukan simpati, melainkan mengundang teladan seseorang sebagai manusia. Dengan adanya dia di sisiku, dalam perdagangan, akan selau kuukir dalam hati,mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Ini adalah sebab hakiki makmurnya usaha saya di kemudian hari, hingga saya menjadi hartawan yang kaya raya. Setelah saya meninggal, harta kekayaan semuanya saya wariskan kepada Seada. Ini bukan menghadiahkan, melainkan agar supaya usaha saya bisa lebih cemerlang. Saya yakin, putera saya yang cerdas dapat memahami curahan perhatian ayahnya”.

Ketika putera sang hartawan yang berada di luar negeri kembali, ia membaca dengan seksama isi surat wasiat ayahnya, kemudian tanpa ragu sedikitpun membubuhkan tanda tangan di atas surat warisan tersebut: “Saya setuju Seada meneruskan semua harta kekayaan ayah. Saya hanya berharap Seada bisa menjadi istri saya.”

Setelah melihat tanda tangan putera sang hartawan, Seada sedikit agak ragu, lalu mengambil pena dan membubuhkan tanda tangannya: “Saya terima semua harta kekayaan yang ditinggalkannya termasuk puteranya.” *Erabaru.or.id

Baca Selengkapnya..

Sabtu, 11 Agustus 2007

Kontemplasi Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Selain sebagai sarana Rihlah spiritual yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW, Isra dan Mi'raj juga merupakan salah satu perjalanan yang sangat spektakuler, karena perjalan yang sangat jauh itu dapat ditempuh dengan waktu satau malam. Jika hanya mengunakan logika tanpa didukung oleh keimanan maka manusia akan tidak mempercayainya tentang hal ini.

Dari perjalanan yang spektakuler ini ada satu hal yang sangat luar biasa dan ini merupakan salah satu bentuk ibadah mahdoh yang langsung Allah turunkan kepada nabi Muhammad saw, tanpa melalui perantara malaikat jibril.
Lain halnya dengan perintah ibadah atau wahyu-wahyu yang lain yang penyampainnya melalui malaikat jibril.

Itulah Ibadah shalat, sehingga Allah dan Rasulnya menempatkan ibadah ini adalah kunci dari ibadah-ibadah yang lain.

"Yang pertama kali dihisab (ditimbang) di akhirat kelak adalah ibadah shalat, jika shalatnya baik maka dianggap baikalh seluruh amalnya, jika shalatnya rusak maka dianggap rusaklah seluruh amal ibadannya' (Al hadist)

Didalam sabda yang lalin dikatakan bahwa "barang siapa menegakkan shalat berarti dia telah mengakkan agamanya, dan barang siapa meninggalkan shalat berarti dia telah merobohkan agamanya."

Begitupun Allah telah menerangkan dalam ayat-ayatnya "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku"(QS. Al Baqarah 43)

"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,"(QS Maryam 59)

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Ankabut 45)

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu" (QS. Al Baqarah 45)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang berbicara tentang sahalat.

Yang jadi renungan kita adalah ruh shalat itu sendiri. Pada saat ini seakan-akan tidak ada, kita sudah salattetapi maksiat jalan terus, kita sudah shalat korupsi tetap kiat lakukan dan berbagi macam perbuatan yang bertentangan dengan shalat itu sendiri.

Bila kita lihat kepada uswah kita Nabi Muhammad saw, bahwa dalam satu hadist dari aisyah bahwa beliau dalam mengerjakan shalat hingga kakinya bengkak-bengkak. Ini menunjukkan keseriusan beliau dalam hal melakukan shalat, padahal beliau sudah di jamin masuk surga.

Lalu bagimana dengan kita yang tidak ada jaminan dari Allah untuk masuk surga, kenapa justru kita leha-leha, santai-santai dalam ibadah shalat???

Disinilah kita perlu introspeksi diri, sudah sejauh mana keseriusan kita dalam hal melaksanakan shalat, apakah sudah shalat kita sesuai dengan standarnya Allah dan Rasuln-Nya??? ataukah sahalat kita ini hanya sekedar rutinitas?? sekedar kewajiban memenuhi kaidah fiqih?? sekedar kebiasaan sejak kecil?? dan sekedar shalat saja???

Bisa jadi sekedar itulah kita selama ini melakukan shalat, ini tercermin dari kehidupan kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagimana mungkin orang yang shalatnya khusu tidak takut korupsi, nepotisme dan perbuatan maksiat lainnya.

Semuanya kembali kepada diri masing-masing. Ayooo kita perbaiki kualitas ibadah kiata terutama shalat. Semoga ini sebagi sarana penyadaran diri sebelum terlambat. Wassalam

Baca Selengkapnya..

Jumat, 27 Juli 2007

Memulai Dari Akhir

Bagi anda yang sudah nikah atau berkeluarga tentu pernah merasakan yang namanya malam pertama. Sebelum memasuki malam pertama tersebut pada umumnya selalu mempersiapkan sesuatunya mulai dari persipan pernikahan itu sendiri, catering dekorasi dan lain-lain.

Sebelum memasuki malam pertama tersebut biasanya kita akan membayangkan atau selalu terbayang-bayang hal-hal yang akan terjadi pada malam pertama sesuatu yang indah-indah.

Tapi bagaimana jika bagi yang belum menikah atau belum berkeluarga? tentu mereka tidak bisa mengalami malam pertama yang begitu indah.

Namun yakinlah bahwa semua orang akan mengalami malam pertama, baik itu yang sudah berkeluarga ataupun belum, maulai dari anak-anak, para remaja dan para orang tua. Ya itulah malam pertama saat di Alam Kubur. Malam pertama yang tidak akan disadari kedatangannya.

Jika kita dalam mempersiapkan malam pertama di dunia saja kita siapkan segala sesuatunya dengan matang, bahkan direncanakan jauh-jauh hari sebelum hari H mulai dari persiapan fisik dan mental serta harta benda, dan itu bisa saja batal, lalu bagimana kita mempersiapkan malam pertama yang sudah pasti semua orang akan mengalaminya??

Marilah kita memulai darai akhir, jika kita akan membangaun sebuah bangunan maka kita akan memikirkan seperti apa bangunan itu hasilnya. Setelah terbayang hasil akhir maka kita akan merancang sebuah maket, kemudian barulah mengumpulkan material yang diperlukan.

Begitupun untuk menghadapi malam pertama yang semua orang akan mengalaminya, di malam itu hanya diri kita dan amal perbuatan kitalah yang menemaninya.
Lalu apa yang telah kita siapkan untuk itu semua?

Sebaiknya kiata membayangkan, merenungkan, memikirkan akan hal itu, hisablah diri kita sebelum Allah langsung yang turun tangan untuk menghisab kita. Renungilah apa yang telah kita perbuat selama ini, karena semuanya kan di pertanggungjawabkan dihadapannya.

Siapkanlah ..... siapkanlah ......siapkanlah semuanya perlu disiapkan dengan matang.

Baca Selengkapnya..

Senin, 02 Juli 2007

Belajar Dari Wajah

Menarik sekali jikalau kita terus menerus belajar tentang fenomena apapun yang terjadi dalam hiruk-pikuk kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau kita buat semacam target. Misalnya : hari ini kita belajar tentang wajah. Wajah? Ya, wajah. Karena masalah wajah bukan hanya masalah bentuknya, tapi yang utama adalah pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah tersebut.

Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu wajah yang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling menggelisahkan itu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan banyak bertemu dengan wajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah punya wajah. Wajah istri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan, dan lain sebagainya. Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini, marilah kita belajar ilmu tentang wajah.

Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah. Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yang menenteramkan, ada yang menyejukkan, ada yang menggelikan, ada yang menggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan. Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apa yang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu saja tidak! Sebab ada yang hidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya tajam menghunjam, tapi menyejukkan. Ada yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa.

Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil Haram, subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketika memandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relung qolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagi hari. Ada pula seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhan sejak kecil. Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah, Palestina. Ia tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanya kepalanya saja yang bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukan yang luar biasa. Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yang dianggap rupawan dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itu beliau memendam ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kita memandang sejuknya pancaran rona wajahnya.

Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorang yang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yang menenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat. Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali ia membahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kita menatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksud meremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot matanya kejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah, wajah-wajah dari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu; bengis dan ketus. Dan ini pun perlu kita pelajari.

Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadi bagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidak menenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.

Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; raut seperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah. Kadang-kadang menyangkanya dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah. Subhanallaah, bentuk seperti ini pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.

Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi. Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita membuat di sekitar kita tercahayai? Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itu merasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orang yang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.

Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila cara memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau contohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara.

Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantara akibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang paling utama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata, berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datang menghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudah tidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, cara bersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.

Orang karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukan maksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindari yang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu praktekkan dalam perilaku kita sehari-hari. Selain itu belajarlah untuk mengutamakan orang lain!

Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun hanya beberapa menit, walaupun hanya beberapa detik, subhanallaah.***


Baca Selengkapnya..

Rabu, 13 Juni 2007

Perumpamaan Lalat dan Lebah

Lalat adalah hewan yang senantiasa menyukai tempat-tampat yang kotor dan berbau busuk. Di mana ada sampah atau bangkai, di sana ada lalat. Tidak hanya satu atau dua ekor lalat yang mendatangi, bahkan saking ramainya mereka untuk berebut tempat, suaranya pun terdengar kencang, seolah mereka sedang membicarakan nikmatnya mendatangi bangkai itu dan menjadikannya sebagai perbincangan menarik.

Setelah mereka puas mendatangi satu bangkai, mereka akan beralih untuk mencari bangkai yang lain dengan masih membawa bekas dan bau busuk dari bangkai pertama yang mereka datangi. Jika tidak ketemu, mereka akan menghampiri tempat-tempat yang bersih atau makanan yang terbuka namun dalam rangka untuk menyebarkan bibit penyakit kepada siapapun. Setiap orangpun akan merasa jijik terhadapnya.

Berbeda sekali dengan lebah. Lebah adalah hewan yang sangat menyukai keindahan dan kemanfaatan. Mereka selalu dan hanya akan mendatangi kembang-kembang indah yang tengah bermekaran. Mereka hinggap di sana, lalu mengambil sari pati dari setiap kembang yang mereka singgahi untuk kemudian dijadikan bahan baku pembuatan madu. Apa yang mereka ambil dari satu kembang ke kembang yang lain merupakan bahan terbaik yang akan menghasilkan madu yang bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai obat berbagai penyakit bagi manusia.

Setiap hari, yang terlintas di benak sang lebah adalah menghasilkan madu dengan kualitas terbaik hasil olahan sendiri dengan izin Alloh SWT. Adapun sengat yang melekat di tubuh mereka bukan merupakan alat untuk menyerang musuh, melainkan sebagai alat untuk mempertahankan diri dari berbagai gangguan.

Beruntunglah menjadi bagian dari komunitas lebah, sebagai perumpamaan orang-orang yang selalu senang berada di majelis-majelis ilmu dan dzikir, yang mengambil sari patinya untuk kemudian dijadikan sebagai bahan beramal kebaikan, sebagai hujjah untuk menolak kebatilan dan keingkaran terhadap Alloh SWT dan Rosul-Nya, dan orang pundapat mengambil banyak manfaat darinya, dunia akhirat.

Dan merugilah menjadi bagian dari komunitas lalat, sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang yang lebih senang mendatangi tempat-tempat maksiat, yang tidak mendatangkan sesuatupun kecuali keburukan dan kebahagiaan semu, dan orang-orangpun pada akhirnya enggan mendekati. *eramuslim
Baca Selengkapnya..

Jumat, 08 Juni 2007

Kisah Dibalik Membaca Basmalah

Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mahu mengerjakan kewajipan agama dan tidak mahu berbuat kebaikan.
Perempuan itu sentiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak memulakan sesuatu sentiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan sentiasa memperolok-olokkan isterinya.
Suaminya berkata sambil mengejak, "Asyik Bismillah, Bismillah. Sekejap-sekejap Bismillah."

Isterinya tidak berkata apa-apa sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada suaminya. Suatu hari suaminya berkata : "Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu."
Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan isterinya, dia memberikan duit yang banyak kepada isterinya dengan berkata, "Simpan duit ini." Isterinya mengambil duit itu dan menyimpan di tempat yang aman, di samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh isterinya. Kemudian dengan mengendap-endap suaminya itu mengambil duit tersebut dan mencampakkan tas duit ke dalam sumur di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, "Berikan padaku duit yang aku berikan kepada engkau dahulu untuk disimpan."
Kemudian isterinya pergi ke tempat dia menyimpan duit itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia menghampiri tempat dia menyimpan duit itu dia membuka dengan membaca, "Bismillahirrahmanirrahiim." Ketika itu Allah S.W.T. menghantar malaikat Jibrail A.S. untuk mengembalikan tas duit pada tempatnya semula.

Alangkah terperanjat suaminya, dia berasa bersalah dan mengaku segala perbuatannya kepada isterinya, ketika itu juga dia bertaubat dan mulai mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah apabila dia hendak memulakan sesuatu kerja.
Baca Selengkapnya..

Senin, 28 Mei 2007

Sholat dari Perspektif kesehatan

Sholat adalah tiang agama, siapa yang melaksanakan sholat berarti ia menegakkan agama, demikian sabda Rasulullah saw. Begitulah pentingnya sholat yang menempati urutan kedua dalam rukun Islam.
Walaupun sholat itu penting dan biaya serta waktu yang dibutuhkan sangat sedikit jika dibandingkan dengan ibadah dan kegiatan yang lain, tidak sedikit orang yang kurang rajin melaksanakannya dibandingkan dengan kegiatan lain yang justru lebih melelahkan dan menyita waktu.
Informasi berikut ini, tentang manfaat sholat ditinjau dari aspek kesehatan, mudah-mudahan akan makin memotivasi dan memantapkan kita dalam melaksanakan ibadah sholat.

Kegiatan sholat
Sebelum menjelaskan manfaat sholat, ada baiknya kita sedikit mengambarkan gerakan sholat.
Untuk melakukan sholat diwajibkan dalam keadaan berwudhlu, dan dianjurkan untuk memperbaharui wudhlu-nya. Dengan air yang bersih, disunatkan untuk terlebih dulu mencuci kedua telapak tangan dan mencuci lubang hidung, baru kemudiaan membasuh muka, kemudian lengan bawah, mengusap rambut termasuk daun telinga, dan kaki. Semua dilakukan minimal sebanyak 3 kali.
Setelah berwudhu, dengan pakaian dan tempat yang bersih, sholat dimulai dengan gerakan takbir (mengucap kata “Allahu akbar” sambil mengangkat kedua telapak tangan sejajar dengan bahu), dilanjutkan dengan minimal membaca Al Fatihah. Kemudian takbir dan ruku, ketika ruku punggung diupayakan agar datar (tidak melengkung) dan membaca bacaan ruku minimal 3 kali. Selanjutnya i’tidal dalam posisi berdiri tegak kemudian takbir dan sujud, dan membaca bacaan sujud minimal 3 kali. Setelah itu duduk diantara dua sujud dengan paha berada di atas betis dan jempol kaki kanan dalam keadaan ditekuk dan membaca bacaan duduk diantara dua sujud. Kemudian sujud kembali seperti yang pertama dan dilanjutkan berdiri tegak kembali untuk rakaat kedua. Catatan penting, selama sholat berlangsung mata tidak dibenarkan melihat kemana-mana, harus tertuju ke arah sajadah. Dan minimal satu gerakan sholat satu tarikan napas.

Manfaat sholat
1. Kebersihan. Pada waktu wudhlu terjadilah pencucian permukaan tubuh yang pada umumnya terbuka dan mudah terkena debu yang sering mengandung bibit penyakit. Penelitian kimiawi membuktikan bahwa akan terjadi penurunan yang sangat besar kadar suatu zat jika dilakukan pembilasan minimal 3 kali.
2. Pendinginan. Dinginnya air wudhlu menurunkan suhu permukaan tubuh, terutama kepala (ketika mengusap air ke kepala) yang didalamnya terdapat otak, organ yang aktifitasnya sangat tinggi (walaupun ukurannya relatif kecil) jika dibandingkan organ tubuh yang lain.
3. Stretching, atau peregangan otot untuk menghilangkan kekakuan otot sehingga kita menjadi lebih rileks. Peregangan terjadi pada otot-otot :
a. Otot bahu yang tanpa disadari menjadi tegang jika kita berfikir. Peregangan terjadi ketika gerakan takbir dan ruku,
b. Otot punggung dan otot belakang tungkai, peregangan terjadi ketika ruku,
c. Otot paha depan dan otot betis, peregangan terjadi ketika duduk di antara dua sujud. Pada duduk ini selain peregangan otot betis juga dipijat, ditekan oleh paha. Catatan: istirahat yang lebih baik setelah perjalanan jauh sebenarnya adalah lakukan seperti duduk di antara dua sujud untuk beberapa saat baru kemudian berbaring.
4. Pembilasan otak. Ketika kita sujud, karena posisi jantung lebih tinggi dari kepala maka volume darah akan meningkat di dalam kepala. Hal ini berarti bertambahnya zat makanan yang masuk ke dalam otak dan bertambahnya jua sisa makanan yang keluar dari otak ketika kepala ditegakkan kembali.
5. Relaksasi. Mata yang hanya tertuju pada sajadah dan napas yang teratur serta bacaan-bacaan sholat membuat kita akan menjadi lebih relak, terlebih lagi dengan memahami makna bacaan sholat akan menambah keyakinan kita kepada Allah yang Maha Pengasih, yang Maha Penyayang, dan sebagainya serta yang mengabulkan doa orang-orang yang berdoa. Hal ini tentunya akan membuat kita menjadi lebih tenang lagi.
Singkat kata, salah satu manfaat sholat adalah membuat kita menjadi lebih bersih, lebih segar dan lebih tenang. Manfaat ini hanya didapat jika sholat dilakukan dengan tenang, alias tidak buru-buru (tuma’ninah). Sebagai perbandingan, stretching pada senam dilakukan minimal dalam 4 hitungan. Selain itu tentunya pemahaman makna bacaan-bacaan sholat.
Dan, jika kita membandingkan ritme kehidupan harian dengan waktu sholat, maka manfaat menyegarkan akan makin terasa. Kekakuan otot setelah diam dalam keadaan tidur dihilangkan dengan sholat subuh. Kelelahan setelah aktifitas menjelang siang akan berubah menjadi lebih segar setelah sholat dhuhur. Kemampuan tubuh yang semakin menurun setelah tengah hari disegarkan dengan dua sholat fardu, sholat ashar dan maghrib. Tubuh yang telah segar dan relaks setelah sholat isya akan lebih mudah tertidur.

Penutup
Pada beberapa ayat Al Qur’an serta riwayat Hadis, Allah swt dan Rasulullah saw menegaskan bahwa apapun ibadah dan kegiatan yang kita lakukan manfaatnya akan kembali kepada kita sendiri dan tidak akan menjadi penambah kemuliaan Allah. Dan Allah tidak mengalami kerugian sedikit-pun jika kita tidak melakukan yang diperintahkan Allah swt.
Demikian juga dengan sholat, manfaat kebersihan, kesegaran dan ketenangan akan kita rasakan jika kita melakukan sholat dengan tuma ninah (tenang), menjaga pandangan, serta membaca dan memahami bacaan-bacaan sholat, sholat dengan khusyu’.

Baca Selengkapnya..

Rabu, 16 Mei 2007

Kemana Arah Hidup Kita??

Ke mana arah hidup kita? Adalah sebuah pertanyaan besar yang harus kita jawab sebelum kita melakukan sebuah aktifitas agar terarah dan bertujuan jelas, yaitu harus ke mana aktifitas hidup ini akan diarahkan. Akankah jawaban kita adalah harta, tahta, dan jabatan, ataukah kecantikan wanita? Atau justru kita belum sempat untuk memikirkan apa sebenarnya yang akan kita cari dalam hidup ini.

Sungguh sangat sia-sia jika kita hidup namun tidak jelas ke mana kehidupan kita ini akan diarahkan. Sekali lagi, mari kita dudukkan permasalahan ini dengan baik dan kita fahami bersama fakta yang ada dalam kehidupan kita kesehariannya.

***

Hidup, ada Awal dan ada Akhir

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap hidup pasti akan mati, dan hal ini tidak bisa ditolak, apalagi ditunda. Kehidupan ini ada akhirnya sebagaimana ia memiliki permulaan. Berapa banyak orang kita cintai telah mendahului kita, sedang kita pasti akan menyusul mereka. Allah berfirman dalam Surat Al-Ankabut : 57, "Tiap-tiap yang berisi akan merasakan mati, kemudian kepada Kami kamu dikembalikan."

Namun, akankah kita menjadi orang-orang yang digambarkan oleh Allah SWT dalam Surat Al-Jaatsiyah : 24, "Dan mereka berkata : "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup serta tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa," dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja."

***

Kematian Tidak Pernah Kompromi

Siapapun ia, akan didatangi oleh yang namanya kematian. Kematian akan datang tanpa kenal kompromi. Tidak peduli kita sudah siap atau belum sama sekali. Kematian bisa datang saat kita sedang melaksanakan ibadah atau sedang bermaksiat. Sungguh, ia akan menjumpai kita semua di mana saja dan kapan saja dia mau. Dan itu berarti kita akan meninggalkan apa saja yang pernah kita miliki dan kita cintai.

Allah berfirman, "Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)." (QS. Yunus : 49). Oleh karena itulah kita harus bersiap-siap setiap saat sebelum ia (kematian) benar-benar datang menjemput kita dan kita tidak bias menolaknya ataupun menundanya.

***

Datangnya Hari Pembalasan

Dan dibalik itu semua, ketahuilah bahwa apa yang kita kerjakan, baik itu ibadah atau kemaksiatan dan dosa yang kita perbuat, semuanya tercatat dan tidak luput serta terlupakan olehNya. Sekecil dan seberat apapun semuanya itu, niscaya akan dibalas di kemudian hari nanti.

Mereka yang semasa hidupnya senantiasa menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya, akan hidup pada tempat yang telah dijanjikan oleh Allah SWT, yaitu Surga. Sedangkan mereka yang semasa hidupnya selalu membangkang dan selalu bermaksiat serta membuat kerusakan di tengah masyarakat, maka merekalah yang mendapat siksa Neraka. Sungguh, Mahaadil Allah SWT yang telah menyediakan semua itu.

Allah berfirman dalam Surat Ali Imran : 185, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."

Karenanya, mari kita kembali kepada rumusan hidup, "Apa sebenarnya yang kita cari dalam kehidupan ini?" Jika yang kita cari adalah amaliah dalam bingkai keimanan untuk mendapat ridhaNya, maka akan selalu mengingat firman Allah, "Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu ajal yang diyakini." (QS. Al-Hijr : 99). *kotasantri.com
Baca Selengkapnya..

Mengubah Hudup Menjadi lebih Baik

Benarkah nasib menjadi kaya atau miskin sudah ditetapkan sebelum lahir ke dunia, yaitu di Lauhul Mahfuz? Apakah takdir jadi miskin atau kaya tidak bisa diformat?

Sering kali kita mendengar pertanyaan-pertanyaan sumbang tentang hubungan antara kesuksesan dan nasib. Misalnya, apakah kesuksesan hanya dimiliki oleh mereka yang punya nasib baik sejak lahir? Benarkah nasib menjadi kaya atau miskin sudah ditetapkan sebelum lahir ke dunia, yaitu di Lauh Mahfuz? Apakah takdir jadi miskin atau kaya tidak bisa diformat melalui usaha manusia?

Masalah ini bukanlah masalah yang hanya dirasakan sebagian kecil manusia saja. Sungguh, kita semua terlibat langsung dalam masalah ini. Makanya, kita dituntut untuk memahami sejauh mana hubungan antara usaha manusia dengan takdir yang akan terjadi. Sehingga tidak gampang memberikan vonis terhadap nasib buruk yang terjadi pada diri kita dengan mengatakan, bahwa semuanya sudah ditetapkan Allah sebelum kita dijadikan khalifah di bumi.

Tulisan DR. Muhammad Ghazali ini adalah salah satu buku yang membicarakan tentang hubungan kesuksesan dan nasib manusia. Di dalamnya dibicarakan, mulai dari sifat-sifat manusia sukses, memahami hari-hari yang dimiliki, mengingatkan manusia bahwa hidup sukses dibentuk oleh pikirannya sendiri, mengatasi kecemasan-kecemasan yang sering menghinggapi kehidupan. Juga, perilaku-perilaku manusia yang harus dimiliki setelah sukses ikut juga menjadi pembahasan penulis.

Misalnya, senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan Allah. Tidak pernah lupa bahwa di dalam harta yang dimiliki masih ada hak-hak orang lain yang harus diberikan. Usaha memang kita yang lakukan, tapi tanpa orang lain usaha kita juga tidak akan pernah sampai pada ‘titik’ akhir yang diinginkan.

Selain itu, bahasa yang digunakan penulis cukup sederhana dan jelas, khas aktivis organisasi yang telah berpengalaman puluhan tahun dalam berkomunikasi dan bertemu dengan berbagai orang dengan latar belakang yang beragam, menjadikan buku ini bukan saja mudah dipahami oleh para aktivis organisasi, tetapi juga untuk masyarakat awam yang ingin meraih kesuksesan. Sungguh tepat sekali apa yang ditulis dicover belakang buku, bahwa buku ini bukan untuk semua orang. Namun hanya untuk orang-orang yang belum puas dengan hidupnya saat ini. Buku ini hanya cocok untuk orang yang ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sekarang.

Jadi, buku ini benar-benar layak untuk dimiliki karena dapat memberikan support dan menghilangkan sikap fatalis dalam memahami hasil usaha manusia dan takdir. Karena usaha dan takdir senantiasa berjalan seiring. Jika ‘komponen’ usaha yang dilakukan sempurna, tak pelak lagi takdir yang terjadi akan sesuai dengan usaha tersebut. Karena apa yang tercatat di Lauh Mahfuz bukanlah waktu kapan sukses atau waktu kapan susah, tapi yang tertulis adalah ‘modusnya’.

Karena Lauh Mahfuz adalah kitab yang berisi segala kemungkinan peristiwa yang terjadi di dunia, bukan peristiwa mutlaknya dan juga bukan panjang-pendeknya waktu kesuksesan atau waktu kesusahan. Bahkan buku ini sangat menggarisbawahi, bahwa tidak ada yang bisa mengubah hidup anda kecuali diri sendiri.

Apabila benar-benar mau mengubah hidup menjadi lebih menyenangkan, maka pelajarilah arahan-arahan yang diberikan penulis. Buku ini telah mengubah banyak hidup orang. Sekarang, giliran kita untuk berubah sesuai yang didambakan. [Rahmad Hidayat Nasution, mahasiswa universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Fakultas Syariah Islamiyah, Tingkat IV]

=========

Judul buku : Mengubah Takdir Mengubah Nasib
Pengarang : DR. Muhammad Ghazali
Penerbit : JABAL
Tahun Terbit : cet. IV, Agustus 2006
Tebal buku : 99 halaman
Baca Selengkapnya..

Kamis, 10 Mei 2007

Hari ini Dia, Esok Siapa??

Dari kejauhan Jack terus menekan kuat pedal gas kendaraannya. Ia tidak mau terlambat. Apalagi lampu merah di wilayah yang dilaluinya menyala cukup lama.

Lampu lalu lintas berganti kuning. Sekitar tiga meter menjelang garis putih horisontal di jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang. Haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tidak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya, sambil terus melaju.

PRIIIT!!! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jack menepikan kendaraan sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Hey, itu kan Bob, teman semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega.

Ia melompat keluar dari dalam mobil sambil berkata: “Hai, Bob! Senang sekali ketemu kamu lagi!”. “Hai, Jack,” sapa Bob tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah. Hari ini dia ulang tahun, jadi dia dan anak-anak sudah menyiapkan pesta di rumah. Tentu aku tidak boleh terlambat dong,” kata Jack.

Bob berkata, “Saya mengerti. Tapi sebenarnya saya sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.” Jack mulai gelisah. Ia harus ganti strategi. “Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat tadi lampu kuning masih menyala kok.” Aha.. terkadang berdusta sedikit tentu bisa memperlancar situasi.

”Jack, kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu,” ujar Bob dingin. Dengan wajah ketus, Jack menyerahkan SIM-nya ke Bob lalu masuk ke dalam mobilnya dan menutup kaca jendela. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya.

Tak lama berselang, Bob muncul dan mengetuk kaca mobil Jack. Jack yang kadung kesal dan marah hanya membuka kaca jendela sedikit. Ujarnya mengumpat di dalam hati, “Ah, masa lima senti sudah cukup untuk memasukkan surat tilang?”

Sesudah Jack menerima surat tilang itu dia langsung menekan kembali pedal gas, memacu mobilnya dan cepat berlalu dari tempat tersebut. Tanpa berkata-kata Bob pun kembali ke posnya.

Setelah agak jauh dari tempat kejadian, Jack hendak memasukkan SIM-nya ke
dompet. Saat itu ia terkaget-kaget setelah melihat selembar surat tapi bukan surat tilang. “Surat apa ini? Ini bukan surat tilang! Kenapa ia tidak memberiku surat tilang?” tanya Jack. Seketika itu juga ia langsung meminggirkan mobilnya dan membaca surat dari Bob tadi.

Begini isi surat tersebut:

Halo, Jack. Tahukah kamu aku mempunyai seorang anak perempuan. Anakku satu-satunya. Ia sangat cantik dan lincah. Aku dan istriku sangat menyayanginya. Sayang, ia sudah meninggal karena tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah, saat ia melintas bersama ibunya di zebracross.

Anakku langsung meninggal di tempat. Istriku sampai saat ini mengidap depresi hebat. Pengemudi yang sembrono tadi hanya dihukum penjara selama tiga bulan saja. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi.

Sedangkan aku? Aku kehilangan malaikat kecil kesayanganku. Aku dan istriku masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengaruniai seorang anak lagi, agar dapat kami peluk. Tapi, kondisi istriku tidak memungkinkan.

Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Oh.. betapa sulitnya! Begitu juga kali ini.

Maafkan aku, Jack. Doakan agar permohonan kami mempunyai anak terkabulkan.

Berhati-hatilah saat menyetir.


Dari temanmu,

Bob


Jack kaget sekali saat ia membaca surat Bob. Ia langsung memutar balik mobilnya dan pergi ke pos jaga Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos itu, entah ke mana.

Sepanjang jalan pulang Jack mengemudi dengan hati-hati dan ia berjanji
dalam dirinya untuk menahan diri agar tidak ngebut dan menyetir
ugal-ugalan. Kali ini Ia teringat akan anak-anaknya.



Seorang gadis kecil, di tepi jalan..
Rambut melambai, berpita merah..

Senandung kecil ..la la la.. di bibirnya..
Dalam langkah kecil, seirama kakinya..

Satu perempatan jalan, dilewat sudah..
Si gadis kecil masih berjalan riang..

Di antara roda-roda, yang berputar di jalan..
Setengah batu lagi, sampailah di rumah..

Ketika si gadis melintas di jalan..
Matanya yang manis, mendadak menyala..
Sebuah kereta mesin yang ganas..
Menerjang dan... melindasnya..

Gadis kecil terkapar di aspal panas..
Tinggal menatap ibu bapa, memungutnya..

Sebuah permata keluarga hilang sudah..
Hari ini dia, esok lagi siapa.........

Hari ini dia, esok lagi siapa.........
Hari ini dia, esok lagi siapa.........

Memang, tak selamanya orang harus mengerti kita. Bisa jadi kesukaan kita
adalah kedukaan orang lain. Hidup ini sangat berharga, karena itu jalanilah
dengan penuh hati-hati dan saling menghargai.
* My Quran.com *
Baca Selengkapnya..

Senin, 16 April 2007

Lima Resep Penawar Stres

Stress adalah persoalan yang paling sering menimpa manusia. Entah itu karena pekerjaan, masalah pribadi dan seribu satu persoalan yang lain. Bagi kita yang hidup di negeri orang, yang jauh dari keluarga, yang tidak ada teman bercanda, maka kemungkinan terserang stress jauh lebih besar dari pada yang tinggal di negeri sendiri. Sering untuk mengurangi stress, orang lantas mengambil jalan pintas, minum
obat-obat penenang, dilarikan pada alkhohol, ganja dan lain-lainnya. Bahkan,
yang konyol, ada yang berpendapat, bahwa stress adalah persoalan hidup yang
nggak pernah selesai selama manusia hidup, sehingga akhirnya ditempuh jalan
pintas yang lain, bunuh diri ..

Para jamaah sekalian, Islam sebagai agama, sebagai Ad Deen, tidaklah
melulu hanya mengatur bagaimana cara seorang hamba mengabdikan diri kepada
Khaliknya saja. Islam sebagai cara hidup, juga memberikan pedoman, bagaimana
seharusnya seorang Muslim berperilaku terhadap sesamanya, bagaimana bila
seorang muslim menghadapi persoalan yang rumit, yang tak terselesaikan,
yang menimbulkan stress. Tulisan kami kali ini, adalah ingin memberikan solusi
bagaimana seharusnya jalan yang kita tempuh, pada saat-saat kita dihadapkan
padapersoalan yang membelit pikiran, berdasarkan cara-cara yang Islami, yang
dikembangkan menjadi tradisi bagi kebanyakan orang yang hidup dalam linkungan
pesantren.

Kalau kita ada kesempatan untuk berjalan-jalan
dipelosok desa di Jawa Timur, kemudian menyempatkan diri untuk ikut sholat
magrib berjamaah, maka sebelum sholat dimulai, biasanya dialunkan puji-pujian,
entah itu berupa sholawat, doa, dalam bahasa Arab ataupun dalam bahasa Jawa.
Salah satu puji-pujian yang terkenal, adalah yang bejudul " Tombo Ati"
Yang artinya kurang lebih " Obat hati". Syair tersebut kurang lebih
demikian bunyinya.

" Tombo ati iku limo wernane,
ingkang dihin moco Al Qur'an sak maknane'
kaping pindo dzikir ingkang suwe,
kaping telu ngempet weteng kroso luwe,
kaping papat sholat wengi lakonono,
kaping limo sedulur muslim sambangono,
sapa bisa ngelakoni salah siji,
Insya Allah huta' a'la nyembadani "


Baiklah para jamaah, kita kupas satu persatu, bagaimanakah "obat hati"
yang Islami itu.

1. Yang pertama adalah membaca Al Qur'an dengan disertai pemahaman maknanya.
Al Qur'an adalah bacaan yang paling cocok dalam segala suasana. Pada saat
kita gembira, maka peringatan-peringatan yang ada dalam Al Qur'an akan
mampu menjadi pengerem agar kita tak lupa diri. Demikian pula halnya pada
saat kita sedih, maka dengan membaca Al Qur'an terasa sekali dalam lubuk
hati kita sentuhan kesejukan dari Firman Allah SWT. Kala kita gagal dalam
mencapai sesuatu, maka pesan-pesan dalam Al Qur'an akan mampu menawarkan
kesedihan yang ada dalam hati kita. Dengan membaca Al Qur'an, semangat
yang hampir pudar karena kegagalan insya Allah akan berangsur pulih kembali.

Firman Allah dalam surat Al Israa' ayat 82
" Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman ...."

2. Yang kedua adalah dengan berdzikir yang lama.
Allah SWT berfirman
" ..ingatlah, hanya dengan mengingat Allah.lah hati menjadi tenang "
QS. Ar Rad 28

Kenapa dengan berdzikir ?
Sebab dengan mengingat Allah, maka timbulah tawakkal dan penyerahan diri
kita kepada Allah. Dan kalau toh apa yang hendak kita raih tersebut luput
terpegang tangan, maka dengan kembali mengingat Allah, sadarlah kita,
mungkin apabila keinginan kita tersebut terkabul, justru mudharotlah yang
datang. Dengan demikian yang muncul bukanlah rasa kecewa dan penyesalan,
akan tetapi justru syukur yang dalam pada Allah. Bukankah Allah yang
paling mengetahui keadaan dan kemampuan kita ?

3. Yang ketiga adalah dengan puasa.
Salah satu hikmah puasa, disamping dapat menimbulkan perasaan sosial terha-
dap sesama, adalah untuk kesehatan. Bukti-bukti cukup banyak, bahwa orang
orang yang mengidap mag, malah sembuh bila berpuasa, padahal menurut ilmu
kedokteran seharusnya orang yang mengidap mag menjaga makannya agar teratur
dan tidak telat.
Penulis sendiri juga mengalami, gangguan pencernaan yang tak kunjung
reda, malah sembuh dengan membiasakan puasa sunah.
Ditinjau dari segi kejiwaanpun puasa ternyata mempunyai efek yang baik seka-
li. sebab dengan puasa, secara tidak langsung seseorang dilatih untuk dapat
mengendalikan tuntutan hawa nafsu yang cenderung untuk melakukan hal-hal
yang sesat.
Dilain pihak, dengan berpuasa, seseorang akan jadi merasa lebih dekat dengan
Allah, sehingga merasa lebih aman dan tenteram.

4. Yang ke empat ialah shalat malam.
Shalat tahajut, meskipun tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk melaku-
kannya. Banyak ayat dalam Al Qur'an yang menujukkan betapa penghargaan Tuhan
terhadap hamba-hambaNya yang datang menemuiNya, pada saat hamba-hamba yang
lain lelap dalam tidur. Allah menjajikan, terhadap orang-orang yang berse-
gera menuju keridhaanNya, suatu derajat yang tinggi.
" Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajutlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat
yang terpuji "
QS Al Israa' 79
5. Yang kelima ialah mengunjungi saudara sesama muslim. Banyak sekali hikmah
yang dapat dikaji dari silaturahmi terhadap sesama saudara muslim ini.
Dengan bersilaturami, maka ukhuwah yang hampir retak akan kembali utuh.
Dengan bersilaturami, maka berbagai persoalan yang membelit kepala insya
Allah akan dapat dicarikan penyelesaiannya. Dengan bersilaturahmi, kita
dapat saling berbagi suka dan duka, berbagi kesedihan, mencurahkan pera-
saan, sehingga beban berat yang menghimpit, akan terasa lebih ringan,
karena kita tidak sendiri. Disamping itu, saling pesan dalam kebenaran dan
kesabaran hanya mungkin terlaksana apabila tali ukhuwah tetap terjalin.
Tersebut dalam Hadist riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda

" Diantara hamba-hamba Allah ada sekelompok orang yang bukan nabi dan
syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa tergiur dengan keadaan mere
ka,karena kedudukannya yang mulia di sisi Allah. Para sahabat bertanya,
" Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu ?". Jawab beliau : "Mereka adalah
sekelompok orang yang memadu cinta kasih dalam mencari keridhaan Allah,
yang diantara mereka tidak ada hubungan kerabat dan tidak ada tujuan
duniawi. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, sedangkan mereka tidak
merasa khawatir dan takut ketika orang lain dilanda perasaan khawatir dan
takut. Mereka tidak berduka cita ketika orang lain menderita "

Demikianlah para jamaah, lima macam resep pengusir kegundahan hati.
Insya Allah bila kita dapat melaksanakan salah satu dari ke lima diatas, Allah
akan menghapus segala kesedihan dan kegundahan dari hati kita.
Akhirnya, marilah kita berdoa agar Allah senantiasa memberi kita kekuatan,
memberi kita kelapangan, sehingga kita dapat meniti kehidupan ini dengan
segala perasaan damai, dengan tenteram dan dijauhkan dari persoalan-persoalan
yang membelit jiwa.
Marilah saudaraku, kita datangi apa yang disunahkan Allah setelah kita melaksa-
nakan apa yang diwajibkanNya. Insya Allah, dengan memperbanyak melakukan yang
sunnah akanlah dapat kita rasakan, bagaimana sejuk dan manisnya buah iman,
sehingga
agama yang kita peluk ini, tidak tampak sebagai rentetan kewajiban dan
larangan, saja, akan tetapi penyejuk hati yang amat dibutuhkan setiap insan.

Wassalam,
Muhammad Nurhuda
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (24) Habis

PENUTUP

Rosulullooh s.a.w. bersabda:
SHOLATLAH!!!!
SEBAGAIMANA KAMU SEKALIAN MELIHAT AKU SHOLAT.
(Bukhori).

Didalam sholat, WANITA melakukan seperti yang dilakukan LAKI-LAKI.
(Ibnu Abi Syaibah --->sahih).

Adapun hadiest yang menerangkan bahwa:

wanita menghimpitkan tangannya pada waktu sujud, yakni tidak seperti apa
yang dilakukan laki-laki, adalah hadiest MURSAL (sanadnya tidak melalui
sahabat langsung kepada nabi). Sehingga dikatakan Al-Albani: tidak benar.
Dan pendapat ini sesuai dengan yan g diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam
Al-Marasil dari Yazid bin Abi Habib.

tammat

ALHAMDULILLAAHI ROBBIL 'AALAMIIN


SUB-HAANALLOOHI WABIHAMDIH
(Maha Suci Allah dan aku memujiNYA)

SUB-HAANAKAL-LOOHUMMA WABIHAMDIK
(Maha Suci Engkau Ya Allah dan aku memujiMU)

ASY-HADU ALLAA ILAAHA ILLAA ANG-TA ASTAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK
(Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah melainkan ENGKAU, aku memohonampunanMu
dan aku bertaubat kepadaMU)

Ya Allah, berilah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad.
Dan Berilah berkat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad
Sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan dan berkat kepada Ibrohim
dan kepada keluarga Ibrohim Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia.

Alloohumma a'innii 'alaa dzikrika wasyuk-rika wahusni 'ibaadatik

Ya Allah, tolonglah akan daku untuk mengingatMU dan bersyukur kepadaMU
serta BER IBADAH YANG BAIK kepadaMU.

Billaahi taufiq wal hidayah

Wassalamu 'alaikum wr.wb.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (23)

MACAM-MACAM DO'A SEBELUM SALAM (lanjutan)

8. Diriwiyatkan bahwa beliau s.a..w. mendengar bahwa seorang laki-laki
mengucapkan di dalam tasyahhudnya : Alloohumma innii as-aluka yaa-Alloohu
[:yallooh], al-waahidul-ahadush-shomadul-ladzii lamyalid walam yuulad
walam yakullahu kufuwan ahad, ang-tagh-firolii dzunuubii innaka
ang-tal-ghofuurur-rohiim.

=Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMU ya Allah, [dalam riwayat lain
: dengan Allah] Yang Maha Esa, Yang Maha Esa Tuhan Yang bergantung
kepadaNya segala sesuatu, Yang tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
dan tiada seoran[un yang setara dengan DIA, agar Engkau mengampuni
dosa-dosaku. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Maka Rosulullooh s.a.w. bersabda: Ia telah diampuni, Ia telah
diampuni. (Abu Dawud, Nasa'i, Ahmad dan Ibnu Khuzaimah --->sahih).

9. Diriwayatkan bahwa beliau s.a.w. mendengar orang lain lagi
mengucapkannya di dalam tasyahhudnya: Alloohumma innii as-aluka bi-annaka
lakal-hamdu laa ilaaha illaa ang-ta, wah-daka laa syariikalakal-mannaan.
Yaa badii'as-samaawaati wal-ardh, Yaa dzal-jalaali wal-akroom, Yaa hayyu
Yaa qoyyuumu innii as-alukal-jannata wa-a-'uudzu-bika minan-narr.

= Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMUbahwa sesungguhnya Engkau
memiliki segala puji. Tidak ilah selain Engkau semata-mata, tidak ada
sekutu bagiMU, Pemberi Karunia. Wahai Pencipta langit dan bumi, wahai
Dzat Yang memiliki keagungan dan kemuliaan , wahai Yang Hidup dan Yang
Berdiri sendiri, sesungguhnya aku memohon kepadaMU surga dan aku
berlindung kepadaMU dari neraka. Maka Rosulullooh Muhammad s.a.w. bersabda
kepada sahabat-sahabatnya: TAHUKAN KALIAN, DENGAN APA IA MEMOHON ? Mereka
(para sahabat) menjawab :ALLOOHU WAROSUULUHU A'LAM (Allah dan RosulNya
yang lebih tahu). Nabi s.a.w. bersabda: Demi Dzat yan jiwaku berada dalam
kekuasaanNYA, sesungguhnya dia (orang ini) telah memohon kepada Allah
dengan namanNYA Yang Maha Agung (bismihil'azhiim) [dalam riwayat lain:
yang paling Agung] yang apabila DIA dipanggil dengannya, maka DIA
mengijabah, da n apabila DIA dimohon dengannya, maka DIA memberi. (Abu
Dawud, Nasa'i, Ahmad dan Bukhori; Thobroni dan Ibnu Mandah --->sahih).

* Hanya milik Allah ASMA-UL HUSNA, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
MENYEBUT ASMA-UL HUSNA itu dan TINGGALKANLAH ORANG-ORANG YANG MENYIMPANG
dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan. (QS. 7:180)

*Rosulullooh s.a.w. ditanya: Pada waktu apa do'a (manusia) lebih didengar
(oleh Allah)? Rosulullooh s.a.w. menjawab: Pada tengah malam dan PADA
AKHIR TIAP SHOLAT FARDHU (sebelum salam). (Mashobih As-Sunnah).

10. Di antara kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Rosulullooh Muhammad
s.a.w. di antara tasyahhud dan salam adalah : Alloohummagh-firlii maa
qoddamtu wamaa akh-khortu wamaa asrortu wamaa a'lang-tu wamaa as-roftu
wamaa ang-ta a'lamu bihii minnii, Ang-tal- muqoddimu wa ang-tal-
mu-akh-khiru laa ilaaha illaa ang-ta.

= Ya Allah, ampunilah aku dari apa-apa yang telah aku lakukan dan apa-apa
yang belum aku lakukan, dari apa-apa yang aku sembunyikan dan apa-apa yang
aku nyatakan serta apa-apa yang aku lebih-lebihkan, dan dari apa-apa yang
Engkau lebih mengetahui tentangn ya daripada aku. Engkaulah Yang
Mendahului dan Engkaulah Yang Mengakhiri, tidak ada ilah selain Engkau.
(Muslim dan Abu 'Uwanah).

SALAM

Diriwiyatkan bahwa :
Rosulullooh s.a.w. mengucapkan salam ke sebelah kanannya,
ASSALAAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI [WABAROKAATUH]

= mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta
rahmat Allah (dalam riwayat lain: kadangkala ditambahkan: dan berkatNYA)
sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan kesebelah kiri beliau
s.a.w. mengucapkan:

ASSALAAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOH

= mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta
rahmat Allah. sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kiri. (Abu Dawud,
Nasa'i dan Tirmidzi --->sahih). (Tambahan tersebut diriwayatkan (Abu Dawud
dan Ibnu Khuzaimah --->sahih).

Diriwayatkan bahwa :
Apabila beliau s.a.w. berpaling kesebelah kanan mengucapkan:
ASSALAAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOH

= mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta
rahmat Allah. maka kadang-kadang beliau s.a.w. memperpendek ucapannya
ketika berpaling ke sebelah kiri:

ASSALAAMU 'ALAIKUM

= mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian. (Nasa'i,
Ahamd dan As-Siraj --->sahih).

Dan kadangkala, beliau mengucapkan salam satu kali salam, yaitu:
ASSALAAMU 'ALAIKUM

= mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian dengan
mengarahkan wajahnya miring kesebelah kanan sedikit. (Ibnu Khuzaimah,
Baihaqi dan Adh-Dhiya'; Al-Ghoni Al-Maqdisi; Ahmad, Thobroni dan
Baihaqi---.sahih).

Mereka (para sahabat) memberikan isyarat dengan tangan-tangan mereka
apabila mereka mengucapkan salam ke sebelah kanan dan kiri. Kemudian
Rosulullooh s.a.w. melihat mereka, maka beliau s.a.w. bersabda:

Mengapa kamu sekalian memberikan isyarat dengan tangan-tangan kamu,
seakan-akan tangan-tangan kamu itu buntut-buntut kuda yang tidak pernah
diam?! Apabila salah seorang di antara kamu mengucapkan salam, maka
hendaklah ia berpaling kepada kawannya dan jang anlah memberikan isyarat
dengan tangannya. (Sehingga) Tatkala mereka sholat bersama beliau lagi,
mereka tidak melakukan hal itu lagi. (Dalam riwayat lain dikatakan:
Sesungguhnya cukup bagi salah seorang di antara kamu untuk meletakkan
tangannya di atas pa hanya, kemudian memberi salam kepada saudaranya yang
berada di sebelah kanannya dan disebelah kirinya. (Muslim, Abu 'Uwanah,
As-Siraj, Ibnu Khuzaimah dan Ath-Thobroni).

Walloohu a'lamu bish-showaab.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (22)

MEMOHON PERLINDUNGAN DARI EMPAT PERKARA SEBELUM BERDO'A

Rosulullooh s.a.w. bersabda:

Apabila salah seorang di antara kamu selesai dari (membaca) tasyahhud
akhir, maka hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari empat
perkara, yaitu : Alloohumma innii a'uu-dzubika min 'a-dzaabi jahannam,
wamin 'a-dzaabil-qobri, waming-fitnatil- mahyaa wal-mamaati ming-syarri
fitnatil-masiihid-dajjaal.

=Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMU dari siksaan jahannam,
dari siksaan kubur, dan dari cobaan hidup serta cobaan mati, dan dari
kejahatan cobaan Al-Masih yag menjadi Dajjal. Kemudian ia berdo'a untuk
dirinya sekehendaknya. (Muslim, Abu 'Uwan ah, Nasa'i dan Ibnul-Jarud).

Rosulullooh s.a.w. berdo'a dengan do'a tersebut di dalam tasyahhudnya.
(Abu Dawud dan Ahmad --->sahih).

Beliau s.a.w. mengajarkan (do'a itu) kepada para sahabat ra. sebagaimana
beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada mereka. (Muslim dan Abu
'Uwanah).

MACAM-MACAM DO'A SEBELUM SALAM

Beliau s.a.w. memerintahkan kepada orang yang SHOLAT untuk memilih
do'a-do'a itu sekehendaknya. (Bukhori dan Muslim).
*perlu diingat bahwa tempat yang utama untuk berdo'a di dalam sholat
adalah sujud dan tasyahhud, sebagaimana penjelasan terdahulu.

Macam-macam do'a sebelum salam:

1. Alloohumma innii a'uu-dzubika min 'a-dzaabil-qobri, wa a'uu-dzubika
ming- fitnatil-masiihid-dajjaal, wa a'uu-dzubika ming- fitnatil-mahyaa
wal-mamaat, Alloohumma innii a'uu-dzubika minal-ma'tsami wal-magh-rom.

=Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMU dari siksa kubur, dan aku
berlindung kepadaMU dari kejahatan cobaan Al-Masih yang menjadi Dajjal,
aku berlindung kepadaMU dari cobaan hidup dan mati. Ya Allah sesungguhnya
aku berlindung kepadaMU dari dosa dan hutang. (Bukhori dan Muslim).

2. Alloohumma innii a'uu-dzubika ming-syarrimaa 'amiltu wa ming-syarri
maalam a'mal [ba'd(u)].

=Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMU dari kejahatan apa yang
telah aku perbuat dan dari kejahatan apa yang belum aku perbuat
[kemudian]. (Nasa'i --->sahih).

3. Alloohumma haasibnii hisaabay-yasiiroo.

=Ya Allah perhitungkan (semua amalanku) dengan perhitungan yang mudah. .
(Ahmad dan Hakim --->sahih).

4. Alloohumma bi'ilmikal-ghoibi wa qud-ratika 'alal-kholq, ah-yinii maa
'ilmatil-hayaatu khoirollii, watawaf-fanii i-dzaa kaanatil-wafaatu
khoirollii. Alloohumma wa as-aluka khosy-yataka fil-ghoibi wasy-syahaadah,
wa as-aluka kalimatal-haqq, [: 'l-hukmi] wal'ad-li fil-gho-dhobi war-ridho
wa as-alukal-qash-da fil-faq-ri wal-ghinaa, wa as-aluka na'iiman laa
yubiid, wa as-aluka qurrota'ainin laa tang-fud, walaa tang-qo-thi' wa
as-alukar-ridhoo ba'dal-qo-dhoo-i wa as-aluka bardal'aisyi ba'dal-maut, wa
as-aluk a ladz-dzatan-nazh-ri ilaa waj-hik, wa as-alukasy- syawqo ilaa
liqoo-ika fiighoiri dhorroo-im-mu-dhirroh, walaa fit-natim-mudh-dhillah.
Alloohumma zay-yinnaa biziinatil-iimaani waj'alnaa hudaatam-muhtadiin..

=Ya Allah, dengan pengetahuanMU tentang alam ghoib dan kekuasaanMU atas
makhluk-makhluk, hidupkanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa kehidupan
itu baik bagiku dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku. Ya
Allah, dan aku memohon kepadaMU untuk tak ut kepadaMU di alam ghoib dan
alam nyata, dan aku memohon kepadaMU kebenaran [dalam riwayat lain:
keputusan] dan keadilan di dalam marah serta keridho-an, dan aku memohon
kepadaMU kesederhanaan di dalam kefakiran dan kekayaan, dan aku memohon
kepadaMU ni' mat yang tidak punah, dan aku memohon kepadaMU kesenangan
yang tidak habis dan tidak terputus, dan aku memohon kepadaMU untuk ridho
menerima ketentuan, dan aku memohon kepadaMU untuk dihidupkan kembali
setelah mati, dan aku memohon kepadaMU ni'matnya mema ndang wajahMU dan
aku memohon kepadaMU agar aku merasa untuk rindu bertemu denganMU, bukan
di dalam kesengsaraan yang membahayakan dan bukan pula pada waktu
menghadapi kejahatan yang menyesatkan. Ya Allah hiasilah kami dengan
hiasan keimanan dan jadikanl ah kami orang-orang yang memberikan petunjuk
dan mendapatkan petunjuk. (Nasa'i dan Hakim --->sahih).

5. Rosulullooh s.a.w. mengajar Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk mengucapkan:

Alloohumma innii zholamtu nafsii zhulmang-ka-tsiiroo, walaa
yagh-firuudz-dzunuuba illaa ant-ta fagh-firlii magh-firootam-min'ing-dika
warhamnii, innaka ang-tal-ghofuurur-rohiim.

= Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak menganiaya diriku sendiri. Dan
tidak ada yang mengampuni dosa-dosa, selain daripada Engkau, maka berilah
aku ampunan dari hadhiratMU dan kasihanilah aku, sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun lagi Maha Pengasih. (Buk hori dan Muslim).

6. Beliau s.a.w. memerintahkan kepada Aisyah ra. untuk mengucapkan :

Alloohumma innii as-aluka minal-khoiri kullihii 'aajilihi waaa-jilihi
maa'alimtu minhu wamaa lam'alam, wa a'uu-dzubika minasy-syarri kullihi
'aajilihi waaa-jilihi maa'alimtu minhu wamaa lam'alam, wa as-alukal- [:
Alloohumma innii as-alukal-] jannata wamaa qorroba ilaihaa ming-qowlin
au'amal, wa a'uu-dzubika minan-naari wamaa qorrobaa ilaihaa ming-qowlin
au'amal, , wa as-aluka [: Alloohumma innii as-aluka] minal-khoiri maa
sa-alaka 'ab-duka warosuuluka muhammad, wa a'uu-dzubika ming-syarri
mas-ta'aadzaka minhu 'ab-duka warosuuluka muhammad, shollolloohu 'alaihi
wasallam, wa as-aluka maa qodhoitalii min amri-ang-taj-'ala 'aaqibatahulii
rusy-daa.

=Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMU kebaikan seluruhnya di dunia
dan di akhirat, baik yang telah aku ketahui maupun yang belum aku ketahui.
Dan aku berlindung kepadaMU dari kejahatan seluruhnya di dunia dan di
akhirat, baik yang telah aku ketahu i maupun yang belum aku ketahui. Dan
aku memohon kepadaMU [dalam riwayat lain: Ya Allah, sesungguhnya aku
memohon kepadaMU] surga, dan apa-apa yang mendekatkan aku kepadanya,
berupa perkataan dan perbuatan. Dan aku berlindung kepadaMU dari neraka
dan ap a-apa yang mendekatkan aku kepadanya, berupa perkataan dan
perbuatan. Dan aku memohon kepadaMU [dalam riwayat lain: Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kepadaMU] dari kebaikan yang dimohonkan kepadaMU
oleh hambaMU dan RosulMU Muhammad. Dan aku berlindung kepdaMU dari
kejahatan yang dimohonkan perlindungannya dariMU oleh hambaMU dan RosulMU
Muhammad s.a.w.. Dan aku memohon kepadaMU agar Engkau menjadikan akibat
suatu perkara yang telah Engkau putuskan bagiku itu baik bagiku.

7. Diriwayatkan bahwa :

Beliau s.a.w. berkata kepada seorang laki-laki: Apa yang engkau ucapkan di
dalam sholat?. Laki-laki itu menjawab: Aku mengucapkan syahadat,
kemudian aku memohon surga kepada Allah dan berlindung kepadaNYA dari
neraka. Demi Allah, alangkah baiknya apa yang engkau bisikkan itu dan
bukannya yang dibisikkan oleh Mu'adz. Rosulullooh s.a.w. bersabda, Kami
membisikkan di antara bisikan-bisikan itu. (Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu
Khuzaimah --->sahih).

Walloohu a'lamu bish-showaab.
Baca Selengkapnya..

Sifat shalat Rasululah SAW (21)

MACAM-MACAM SHOLAWAT ATAS NABI S.A.W.

1. Alloohumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa aali bai-tihii, wa 'alaa
az-waajihii wa-dzurriy-yatihii, Kamaa shollaita 'alaa aali ib-roohiim,
innaka hamiidum-majiid. Wabaarik 'alaa muhammad wa 'alaa aali bai-tihii,
wa 'alaa az-waajihii wa-dzurriy-yatihii, kamaa-baarokta 'alaa aali
ib-roohiim, innaka hamiidum-majiid. =Ya Allah berilah kebahagiaan kepada
Nabi Muhammad, kepada ahli baitnya, kepada istri-istrinya dan
keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada
keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan
berikanlah ber kah kepada Muhammad, kepada ahli baitnya, kepada
istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan
berkah kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi
Maha Mulia. Doa ini beliau s.a.w. ucapkan atas dirinya sendiri. (Ahmad
dan Ath-Thohawi --->sahih).

2. Alloohumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad. Kamaa
shollaita 'alaa ib-roohiim wa 'alaa aali ib-roohiim, innaka
hamiidum-majiid. Alloohumma baarik 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad,
kamaa-baarokta 'alaa ib-roohiim wa 'alaa aali ib-roohi im, innaka
hamiidum-majiid. =Ya Allah berilah kebahagiaan dan kepada Muhammad dan
kepada Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan
kepada Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah berilah berkah kepada M uhammad dan
kepada Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah
kepada Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. (Bukhori, Ath-Thohawi , Baihaqi dan
Ahmad;Nasa'i; Bukhori, Muslim dan Al-Humai di dan Ibnu Mandah).

3. Alloohumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad. Kamaa
shollaita 'alaa aali ib-roohiim wa aali ib-roohiim, innaka
hamiidum-majiid. Wabaarik 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad,
kamaa-baarokta 'alaa aali ib-roohim wa aali ib-roohiim, innaka ha
miidum-majiid. =Ya Allah berilah kebahagiaan dan kepada Muhammad dan
kepada Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan
kepada Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berikanlah berkah kepada Muh ammad dan kepada
Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada
Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji
lagi Maha Mulia. (Ahmad, Nasa'i dan Abu Ya'la --->sahih).

4. Alloohumma sholli 'alaa muhammadin-nabiyyil-ummiyyi wa 'alaa aali
muhammad. Kamaa shollaita 'alaa aali muhammad, kamaa shollaita 'alaa aali
ib-roohiim. Wa baarik 'alaa muhammadin-nabiyyil-ummiyyi wa 'alaa aali
muhammad, kamaa-baarokta 'alaa aali ib-roo hiima fil'aalamiina innaka
hamiidum-majiid. =Ya Allah berilah kebahagiaan dan kepada Muhammad Nabi
yang ummiy dan kepada Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah
memberikan kebahagiaan kepada Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Dan
berikanlah berkah kepada Muhammad Nabi yang ummiy dan kepada Ke luarga
Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada Ibrohim dan
kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia. (Muslim, Abu 'Uwanah dan Ibnu Syaibah; Abu Dawud).

5. Alloohumma sholli 'alaa muhammadin 'ab-dika warosuulik, Kamaa shollaita
'alaa aali ib-roohiim, wa baarik 'alaa muhammadin 'ab-dika warosuulika wa
'alaa aali muhammad, kamaa-baarokta 'alaa ib-roohiima wa 'alaa aali
ib-roohiim. =Ya Allah berilah kebahagiaan dan kepada Muhammad hambaMU dan
RosulMU, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga
Ibrohim. Dan berikanlah berkah kepada Muhammad hambaMU dan RosulMU dan
kepada Keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau tela h memberikan berkah
kepada Ibrohim dan kepada keluarga Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. ((Bukhori, Nasa'i, Ath-Thohawi, Ahmad dan Isma'il
Al-Qodli).

6. Alloohumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa az-waajihii
wa-dzurriy-yatihii. Kamaa shollaita 'alaa aali ib-roohiim. Wabaarik 'alaa
muhammadiw- wa 'alaa az-waajihii wa-dzurriy-yatihii. Kamaa-baarokta 'alaa
aali ib-roohiim, innaka hamiidum-majiid. =Ya Allah berikanlah kebahagiaan
kepada Muhammad dan kepada istri-istrinya serta keturunannya, sebagaimana
Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga Ibrohim. Dan
berikanlah berkah kepada Muhammad dan kepada istri-istrinya serta
keturunannya, seb agaimana Engkau telah memberikan berkah kepada keluarga
Ibrohim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (Bukhori dan
Muslim).

7. Alloohumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad, Wabaarik 'alaa
muhammad, wa 'alaa aali muhammad. Kamaa shollaita Wabaarokta 'alaa
ib-roohiima wa aali ib-roohiim, innaka hamiidum-majiid. =Ya Allah berilah
kebahagiaan dan kepada Muhammad dan kepada Keluarga Muhammad, dan
berikanlah berkah kepada Muhammad dan kepada Keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan dan berkah kepada Ibrohim
dan kepada keluarga Ibrohim. Sesu ngguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia. (Ath-Thohawi dan Abu Sa'id bin Al-A'rabi --->sahih).

BANGKIT PADA RAKA'AT KETIGA

Kemudian Rosulullooh s.a.w. bangkit pada raka'at ketiga sambil bertakbir
(Bukhori dan Muslim) [lalu berdiri. (Abu Ya'la)]

Rosulullooh s.a.w. mengangkat kedua tangannya. (Bukhori dan Muslim).

Yang lainnya sama dengan penjelasan pada raka'at pertama dengan
perbedaan-perbedaan yang dijelaskan pada awal serial tulisan ini.

BANGKIT PADA RAKA'AT KEEMPAT

Apabila beliau s.a.w. hendak berdiri pada raka'at ke-empat, maka beliau
mengucapkan "Alloohu Akbar". (Bukhori dan Abu Dawud).

Rosulullooh s.a.w. mengangkat kedua tangannya. (Abu 'Uwanah dan Nasa'i
--->sahih).

Duduk istirahat tetap ada sebagaimana dalam serial no.18. yaitu: Beliau
s.a.w. duduk lurus di atas kaki kirinya sambil beri'tidal, sehingga setiap
tulang kembali ke tempatnya. Kemudian beliau berdiri sambil
bersandar(bertelekan) kepada tanah dengan kedua tangannya. (Bukhori dan
Abu Dawud).

Selanjutnya sama dengan raka'at lainnya.

Kemudian, setelah beliau s.a.w. menyempurnakan raka'at keempat, maka
beliau duduk untuk melakukan TASYAHHUD AKHIR.

Bacaannya serupa dengan penjelasan pada tasyahhud pertama kecuali cara
duduk.

Didalam tasyahhud akhir ini beliau s.a.w. duduk dengan tawarruk.
(Bukhori), yakni: Beliau s.a.w. melapangkan pangkal pahanya yang sebelah
kiri ketanah dan mengeluarkan kedua kakinya ke satu arah. (Abu Dawud dan
Baihaqi --->sahih), yakni:
Beliau s.a.w. meletakkan kaki kirinya di bawah
paha dan betisnya (yang kanan). (Muslim dan Abu 'Uwanah), sambil:
Beliaus.a.w. menegakkan kaki kanannya. (Bukhori), dan kadangkala:
Beliau s.a.w.membentangkannya. (Muslim dan Abu 'Uwanah), sambil:
Beliau s.a.w.menekankan telapak tangannya yang sebelah kiri kepada
lututnyasambil menekannya. (Muslim dan Abu 'Uwanah).
Hal-hal lainnya serupa dengan kedudukan tasyahhud pertama.

MEMOHON PERLINDUNGAN DARI EMPAT PERKARA SEBELUM BERDO'A

Rosulullooh s.a.w. bersabda: Apabila salah seorang di antara kamu selesai
dari (membaca) tasyahhud akhir, maka hendaklah ia memohon perlindungan
kepada Allah dari empat perkara, yaitu :
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMU dari siksaan jahannam,
dari siksaan kubur, dan dari cobaan hidup serta cobaan mati, dan dari
kejahatan cobaan Al-Masih yang menjadi Dajjal.
Kemudian ia berdo'a untuk dirinya sekehendaknya. (Muslim,
Abu 'Uwanah, Nasa'i dan Ibnul-Jarud).

Walloohu a'lamu bish-showaab.
Baca Selengkapnya..